Pages

Senin, 30 April 2012

Mimbar Diskusi Kemajuan Fikom 2012



 “Jatah kelas dalam pengisian KRRS Online selalu bermasalah untuk mahasiswa di bagian akhir!” “Bagaimana kalau ada dosen yang bikin KP di luar kampus?”                                                                                                              “Mahasiswa tidak pernah merasakan praktik di dalam lab!”

Itulah sebagian suara mahasiswa Fikom Untar dalam “Mimbar Kemajuan (Diskusi Bersama) Menuju Fikom yang Lebih Baik”, Senin (5/3) lalu. Acara diskusi ini merupakan agenda tetap Dewan Perwakilan Mahasiswa  (DPM) dan merupakan tindak lanjut dari Angket Kemajuan Fikom yang disebar oleh DPM tanggal 21-22 Februari 2012.


Acara turut dihadiri oleh Dekan Fikom, Dr. Eko Harry Susanto, M.Si, Wakil Dekan Drs. Widayatmoko,MM serta sejumlah dosen. Dalam sambutannya, Dekan Fikom menyatakan acara mimbar diskusi penting walaupun pada satu sisi hasilnya bisa saja stagnan. Kebijakan fakultas bisa lahir dari diskusi rutin ini. “Fakultas sangat terbuka terhadap kritik dan masukan,” ujarnya.

Sabtu, 28 April 2012

Noda yang Terhapus Iklan

Organisasi minat dan bakat Creadzy mewakili jurusan periklanan FIKom Untar mengundang Eka Annash, vokalis grup band The Brandals menjadi pembicara seminar FIKom Expo hari ketiga (14/3) lalu. Tema yang diusung kali ini ialah “Noda yang Terhapus Iklan. 

Acara dibuka dengan video produksi Creadzy yang mengundang gelak tawa penonton. Usai video, tiba – tiba dari arah belakang peserta datang sekelompok pria berjubah putih hingga menutupi bagian kepala. Mereka mengusung bendera UNTAR dipimpin Nyoman (mahasiswa FIKom UNTAR angkatan 2011) selaku MC. 

Eka Annash memulai pemaparannya dengan perkenalan diri. Selain dikenal sebagai vokalis band The Brandals, ternyata Eka juga memiliki kesibukan sebagai Advertising Agency. Ia pun dengan apik memaparkan soal “kesaktian iklan dalam menghapus noda citra.

Iklan ternyata tidak hanya dimanfaatkan untuk mempengaruhi khalayak dan mempromosikan produk tertentu. Ia juga bisa dijadikan sarana untuk memperbaiki citra seorang public figure maupun suatu perusahaan. 

Eka mengambil contoh iklan U.K. Car Insurance Company Swiftcover. Sejumlah musisi menyatakan penolakan terhadap asuransi mobil tersebut dan mengadukan hal tersebut ke ASA (Advertising Standard Authority) karena mereka menggunakan Iggy Pop, seorang musisi punk yang aksi panggungnya terkenal sangat ekstrim. 

Ada juga John Lydon (atau yang lebih dikenal sebagai Johnny Rotten), musisi yang tergabung dalam grup band Sex Pistols yang menjadi bintang iklan British Country Life Butter. Iklan tersebut dinilai tidak sesuai dengan gaya punk–nya. Namun, berkat iklan tersebut John dapat berkumpul kembali dengan grupnya dan merekam album baru bersama Public Image Ltd. 

Jadi, pengiklan dituntut pula untuk jeli memilih sosok yang akan dilibatkan dalam iklan mereka. Salah – salah, bukannya khalayak tertarik, sebaliknya menarik diri dan kabur. 

Tidak sedikit pula iklan yang beredar kini menampilkan unsur pornografi. “Zaman sekarang, moral dan etika sudah tidak penting lagi. Kalau mau iklan kalian menarik, buatlah sebebas mungkin tapi kreatif,” ujar Eka. (Silviana Dharma)

“Salam” Jeremy Tety Untuk UNTAR


Di hari kedua FIKom Expo, Selasa (13/3), Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara bersama dengan organisasi minat bakat Oranye menggelar seminar jurnalistik dengan tema “Mengupas Jurnalis di Balik Berita”. Penyiar dari program berita Liputan 6 SCTV, Jeremy Tety, diundang sebagai pembicara karena keunikannya membawakan berita.

Arni Gusmiarni, produser program berita Indosiar sekaligus dosen FIKom UNTAR hadir sebagai moderator.

Dalam seminar, Jeremy mengisahkan suka duka dan perjuangannya selama menggeluti dunia jurnalistik. Ia pun mengisahkan pengalamannya ketika meliput daerah konflik hingga sempat menjadi tahanan. Sekian lama memandu program berita membuat suaranya akrab di telinga pemirsa televisi. Kini, Jeremy Tety telah menjadi jurnalis senior dan turut mengaudisi banyak jurnalis baru.

Saat acara masuk ke sesi permainan, Jeremy menunjukkan kemampuannya sebagai juri. Beberapa peserta seminar diundang maju dan ditantang menjadi pembaca berita. Ia mengomentari penampilan para peserta satu-persatu, bahkan mengajarkan cara berdiri yang baik bagi wanita.

Di penghujung acara, salam yang menjadi ciri khas Jeremy Tety akhirnya muncul. Ujaran “Salam SCTV!darinya disambut gelak tawa tepuk tangan meriah oleh hadirin. Sajian lagu dari Egory Band pun sukses menutup acara FIKom Ekspo hari kedua. (Silviana Dharma)