Pages

Senin, 29 November 2010

Forum Komunikasi, Jembatan Demokrasi!

Selasa (16/10) telah diadakan Forkam Fikom Untar di gedung utama lantai 11, ruang 1106. Forkam ini diadakan oleh DPM dan merupakan tempat dimana mahasiswa bisa menyampaikan aspirasi mereka dalam bentuk saran, kritik maupun pertanyaan. Forkam ini dihadiri oleh dekan, pudek serta beberapa dosen lainnya. Tentu saja, dalam kegiatan ini mahasiswa/i pun ikut berpartisipasi.


Kegiatan ini berlangsung cukup lancar dan menarik. Kegiatan ini terdapat 2 sesi, sesi pertama membicarakan tentang sisi akademis sedangkan sesi kedua membicarakan tentang non-akademis. Ada beberapa mahasiswa yang mengajukan pertanyaan. Ada yang menanyakan tentang dosen pengganti, akreditasi Fikom sendiri, semester pendek serta keluhan tentang keefektifan pengisian KRRS online, dosen pembimbing.

Namun ada hal lain yang sedang ‘hot’ terjadi di Fikom ini yaitu munculnya sebuah akun Facebook yang mengomentari kinerja dari Fikom. Tetapi sampai sekarang belum diketahui siapa pemilik dari akun tersebut.

Pada intinya mungkin hampir seluruh mahasiswa/i Fikom yang hadir di Forkam tersebut menunggu-nunggu kejelasan tentang kabar akan pindahnya kegiatan kuliah Fikom ke gedung II. Terlihat pula bahwa hampir seluruh mahasiswa/i tidak menyetujui tentang kepindahan tersebut. Memang masih belum ada kejelasan, namun para dosen memberikan tanggapan bahwa keputusan ini diambil karena keterbatasan ruangan.

Kemunculan kabar tentang kepindahan Fikom tersebut membuat kekompakan warga Fikom semakin terlihat. Entah keputusannya bagaimana, tapi sebagai warga Fikom sebaiknya kita terus memajukan Fikom kita untuk lebih baik lagi. Hidup Fikom!! (Ivana Fedora/Oranye)

Henry Sugiono, Antara Bisnis dan Hobi

Henry Sugiono sempat 1 tahun kuliah di Untar. Lalu memutuskan untuk pergi ke Australia, menuntut ilmu di negeri kangguru itu. Dengan biayanya sendiri, Henri kuliah Computer Programmer di Australia. Namun, Henry belum menemukan passion hidupnya. Saat ini, dia sama sekali tidak menyentuh bidang pemograman komputer sebagai pekerjaan ataupun kesehariannya.


Henry, Senin, 15 Oktober 2010 yang lalu menyempatkan mampir ke Fakultas Ilmu Komunikasi. Dosen Etika dan Pengembangan Kepribadian, Chelsea Gozali, mengundangnya untuk sharing session di kelas. Sebelum berbagi pengalaman, Henry memutarkan sebuah video berisi slide foto-foto. Awalnya mahasiswa di kelas bingung. Ternyata, di tengah kesibukannya, Henry memiliki hobi fotografi dan backpacker.

Henry sendiri lebih nyaman menganggap fotografer dan backpacker hanya sebagai hobinya saja. Dia lebih tepatnya adalah seorang pengusaha. Pria yang sempat bekerja di Jepang dan Amerika ini telah memiliki perusahaan sendiri. Perusahaan ini sudah 6 tahun memiliki kantor sendiri dan bergerak di bidang cargo dan shipping.

Henry Sugiono saat memberikan kuliah di kelas Fikom Untar
Setelah banyak menuturkan tentang kecintaannya pada fotografi dan travelling, Henry pun berbagi tips tentang wawancara kerja, topik yang sedang dibahas di mata kuliah Etika dan Pengembangan Kepribadian. Henry telah banyak melakukan wawancara kerja dengan calon karyawannya dari berbagai latar belakang kebangsaan. Perusahaan yang dimilikinya memang lebih pada multinational company.

“Yang penting Anda jujur!” ujar Henry. Menurutnya dengan kejujuran, kita harus mendapat kepercayaan dari perusahaan. Dan itu menjadi poin penting baginya.

Henry menegaskan lagi bahwa sebagai calon karyawan di perusahaan itu, kita harus memberikan keyakinan bahwa kita memiliki kapabilitas atau potensi untuk bekerja di situ.

Berbagai tips kecil lainnya dituturkan oleh Henry. Mengenai passion hidupnya, Henry menambahkan pembelajaran. Setiap kepingan hidup harus diisi dengan belajar. Pengalaman hidup, aktivitas sosial, dan sebagainya akan memperkaya pembelajaran kita sehingga bisa memutuskan passion kita. (SUWITO/ORANYE)

Kamis, 18 November 2010

Filsafat Timur dari Lao Tzu

Gambar: shaolin.org
Salah satu filsuf ternama dari Negeri China, Lao Tzu, ternyata memiliki seorang guru bernama Chang Cong (Pin Yin: Qang Zhong) . Lao Tzu adalah murid kesayangan Chang Cong. Dengan bimbingannya, Lao Tzu menjadi tokoh ajaran Taoisme yang terkemuka dalam sejarah peradaban China.

Suatu ketika Chang Cong menderita penyakit keras. Mendengar kabar itu, Lao Tzu datang menjenguk gurunya. Ternyata Chang Cong sudah mendekati akhir hidupnya.

“Guru, apa nasihat Guru kepada saya?” Tanya Lao Tzu.

“Tak perlu kau bertanya! Guru akan berpesan kepadamu,” kata Chang Cong.

“Apa itu?”

“Kamu harus turun dari keretamu ketika kamu melewati kampung halamanmu!” Ujar Chang Cong.

“Iya guru, itu berarti manusia tidak boleh melupakan asal usulnya!”

“Lalu, ketika kamu melihat pohon yang besar dan tinggi, kamu harus mengaguminya!” Lanjut Sang Guru.

“Ya…, ini berarti saya harus selalu menghormati orang yang lebih tua,” ujar Lao Tzu.

Dengan suara yang kecil dan berserak Chang Cong melanjutkan pesannya seraya membuka mulut dengan susahnya.

“Lihat lah ke dalam mulut guru, apakah kamu melihat lidah guru?” Tanya Chang Cong.

“Ya…, saya melihatnya!”

“Apakah kamu melihat gigi guru?”

“Tidak, saya tidak melihatnya, Guru!”

“Kamu tahu apa artinya?” Tanya Chang Cong.

“Ehmmm…, saya rasa…,” kata Lao Tzu sambil berpikir tentang sesuatu.

“Lidah tetap ada karena lunak dan lembut, sedangkan gigi bisa hancur karena keras…,” sambung Lao Tzu menjawab pertanyaan gurunya.

“Ya…, muridku, itu lah kearifan dunia. Tak ada yang bisa guru ajarkan lagi padamu. Hanya itu.” Kata Chang Cong menutup pembicaraan mereka.

Dan di kemudian hari Lao Tzu bersabda “Tak ada satu pun di dunia ini yang selembut air. Tak ada pula yang bisa mengunggulinya dalam melawan yang keras. Yang lunak dan lembut mengalahkan yang keras dan kuat. Hampir semua orang mengetahuinya. Namun, sedikit yang bisa menjalankannya.



_Shou Yuan (Abad I S.M.), diceritakan kembali berdasarkan karya Michael C. Tang.

________________________________________________________________________

Ehm, berdasarkan cerita tadi, makin pahamlah saya bahwa kita jangan pernah melawan kekerasan dengan kekerasan, seperti tawuran misalnya. Kekuasaan pun jangan pernah dilawan dengan anarkisme. Semuanya harus dihadapi dengan kelunakan cara perpikir kita dan hati yang lembut. Benar kata sebagian orang, anarkisme/kekerasan tak akan menyelesaikan masalah. Ternyata pernyataan ini sudah ada pada abad I S.M. Namun, benar juga kata Lao Tzu, tak banyak yang menjalankannya.

Intinya, segala sesuatu harus dihadapi dengan hati yang lembut. Jangan pernah keras kepala. Terlihat feminimisme tampaknya bagi kebanyakan kaum laki-laki, tetapi mengapa tidak kita belajar dari itu. Boleh kan kita ambil yang positifnya? Ma
ka, hidup akan dilewati dengan indah dan lancar layaknya gemercik air mengalir menerpa bebatuan di sungai. (Suwito)

Senin, 15 November 2010

Siti Nurrofiqoh : Perjuangan Sang Ibu Ketua Serikat Buruh Bangkit

Siapa sangka, di balik tubuhnya yang terbilang kecil, tersimpan keberanian besar untuk terus memperjuangkan hak-hak buruh. Siti Nurrofiqoh, wanita kelahiran Magelang, Jawa Tengah, 10 Juli 1973 ini sampai harus keluar masuk pabrik karena pergerakan yang ia lakukan untuk memperjuangkan keadilan dan kebenaran. Sepuluh kali ia diterima di sebuah perusahaan, sepuluh kali ia melakukan pergerakan, dan sepuluh kali pula ia dikeluarkan dari perusahaan tersebut. Meski tidak lagi menjadi buruh pabrik, namun ia membuktikan pengabdiannya melalui pembentukan Serikat Buruh Bangkit (SBB) yang ia dirikan sejak Mei 2006 lalu. Hingga sekarang Fiqoh, begitu panggilannya, masih menjabat sebagai ketua umum SBB yang berpusat di Tangerang.

Dalam perjuangnnya ini, selain sering keluar masuk perusahaan, ia tak jarang bergonta-ganti keanggotaan serikat karena visi dan misi yang tidak sesuai dengan hati nurani dirinya. Lebih dari 8 serikat buruh pernah ia rasakan, dan menurutnya tidak ada satupun benar-benar memperjuangkan hak buruh sebagaimana mestinya. Berangkat dari kekecewaan dan kelelahan terhadap serikat-serikat buruh itulah, kemudian ia membentuk sendiri suatu serikat buruh yang ia namakan Serikat Buruh Bangkit (SBB) pada Mei 2006 di Tangerang. Serikat Buruh yang ia dirikan ini menangani masalah perburuhan untuk lingkup Jakarta-Tangerang.

Di bawah kepemimpinan Siti Nurrofiqoh, Serikat Buruh Bangkit melakukan berbagai usaha untuk memperjuangkan nasib dan hak-hak kaum buruh. Salah satunya adalah dengan pembinaan dan pendidikan. Melalui pendidikan diharapkan dapat membentuk mental dan keberanian dalam diri para buruh serta kecakapan di berbagai bidang agar mereka pada akhirnya bisa mengadvokasi diri mereka sendiri. Selain itu, SBB memiliki divisi pengembangan yang berguna dalam memperbaharui pengetahuan agar massa buruh tidak lagi jadi massa terpimpin, tapi bergerak karena pikirannya sendiri. Langkah investigasipun dikembangkan guna menyiapkan dan mengumpulkan data-data yang kuat untuk memantapkan langkah advokasi ke depannya.
Menjadi pejuang buruh, terlebih sebagai ketua umum suatu serikat buruh, tidaklah mudah. Banyak ancaman yang ditujukan padanya. Fiqoh menceritakan dalam melakukan demonstrasi di Depnaker untuk memperjuangkan hak-hak PHK, ia pernah dilempari petasan dan botol bekas minuman saat ke WC. Selain itu iapun pernah ditetapkan sebagai tersangka karena perjuangannya itu, hampir dikeroyok, bahkan hingga ancaman pembunuhan. Namun Hal-hal seperti itu tidak membuat Fiqoh menjadi gentar untuk terus memperjuangkan nasib teman-teman buruhnya. Bersembunyi dari ancaman berbagai pihak dan diusir dari Depnaker adalah hal yang biasa baginya. Prinsipnya hidupnya sangat sederhana, jika ada ketidakadilan terjadi, dan selama kita masih bisa melakukan sesuatu, berbuatlah sesuai dengan kemampuan untuk membantu mereka.

Siti Nurrofiqoh adalah sosok yang sangat dikagumi oleh rekan-rekannya di SBB. Seperti yang diutarakan oleh Maryani, Bendahara SBB yang sudah bergabung sejak SBB berdiri. ”Fiqoh itu orangnya demokrat, tidak pernah membatasi anggotanya untuk belajar. Saya masuk ke Bangkit karena melihat serikat ini benar-benar memperjuangkan hak buruh, tidak seperti serikat lain yang dulu saya ikuti.” tuturnya menjelaskan sosok Fiqoh.

Di bawah pimpinan seorang Siti Nurrofiqoh, biarpun kondisi kepengurusan terbatas tetapi diakui rekan-rekannya tidak ada kesulitan yang berarti, karena semuanya dilakukan demi kepentingan bersama. Sosoknya yang selalu mengayomi dan tidak setengah-setengah dalam berbagi ilmu menjadikan anggota-anggota di dalamnya pun menjadi loyal terhadap organisasi. Terlebih lagi perjuangan-perjuangan yang terus dilakukan telah membuahkan hasil. Setiap masalah sudah bisa diatasi. Pelanggaran-pelanggaran yang terjadi sudah bisa dipertanggungjawabkan sesuai dengan undang-undang. Tentang lembur, hak cuti, dan dispensasi lainnya sudah bisa diperjuangkan walau tak jarang pemilik perusahaan tidak suka dengan SBB. ”Buatku digeret-geret polisi, ditangkap polisi pernah. Hal-hal premanisme juga pernah. Tapi ya gak masalah. Entah sampai kapan, karena soal hari ini aku selamat atau tidak tergantung dari Tuhan,” ucap Fiqoh.

Oleh : Florensia Ranny - 915080077

Kamis, 11 November 2010

Michelle Obama, Ibu Negara yang Cerdas

Kunjungan Preiden Amerika Serikat, Barack Hussein Obama menyita perhatian sebagaian besar masyarakat Indonesia. Tak hanya Obama, istri tercintanya, Michelle Obama juga mampu menydeot perhatian publik di tanah air.

Kedatangan Obama dan Michelle pada hari Rabu, 10 November 2010 di Masjid Istiqlal menarik simpati masyarakat. Pasalnya ibu negara AS ini dinilai cerdas dalam menyesuaikan cara berbusana dengan lingkungan di mana beliau berada. Michelle Obama menggunakan blazer dan celana panjang hijau serta kerudung yang menutupi kepalanya.

Pakaian Michelle saat berkunjung ke Istiqlal, langsung menjadi topik hangat di Twitter yakni salah satu jejaring sosial. PenggunaTwitter menduga kerudung yang dikenakan Michelle berasal dari Masjid Istiqlal. Namun dugaan itu segera dibantah oleh Ali Mustafa Yaqub selaku Imam Besar Masjid Istiqlal yang mengatakan bahwa sejak Michelle turun dari mobilnya, beliau telah mengenakan kerudung yang bermotif hitam putih itu.
Obama dan Michelle berkunjung ke Istiqlal untuk melihat-lihat masjid tersebut yang merupakan masjd terbesar di Asia Tenggara. Selain itu Obama beserta istri juga ingin melihat secara langsung beduk besar yang dimiliki Istiqlal.

Ainun Noor Fitri (20) seorang mahasiswa, mengatakan bahwa Michelle Obama merupakan sosok wanita yang menghormati agama lain. Terbukti dengan kerudung yang dikenakan saat berkunjung ke Istiqlal. "Kalau tentang para pengguna Twitter, menurut saya itu sah-sah saja jika mereka mengeluarkan dugaan seperti itu. mungkin mereka tidak tahu jika Michelle Obama menggunakan kerudung sendiri." ujarnya.
dokumen google
Immanuel Anugrah Sihombing (20) berpendapat bahwa kunjungan Michelle Obama yang memakai kerudung di Masjid Istqlal terlihat biasa-biasa saja. Menurutnya semua suster di Katolik juga memakai kerudung. Mahasiswa ini juga menambahkan jikalau Michelle sendiri tidak terganggu dengan dugaan para pengguna Twitter, hal ini tidak menjadi masalah.

 

Oleh : Lindayani / 915080074

Cerita Si Ibu Pecel

Pagi itu, suasana jalan di depan pintu Stasiun Kota agak sepi. Tetapi, di satu sudut jalan orang-orang mengerubungi sebuah pohon. Bukan pohonnya ternyata yang menarik mereka, tetapi seorang wanita penjual getuk dan pecel gendong. Rustinah namanya.

Mak Rus Menyiapkan Pecel



Delapan tahun yang lalu, Rustinah hijrah dari Indramayu ke Jakarta. Ia memilih hidup dengan berjualan pecel dan getuk buatannya di daerah Kota. "Di kampung gak bisa kerja apa-apa. Kerjaannya cuma ngutang sana-sini buat makan,” begitu jawab Rustinah ketika ditanya alasan dirinya dan keluarga pindah ke Jakarta.


Pukul delapan hingga sembilan pagi ia biasa berjualan di depan stasiun, lalu jika dagangannya masih belum habis ia akan berkeliling menjajakan getuk dan pecel dari Kota hingga ke Pasar Asemka. "Mau apa, sayang?" begitulah ia kerap menyapa para pelanggannya. Sosok wanita beranak tiga ini begitu ramah dan akrab dengan para pelanggan. Satu porsi pecel lengkap dengan gorengan dijual dengan harga Rp 4000,- sedangkan seporsi getuk berisi jendil, tiwul, ketan hitam dan kue singkong ditabur parutan kelapa dan gula pasir berharga Rp 2000,- .

Tidak banyak keuntungan yang ia dapat, kurang lebih Rp 30000,- per harinya. Sisa uang tersebut digunakan untuk membayar hutang belanjaan bahan-bahan dagangan. Berkeliling dari pukul sembilan hingga pukul sebelas di tengah cuaca yang begitu panas membuat Rustinah tidak jarang duduk dan menghela napas. Setelah berjualan sana-sini, Rustinah lalu pulang ke rumahnya di kawasan Kampung Kencur. Semua ia lakukan dengan berjalan kaki.


Sesampainya dirumah, Rustinah akan beristirahat sejenak sebelum pergi berbelanja dan menyiapkan masakan untuk jualan esok hari. Pada jam 2, ia akan mulai membuat lontong untuk pecel, lontong direbus selama empat jam. Selanjutnya membuat isi getuk, mulai dari jendil, kue singkong, tiwul, dan ketan hitam. Selama menunggu getuk matang, Rustinah akan membuat sambal pecel. Biasanya Rustinah menggunakan satu kilogram kacang dan setengah kilogram cabai untuk satu kali berjualan. Sedangkan sayuran dan bakwan akan dimasaknya jam 3 subuh supaya pada pagi hari jualannya masih segar.


Berjualan dan memasak setiap hari membuatnya lelah, namun Rustinah mengatakan sudah tidak ada lagi pilihan, hanya ini yang bisa ia dan suaminya kerjakan. Kedua anak perempuannya sudah menikah, sedangkan anak ketiganya hanya sekolah hingga SD lalu bekerja dan tinggal di kawasan Mangga Dua. Dengan berjualan getuk dan pecel, Rustinah tidak sekedar mencari uang, tetapi turut melestarikan makanan khas Indonesia.
(Chrestella)

Prodi Ilmu Komunikasi

Sebelum tahun 1998, Program Studi Ilmu Komunikasi di seluruh Perguruan Tinggi Negeri/ Perguruan Tinggi Swasta (PTN/PTS), berjumlah 24 prodi. Pasca reformasi kenegaraan yang memberikan keleluasaan komunikasi dan berekspresi, Prodi Ilmu Komunikasi mengalami pertambahan yang sangat cepat. Menurut Prof. Dr. Engkus Kuswarno, MS - Pembantu Direktur Bidang Akademik, Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran Bandung, dan data Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (ASPIKOM), sampai bulan Agustus 2010, jumlah Prodi Ilmu Komunikasi di seluruh Indonesia, kurang lebih 199, yang tersebar di PTN dan PTS.




Berdasarkan SK.Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi No. 163/DIKTI/Kep/2007 untuk jenjang S1 hanya tercantum Program Studi Ilmu Komunikasi. Padahal di berbagai PTN/PTS, khususnya Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom), memiliki berbagai macam Program Studi dalam Bidang Ilmu Komunikasi. Implikasinya, merujuk SK Dikti 163/2007, maka dalam pengisian EPSBED, untuk semua prodi bidang ilmu komunikasi (S1), dimasukkan dalam satu prodi yaitu Ilmu Komunikasi.



Berpijak kepada hal itu, Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (ASPIKOM) dalam berbagai kesempatan, telah mengusulkan kepada Ditjen Dikti untuk mempertimbangkan penyesuaian prodi – prodi yang berada dalam bidang ilmu komunikasi, sebagaimana yang terdapat di PTN/ PTS. Melalui surat No.1030/D/T/2010 tanggal 10, Dirjen Dikti mengeluarkan ketentuan tentang Penataan Nomenklatur Program Studi Psikologi, Komunikasi, Komputer dan Landskap. Dalam surat tersebut ditetapkan bahwa, beberapa Prodi dalam SK Dikti 163/2007 tidak lagi berlaku.



Berikut Prodi Ilmu Komunikasi, yang tercantum dalam Lampiran Surat Dikti No. 1030/D/T/2010. Untuk Jenjang S1 Bidang Ilmu Komunikasi terdiri dari prodi : (1) Ilmu Komunikasi (2) Jurnalistik, (3) Hubungan Masyarakat/ Public Relations, (4) Periklanan, (5) Televisi dan Film, (5) Manajemen Komunikasi dan Media. Sedangkan untuk gelar lulusan lima prodi tersebut adalah S.I.Kom alias Sarjana Ilmu Komunikasi (Fikom Untar)



Kunjungan Mahasiswa Fikom Untar Ke Pidato Presiden Amerika Serikat

Mahasiswa Fikom Untar mendapatkan kesempatan untuk menghadiri pidato Presiden Barack Obama  dalam rangka kunjungan kenegaraannya kali ini . Dari 2000 undangan yang diberikan untuk umum, 30 diantaranya diberikan kepada mahasiswa Fikom Untar. Acara tersebut diadakan di Balairung UI, Depok, Jawa Barat, Rabu (10/11/2010) dengan kapasitas 15.000 orang.

Antusiasme dalam menyambut Presiden Amerika Serikat sangat dirasakan oleh mahasiswa Fikom Untar. Terbukti dari jam 04.30 dini hari mereka sudah siap berkumpul di lobi Universitas Tarumanagara. Untuk Acara pidato kenegaraan ini Mahasiswa Fikom Untar diwajibkan untuk memakai  jaket almamater.
Pemeriksaan dan pengamanan ketat berlapis 3 diberlakukan untuk mencegah aksi terorisme. Setiap mahasiswa Fikom Untar diwajibkan untuk menjalani berbagai tes keamanan dengan mesin X-ray dan metal detector. Selain itu terlihat anggota Polisi, TNI dan Pasukan Secret Service berjaga-jaga lengkap dengan anjing penjaga.

Penantian untuk menunggu  Presiden Barack Obama berakhir pukul 10.00 pagi. Pidato yang berdurasi kurang lebih 30 menit tersebut dimulai dengan pengalaman hidup Obama semasa kecil lengkap dengan makanan kesukaanya Sate dan Bakso.  Pembawaan yang tenang, karismatik, elegan dan sesekali humor mampu membuat seluruh penonton seolah tersihir untuk mendengarkan pidato Obama.

Tema pokok dari pidato Obama kali ini tentang demokrasi, pembangunan, pluralisme, dan agama. peran Bhinneka Tunggal Ika yang akan menjadi peranan penting Indonesia bagi dunia di abad ke -21 ini. Bahwa perbedaan yang ada bukan menjadi masalah melainkan menjadi sebuah kekuatan. Masjid Istiqlal yang dibangun oleh arsitek Kristen bagi Obama menjadi simbol keharmonisan antar umat beragama.  

 “Masa-masa yang saya habiskan di sini membantu saya menghargai nilai-nilai kemanusiaan. Ayah tiri saya, seperti orang Indonesia kebanyakan, dibesarkan sebagai seorang Muslim. Dia percaya bahwa semua agama patut dihormati. Dalam hal ini, sikap dia mencerminkan semangat toleransi agama yang tercantum dalam Konstitusi Indonesia, yang tetap menjadi nilai-nilai yang menginspirasi,” katanya.

Obama pun menekankan bahwa demokrasi dan pembangunan saling menopang satu dengan lainnya.  Bahwa setiap warga negara Indonesia Hak yang sama, wajib diperlakukan dengan adil. Baik dari Sabang hingga Merauke, apapun sukunya.  Kemudian topik pokok penutup Pidato tersebut adalah agama. Dimana Indonesia tenggelam dalam spiritualitas dengan menyembah Tuhan dengan berbagai macam cara. Obama pun menegaskan bahwa ia  ingin memperbaiki hubungan yang buruk antara amerika dengan dunia muslim. 

Sabtu, 06 November 2010

Mayong dan Bedah Film Inception



Bedah Film Inception diselenggarakan di Fakultas Ilmu Komunikasi  Universitas Tarumanagara pada Kamis,  28 Oktober 2010. Mayong Suryolaksono, pengamat film dan jurnalis senior  yang dikenal aktif sebagai analis  film maupun industri komunikasi dan media  lainnya diundang dalam bedah film ini.

Pada intinya, film Inception mengisahkan seorang CEO muda dan tampan bernama Dom Cobb (Leonardo DiCaprio) yang berniat mencuri rahasia negara dengan cara yang tak biasa. Yaitu, memanipulasi pikiran orang lain melalui mimpi. Dia selanjutnya membentuk tim untuk melancarkan misinya tersebut. Cobb menggandeng Ariadne, Arthur, dan Eames. Ariadne adalah mahasiswi yang bertugas membangun dunia mimpi, Arthur bertanggung jawab dalam pencarian asal usul target, sedangkan Eames ditugasi menghipnotis dan memalsu data fisik dari si target.  Mencuri mimpi adalah "senjata" yang paling berbahaya. Namun, kemampuan khusus itu harus dibayar mahal. Cobb menjadi buron internasional hingga kehilangan semua hal yang dicintainya. 

Membedah film tersebut, Mayong sebagai  public figure yang mendalami  perfilman,  mengungkapkan perlunya pemahaman terhadap film, secara komprehensif, bukan  sebatas  jalan cerita, tetapi harus diperhatikan  juga aspek estetika, etika pengorganisasaian pesan, latar cerita, teknologi produksi yang menghasilkan audio visual, musik, editing dan aneka faktor lain yang selalu muncul dalam sebuah film, termasuk memahami peraturan tentang perfilman.
Film menurut UU No. 8 Tahun 1992 adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang-dengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video, dan/atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan dan/atau ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik, eletronik, dan/atau lainnya;
Acara yang diselenggarakan terkait dengan mata kuliah Event Organizer itu, menarik perhatian para mahasiswa maupun dosen di lingkungan Universitas Tarumanagara dan  mahasiswa dari kampus lainnya. (Fikom Untar) 

Rabu, 03 November 2010

Strategi Bisnis Media Baru

Untuk mengembangkan wawasan tentang  jurnalisme bisnis ataupun “Ekonomi Media”,  dan  merujuk sejumlah jurnalis senior  yang tergabung dalam AJI,  mengajar  di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara ataupun  menjadi dosen tamu, maka mahasiswa Fikom ikut berpartisipasi dalam seminar yang diselenggarakan Aliansi Jurnalis Independen. Seminar  dilaksanakan dalam rangka  HUT ke-16 pada Rabu (4/8) di Hotel Nikko Jakarta, dengan topik “Politik dan Bisnis Media Baru”. Hadir sebagai pembicara Cherian George – Associate Profesor dan Kepala Jurusan Jurnalisme,  Wee Kim Wee  dari School Nanyang Tech University, Singapura, Enda Nasution (blogger), Steve Christian (pendiri Kapanlagi.com), serta  Andi Zein (pendiri Mobile Monday Indonesia).


Sesi pertama membahas aspek politik dan gerakan sosial dari media baru. Cherian George memaparkan, adanya media baru menciptakan suatu independensi berekspresi bagi masyarakat. Hal tersebut akan mencegah dominasi-dominasi yang ada menguasai masyarakat secara mutlak. George juga mencoba membuka mata peserta seminar mengenai tantangan utama dalam penggunaan media baru, yaitu bagaimana membujuk masyarakat untuk lebih toleran, menghormati ide-ide yang tidak disukai disamping menyuarakan dan mendukung ide-ide yang disukai.

Enda Nasution yang hadir sebagai pembicara kedua mengatakan bahwa aktivitas di dunia online mampu membawa dampak yang besar di dunia nyata. Adanya media baru tidak akan menggeser kedudukan dari media mainstream (seperti koran dan majalah). Media mainstream akan membantu media baru, misalnya dalam hal penyebarluasan.

Masuk dalam sesi dua, Steve Christian dan Andi Zein memaparkan fenomena tingginya tingkat penggunaan mobile internet. Di Indonesia, terdapat sekitar 210 juta orang pengguna ponsel yang 80% di antaranya ponsel berfasilitas internet. Hal tersebut membuat saluran distribusi berita mengalami perubahan. Masyarakat lebih cenderung mengakses berita lewat internet, terlebih internet pada telepon genggam. Maka dari itu, mobile internet, memiliki peranan penting dalam masyarakat.


Pada kesempatan lain, tanggal 1 September 2010,  untuk memperkaya wawasan bisnis  dan industri komunikasi yang dinamis – progresif,  mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Untar, mengikuti Konperensi Pers dengan tema Undang – Undang KIP dan Akuntabilitas Pejabat Negara  di Resto Olive Tree  Hotel Nikko, yang diselenggarakan oleh  Institut Studi Arus Informasi (ISAI) sebagai lembaga yang peduli terhadap kebebasan pers di Indonesia. (Laporan Eilina Mariamele. Crespo Elwi - Fikom)

Workshop Balinale Film Internasional di Fikom

Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara bersama dengan Balinale Film Festival, menyelenggarakan Filmmaking Workshop Balinale International Film Festival (BIFF), tanggal 5-7 Oktober 2010. BIFF  didirikan oleh Christine Hakim, artis film senior Indonesia  dan  Deborah Gabinetti sineas senior Amerika.  

Kegiatan Balinale antara lain adalah menyelenggarakan berbagai festival film, seminar, workshop  yang membangun  pemahaman terhadap kebebasan berekspresi, bertumpu kepada  human right and intellectual property rights, dan  fosters cross-cultal  respect.

BIFF yang semakin dikenal luas, adalah  ajang  pertemuan  para pembuat film dari Indonesia, Asia, dan Erpa maupun Amerika . Dalam forum itu,  mereka bisa saling berbagi  informasi, , menjalin persahabatan, tukar pengalaman, dan belajar.  Beberapa sineas kelas dunia, mengapresiasi BIFF, dengan mengunjungi sejumlah kegiatan BIFF di Bali. Misalnya,  Stan Wlodkowski  produser Eat Pray Love  yang dibintangi oleh Julai Robert,  Produser Philip  Lee (Crouching Tiger Hidden Dragon)  dan composer  Richard Horowitz (Sheltering Sky).

Erin Heidenriech di Fikom Untar
Selain itu, BIFF juga  menjalin relasi dengan  para nominator academy award dan sineas unggul dari berbagai negara, antara lain Jean-Pierre Dutilleux, Les Guthman, Garin Nugroho dll.  Dengan berbagai kegiatan itu, BIFF berupaya untuk menmberikan pengalamannya  kepada  mahasiswa yang memiliki perhatian besar terhadap kebebasan berekspresi yang dituangkan dalam film.   

Jason Janego
Workshop BIFF  di Fakultas Ilmu Komunikasi, dilaksanakan di  Gedung Utama lantai 11,  diikuti oleh mahasiswa Fikom  Untar dan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, yang memiliki perhatian besar terhadap proses pembuatan film bermutu.  Bertindak sebagai fasiltator dalam workshop  itu, Erin Heidenriech dan Jason Janego.

Keduanya adalah praktisi, sineas dan   juri berbagai  festival  film pendek  internasional. Mereka juga  yang pernah bekerja di Miramax, dan lembaga – lembaga perfilman Internasional lainnya yang ada di New York- USA.  Selama tiga hari para peserta workshop  diberikan pengetahuan tentang pembuatan film  dari aspek teknis,  estetika, manajemen produksi,  Hak  Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) dan kompleksitas menghadapi tantangan pembuatan  film di lapangan. (Fikom Untar)

Rabu, 29 September 2010

Progam Kerja BEM yang Pertama Akan Segera Diselenggarakan

Pada tanggal 24-26 September 2010 lalu, Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumangara menyelenggarakan Rapat Kerja Mahasiswa (Rakerma). Kegiatan yang bertempat di Kampus 4 Universitas Tarumanagara, Lippo Karawaci ini, telah menghasilkan kesepakatan dan keputusan bahwa dana fakultas sebesar Rp 50 juta, akan dialokasikan untuk program kerja DPM sebesar Rp 15 juta dan Rp 35 juta untuk program kerja Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Untuk BEM sendiri dana tersebut termasuk untuk penyelenggaraan program-program kerja tiga lembaga minat dan bakat di bawah naungan BEM, yaitu 'Oranye' (kelompok perminatan jurnalistik), 'I-focus' (kelompok perminatan fotografi), dan 'Creadzy' (kelompok perminatan periklanan).
 
Berkaitan dengan pengalokasian dana tersebut, BEM dibawah pimpinan Chandra Zulkaernen untuk periode jabatan 2010-2011, telah menetapkan lima progam kerja untuk setahun ke depan. Lima program tersebut adalah Fikom Expo, Piala Dekan, Seminar, Art Festival, dan Pendidikan Dasar (Diksar) anggota BEM baru.
 
Ivana Carolin, salah seorang mahasiswi Fikom Untar, mengungkapkan dukungannya terhadap program kerja BEM ini, ”Asalkan dikemas dengan menarik pasti akan mendukung banget. Ini membuat fikom semakin eksis dan terkenal, jadi kita bisa unjuk gigi ke fakultas lain.” Mahasiswi angkatan 2009 yang memilih Art Festival sebagai program yang paling ditunggu ini juga menyampaikan harapannya mengenai progam kerja BEM ke depan. ”Harapannya supaya semakin kreatif dan semakin melibatkan banyak mahasiswa. Buat yang heboh, dan selalu ada unsur budaya,” jelasnya.
 
Chandra sendiri mengaku optimis akan rencana program kerja yang telah disusun. Oleh karena itu ia menghimbau dan mengharapkan pertisipasi aktif dari seluruh civitas Fikom Untar, terutama mahasiswa demi menyukseskan progam kerja yang ada.
 
Sekedar informasi, Fikom Expo merupakan program pertama yang akan di selenggarakan BEM. Kegiatan berupa rangkaian seminar ini direncanakan berlangsung selama empat hari dimana masing-masing hari mengangkat satu tema dari tiga tema perminatan Fikom Untar, yaitu Publik Relation, Periklanan, dan Jurnalistik, serta fotografi sebagai tema ke-4. Program ini direncanakan akan diselenggarakan pada pertengahan November mendatang.
 
”BEM Fikom bukan apa-apa tanpa kalian, mudah-mudahan semua mahasiswa bisa berpartisipasi dalam tiap acara yang dibuat, baik sebagai panitia maupun peserta. Mudah-mudahan dengan saling bekerja sama semua proker (program kerja) kita bisa jalan semua,” ungkapnya menuturkan harapan.
 
Oleh : Florensia Ranny (915080077)

Selasa, 21 September 2010

the DANGERS of Shisha


Shisha, Kepulan Asap Berbagai Rasa

Tahukah teman-teman bahwa ternyata Shisa tersebut sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu? Sejarah shisha dimulai dari Negara India hingga akhirnya menyebar ke Iran hingga Negara-negara Arab lainnya. Saat di Turki, barulah shisha menjadi terkenal dan menjadi menu penting untuk setiap kedai kopi.

Shisha, atau sering disebut ‘rokok Arab’, mempunyai empat bagian. Yang pertama adalah Agizlik (alat hisapnya) atau disebut juga Bong. Kedua adalah Lule (bagian atas teko tempat menaruh tembakau dan arang). Ketiga adalah Marpuc (leher teko yang mengalirkan udara) dan yang terakhir adalah Govde (badan teko yang berisi air).


Saat ini, shisha menjadi trend atau menu wajib bagi para kaum muda disaat nongkrong bersama teman-temannya. Mereka menikmati rokok Arab tersebut dengan berbagai rasa. Tetapi, tahukan teman-teman bahwa ternyata shisha tersebut lebih berbahaya daripada merokok?


Menurut para peneliti dari Department of Health and the Centre for Tobacco Control, shisha dapat meningkatkan level karbonmonoksida dalam tubuh. Bahkan dalam satu kali menghisap shisha, ditemukan empat hingga lima kali level karbonmonoksida yang lebih banyak dibandingkan pada rokok yang dapat mengakibatkan kerusakan otak dan tidak sadar. Menghisap shisha selama 30 menit, mengandung 10 miligram karbonmonoksida yang lebih tinggi dibandingkan dengan rokok.


Setelah baca artikel di atas, pikirkanlah dua kali untuk menghisap shisha.


Source by:

Asik... Saatnya Makan Kue Bulan! Apa Maknanya, ya?

sendokgarpu.com : Kue Bulan dengan Aneka Variasi

Gembar-gembor kebudayaan Tionghoa di tanah air mungkin baru terdengar belakangan ini setelah kunkungan rezim otoriter lengser. Kita mengenal Imlek, Cap Go Me, Barongsai, Angpao, dan sebagainya. Ini adalah simbol-simbol kebudayaan dalam komunikasi lintas budaya yang dimiliki etnis Tionghoa di Indonesia.
Satu lagi budaya yang baru terdengar belakangan ini, yakni festival kue bulan. Menjelang perayaan kue bulan, kita bisa temukan kue-kue dan panganan khas perayaan ini di pasar tradisional dan supermarket. Kue bulan. Ada bermacam-macam variasi dan rasa. Yang pasti bentuknya bulat, menyerupai bulan purnama. Bentuk bulat melambangkan kebulatan dan keutuhan. Ada besar dan kecil.  Ada yang manis, asin, dan pedas. Isinya pun beragam, ada kuning telur,kacang merah, kacang hijau, buah, es krim, pasta biji teratai, kacang hitam, pasta the hijau, durian, talas, dan sebagainya. Kue Bulan disantap dan dibagikan sebagai tanda syukur terhadap rejeki yang sudah diterima sepanjang tahun.

Perayaan kue bulan jatuh setiap tahunnya pada bulan delapan tanggal 15 Kalender Imlek. Bulan purnama pada waktu ini bersinar menerangi gelap malam. Ada beberapa makna yang bisa dikomunikasikan dalam perayaan ini.

Bermula ketika Cina di bawah penjajahan Mongolia. Pemerintahan sangatlah buruk, Raja hidup berhura-hura dan rakyat menderita. Saat keadaan ekonami kacau, ada beberapa aktivis menyerukan revolusi. Namun, karena pengawasan yang ketat dari pemerintah, pesan dan surat dari pemberontak tidak mungkin disebarkan. Akhirnya, ada seorang aktivis dan seniornya memperkenalkan jenis makanan yang disebut “kue bulan”. Ia berpakaian sebagai pandeta Tao membawa dan membagikan kue kepada penduduk kota. Saat Festival Pertengahan Musim Gugur tiba, rakyat membuka kue bulan dan menemukan secarik kertas dalam kue, “habisi orang-orang Tartar tanggal 15 pada bulan ke 8”. Sebagai hasilnya semua rakyat bangkit berevolusi melawan pemerintahan Mongolia dan mereka berhasil! Sejak saat itu kue bulan menjadi makanan tradisional saat terang bulan.

Adapula versi legenda dari cerita perayaan kue bulan. Dewi Bulan yang tinggal di istana kaca, keluar untuk menari dibawah bayang-bayang bulan. Berawal pada suatu masa ada 10 matahari bersinar bersamaan diatas langit. Kaisar meminta seorang pemanah untuk menembak 9 diantaranya. Ketika tugas itu berhasil dilaksanakan, Dewi Surga Barat menghadiahkan sebutir obat hidup abadi pada sang pemanah. Istri sang pemanah menemukan obat itu tanpa sengaja dan meminumnya. Karenanya,ia lalu diasingkan ke bulan. Kecantikan istri pemanah mencapai puncaknya pada hari perayaan kue bulan.

Dibalik rasa dan penampilannya yang manis,kue ini menyimpan cerita yang menarik. Bagi yang merayakan, selamat merayakan festival kue bulan ya…
(Suwito dari berbagai sumber)