Pages

Selasa, 26 Juni 2012

Liputan Perayaan Ulang Tahun Fikom Untar


Tidak terasa, Fikom Untar telah menginjak usia keenam pada 22 Juni lalu. Jika dianalogikan dengan umur manusia, Fikom Untar setara dengan usia anak kelas 1 SD. Karena beberapa kesibukan, hari jadi Fikom baru dirayakan pada Selasa, 26 Juni 2012.

Perayaan ini berlangsung sederhana di lantai 11 gedung utama. Acara dibuka dengan kata sambutan oleh Dekan Fikom Dr. Eko Harry Susanto, M.Si., Pudek Fikom Drs. Widayatmoko, M.M. dan Rektor Untar Dr. Ir. Chairy, SE, MM. Dalam sambutannya, Rektor menyatakan dukungannya terhadap proses akreditasi yang tengah ditempuh Fikom.

Selain para karyawan dan mahasiswa dari sejumlah lembaga kemahasiswaan, turut hadir pula sejumlah alumni Fikom Untar yang membuat suasana jadi makin meriah. Sebut saja Daniel Rahadian yang menyumbangkan kesan dan pesan serta harapannya bagi Fikom Untar. “ Sebenarnya ini masalah baru 6 tahun atau sudah 6 tahun. Baru 6 tahun berarti Fikom harus semakin maju. Sudah 6 tahun berarti Fikom harus bisa mempertahankan prestasinya,” ujar Daniel.

Kesan dan pesan juga disampaikan oleh salah satu dosen Fikom Yugih Setyanto, S.Sos., M.Si., Ketua DPM Amos Moses, Ketua BEM Elwi Gito dan Pak Gede sebagai perwakilan karyawan.



Pemotongan kue diawali dengan doa dalam 5 kepercayaan. Agama Buddha oleh Anton Heryanto, Islam oleh Faeshal Adam, Kristen oleh Jesse Adam, Katolik oleh G. Genep Sukendro, S.Sos. dan Hindu oleh Pak Gede. Usai doa, lagu 'Happy Birthday' dan Panjang Umurnya' pun dinyanyikan. Pemotongan kue pertama dilakukan oleh Dekan Fikom dan diberikan kepada Rektor. Potongan kue juga diberikan pada perwakilan dosen dan mahasiswa.

Tentu saja seluruh warga Fikom berharap, semakin bertambahnya usia, Fikom Untar akan semakin maju dan sukses. Hidup Fikom! (Sil)

Senin, 25 Juni 2012

Qu Yuan dan Demokrasi



Setiap tahun, pada tanggal 5 bulan kelima dalam penanggalan China, masyarakat Tionghoa seluruh dunia merayakan hari raya Pehcun (端午) atau lebih dikenal sebagai Dragon Boats Festival. Dalam penangggalan internasional,  hari perayaan Pehcun selalu berubah dari tahun ke tahun. Tahun 2012 sekarang, hari raya yang juga dikenal sebagai hari makan bacang ini, jatuh pada tanggal 23 Juni 2012.

Berdasarkan kisah asli dari daratan Tiongkok, festival tersebut diadakan untuk memperingati pengorbanan seorang legenda penyair dan tokoh patriotik China bernama Qu Yuan. Sebagai bentuk protes terhadap kebijakan kaisar Huai dan penentangan terhadap tindak korupsi pejabat pengadilan, Qu Yuan menerjunkan dirinya ke sungai Mi Luo sekitar 2000 tahun yang lalu.

Memasuki abad 21, kisah Qu Yuan masih relevan. Jika dahulu cara yang digunakan Qu Yuan untuk menghentikan pemerintahan korup di China dengan terjun ke sungai, kini aksinya itu termodifikasi menjadi aksi ekstrim lainnya.

27 Mei 2012, dua biksu Tibet melakukan aksi bakar diri di luar sebuah vihara di pusat Kota Lhasa, ibukota Tibet. Insiden tersebut merupakan bentuk protes masyarakat Tibet atas represi kekuasaan pemerintah China selama 6 dekade. Satu orang biksu tewas dalam insiden tersebut. Sedikitnya 24 dari 34 orang Tibet tewas akibat melakukan aksi serupa sejak Maret 2011.

Aksi serupa juga terjadi di Indonesia. Kekecewaan berat atas kinerja pemerintahan diekspresikan Sondang Hutagalung, mahasiswa aktivis Universitas Bung Karno dengan membakar diri di depan gedung Istana Merdeka pada sabtu, 7 Desember 2011 lalu.

Entah apa yang dipikirkan orang – orang itu sebelum melancarkan aksinya. Jelas, aksi nekat mereka berisiko maut. Demi suatu perubahan dan atas nama revolusi, apakah hal-hal semacam itu perlu terjadi?

Saat ini kita telah berada dalam era demokrasi. Demonstrasi merupakan tindakan wajar dan sah secara hukum. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk melakukan dan memulai suatu perubahan. Jaman boleh serba instan, tetapi perubahan adalah suatu proses yang akan terus berlangsung dari waktu ke waktu. Perubahan adalah usaha dan jerih payah. Sesulit apapun rintangan dan halangan yang harus ditempuh, perubahan tidak pernah mustahil untuk diraih.

Dengan adanya kasus – kasus seperti di atas, hendaknya pemerintah introspeksi diri. Jangan sampai ada lagi warga negara yang menjadi penerus Qu Yuan.

 “Nobody can go back and start a new beginning, but anyone can start today and make a new ending.” -Maria Robinson
Happy Dragon Boat Festival, 2012 端午 ! (Sil)

Sabtu, 23 Juni 2012

Selamat Ulang Tahun, Ibu(kota)!

Apa jadinya kalau ada manusia yang bertahan hidup hingga usia 485? Sulit dibayangkan. Usia tua cenderung diidentikan dengan kebijaksanaan akibat kesempatan yang begitu panjang mencicipi pahit manis hidup. Atau, ada pula yang mengaitkan usia tua dengan unsur "sakti" atau "keramat". Namun, apa jadinya bila yang berulang tahun ke 485 adalah ibu(kota)?


Ya, 485 adalah usia DKI Jakarta tahun ini. Tua sekali memang. Dalam kurun waktu begitu panjang, sangat banyak peristiwa yang terjadi di ibukota kita. Mulai saat namanya masih Sunda Kelapa, direbut Pangeran Fatahillah dan menjadi Jayakarta, berubah lagi dengan nama Batavia di zaman kolonial Belanda, dan seterusnya hingga menjadi Jakarta yang kita kenal kini.  

Ibarat seorang ibu, ibukota di mana pun memang menjadi tempat tinggal anak-anak dunia, tempat mereka berjuang hidup setiap hari. Jakarta, saat namanya masih Batavia, pernah menjadi ibu(kota) yang memesona para asing untuk melancarkan karya 3G-nya (Gold, Glory Gospel). Ia pernah menjadi ibu yang menyaksikan perjuangan anak negeri mengumandangkan kemerdekaan. Kini, Jakarta pun tetap menjadi ibu bagi mereka yang datang dari rantau, mencari perbaikan nasib bagi diri dan keluarga, entah bagaimana pun caranya.

Seorang ibu memberikan perlindungan pada anaknya, itu sudah pasti. Kini, sebagai anak yang tinggal di dalamnya, apakah kita sudah berbakti pada ibukota? Apakah kita sudah melakukan aksi nyata untuk menanggulangi masalah klasik seperti banjir dan macet? Atau, apa kita terus sibuk salahkan pemerintah daerah atas carut marut yang terjadi di ibu(kota)?

Dalam segala kekurangannya, kota ini sesungguhnya telah menjadi dasar tempat kita hidup. Di atas tanah Jakarta, berdiri perkantoran tempat kita mencari nafkah. Di tanah yang sama berdiri sekolah tempat kita dididik jadi manusia cerdas. Di jalanan macetnya kita tiap hari berada, menuju tempat manapun yang kita mau. Denyut kota ini turut menjadi denyut hidup kita. Maka, dari semua yang telah ibu sediakan, tegakah kita menyakiti hatinya dengan bertindak sembarangan?

Selamat ulang tahun, Ibu. Semoga kami tidak jadi anak durhaka....  (eil)

Final UAS, Liburan Datang

Ujian Akhir Semester akhirnya selesai. Suasana hati mahasiswa/i Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara tengah berbinar, terlihat dari pancaran mata dan wajahnya. Rasanya seakan mereka mencapai puncak gunung tertinggi ketika UAS hari terakhir usai dilaksanakan pada Kamis, 21 Juni 2012. Ini menandakan hari libur pun sudah tiba bagi mahasiswa/i yang telah menjalani semester ini dengan pengalaman suka duka yang bercampur-aduk sepanjang aktivitasnya.


Para mahasiswa merencanakan liburan panjang ini untuk refreshing alias santai, mengembalikan pikiran jenuh yang telah dipenuhi kegiatan perkuliahan. Ada yang akan pergi untuk bersama dengan teman, pulang kampung dengan keluarga, bahkan ada yang tetap di Jakarta menikmati liburan sembari diisi kesibukan kerja. Namun, bagi sebagian besar mahasiswa/i angkatan 2009, liburan kali ini diisi dengan magang, yang tujuannya memenuhi syarat kelulusan akademik.  
Kesibukan meminta surat pengantar serta transkrip nilai dari kampus tampak terlihat jelas. Mondar-mandir mengurus semua itu dilakukan dengan penuh semangat, agar liburan kali ini mampu mencapai target untuk magang di perusahaan berdasarkan bidang konsentrasi masing-masing. Para mahasiswa ini juga saling membantu dan kompak dengan memberi tahu alamat perusahaan yang kira-kira bersedia menerima peserta magang.

Tindakan ini menciptakan kesatuan harmonis dan intim di antara mahasiswa Fikom Untar. Liburan kali ini bisa dibilang liburan yang penuh kesibukkan bagi mahasiswa/i 2009. Tetapi, kelak semua akan terasa indah saat magang berakhir. Selamat berlibur dan sukses selalu mahasiswa Fikom Untar! Hidup mahasiswa! (Riza Firdaus)

Sabtu, 16 Juni 2012

Obituari

Telah meninggal dunia Ayah dari Susian Ang Jaya, mahasiswi Fikom Untar angkatan 2010, hari Sabtu (16/6/2012).

Jenazah kini disemayamkan di Rumah Duka Jelambar, Jakarta Barat dan akan dikremasi di Krematorium Dadap, Tangerang.

Keluarga besar Oranye dan Fikom Untar mengucapkan turut berduka cita. Semoga arwah almarhum diterima di sisi Tuhan dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan.

UAS Oh UAS


Senin, 11 Juni 2012, suasana di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara terlihat ramai. Banyak mahasiswa/i yang memadati selasar lantai 11 dan 12. Keramaian tersebut merupakan dampak dari diselenggarakannya UAS (Ujian Akhir Semester 2011/2012) fakultas yang dimulai pada hari itu. Mahasiswa sibuk membicarakan materi mata kuliah yang akan diujikan. Ada yang mencari kisi-kisi dari dosen pengajarnya, dan ada pula yang sibuk dengan fotocopy-an bahan ujian untuk dipelajari.

Waktu senggang dimanfaatkan para mahasiswa semaksimal mungkin untuk belajar. Mereka membaca kembali agar tidak lupa saat ujian. UAS hari pertama membuat harap-harap cemas. Tapi, di sisi lain ingin cepat diselesaikan karena menunggu waktu libur panjang seusai UAS. Perasaan bercampur aduk menjadi satu antara tegang, senang dan seru. UAS terasa menantang karena mahasiswa diuji pula tingkat konsentrasinya.

Perasaan itu terpancar dari wajah-wajah mereka. Dari mimik para mahasiswa, terlihat ada dari mereka yang terbebani. Ada juga yang tanpa beban seperti air mengalir bebas. Saat UAS dilangsungkan, ekspresi mereka berubah drastis yang sebelumnya tenang, menjadi raut bingung seperti lupa apa yang sudah dipelajari. Namun, ada juga wajah sumringah yang bersinar dari mahasiswa yang siap dan matang untuk menghadapi UAS.

Semua ini merupakan kewajiban yang harus dilalui mahasiswa untuk mengukur kemampun serta melakukan analisa untuk menjawab soal. Kepandaian tidak diukur dari nilai, melainkan kejujuran yang diambil sebagai contoh memajukan bangsa di masa yang akan datang. Berlaku jujur tak mencontek saat UAS merupakan nilai tersendiri bagi tiap mahasiswa karena mau berusaha dengan kemampuannya. Dedikasi dari kejujuran akan menciptakan kemajuan untuk berlaku jujur dan tanggung jawab akan tugasnya. Hidup mahasiswa Fikom UNTAR! (Riza Firdaus)  

Serah Terima Jabatan Periode 2012-2013


Fikom UNTAR menyelenggarakan serah terima jabatan dari lembaga BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) dan DPM (Dewan Perwakilan Mahasiswa) serta lembaga minat bakat (Creadzy, I-Focus dan Oranye), Selasa (29/5). Acara dihadiri oleh Dr. Eko Harry Susanto, M.Si, selaku dekan yang memberikan beberapa pernyataan untuk para ketua baru periode 2012-2013 untuk kemajuan Fikom.

Penobatan pertama serah terima jabatan 2012-2013 dimulai dari Creadzy (Lembaga Minat Bakat Periklanan). Lembaga ini pada periode sebelumnya dipimpin oleh Ariel. Jabatan Ariel akhirnya diserahkan pada Agung Aditya sebagai ketua baru.

 I-Focus (Lembaga Minat Bakat Fotografi) yang sebelumnya dipimpin Ketua Umum Timotheus Febriyanto dan Ketua Harian Fajar Dewantoro, kini dipegang secara tunggal oleh Heribertus Wijayanto. Selanjutnya, Oranye (Lembaga Minat Bakat Jurnalistik) yang dipimpin oleh Nurul Khotimah diserahkan kepada Riza Firdaus sebagai pemimpin selanjutnya.

Acara dilanjutkan pada serah terima jabatan BEM Fikom UNTAR yang dijabat oleh Andhika Pradityo pada priode 2011-2012. Posisinya kini digantikan oleh Elwi Gito. Juga, DPM Fikom UNTAR yang sebelumnya diketuai oleh Hendra Wijaya diserahkan kepada ketua baru Amos Moses. Semua program kerja BEM dan DPM membuahkan hasil dengan terpilihnya Elwi Gito sebagai ketua BEM dan Amos Moses sebagai ketua DPM.

Acara ini diselenggarakan di ruang 1106B yang banyak dihadiri para anggota lembaga. Suasana yang ramai dan enjoy pada saat acara berlangsung membuat kebersamaan begitu terasa. Semoga dengan terpilihnya ketua masing-masing organisasi, berbagai program kerja dapat terealisasikan demi kemajuan Fikom UNTAR. Tidak lupa, agar Fikom UNTAR lebih dikenal masyarakat luas. (RF) 

Rabu, 06 Juni 2012

O’sulloc Tea Museum, Surganya Teh Hijau!



Mendengar kata green tea atau teh hijau, tentu sudah tak asing lagi, kan? Ya, teh berwarna hijau dengan rasa khas ini memang tengah populer. Tak jarang kita menemukan aneka jenis makanan atau minuman dengan rasa teh kegemaran masyarakat Jepang ini.

Tapi jangan salah, selain di negeri Sakura, ternyata di negara Ginseng Korea pun teh hijau sangat digemari dan banyak dikonsumsi. Kepopulerannya terbukti dengan adanya museum yang memamerkan dan membudidayakan teh, khususnya teh hijau. Museum itu bernama O’sulloc Tea Museum yang terletak di Pulau Jeju, Korea Selatan.

Jika berkunjung kesana, pertama kali yang akan kita jumpai adalah ladang teh hijau yang sangat luas di jalan menuju dan di sekitar museum. Uniknya lagi, saat memasuki museum kita akan terlebih dahulu diajak ke lantai 3 dengan menggunakan lift. Di sana, kita akan menemukan sebuah ruangan  berdinding kaca. Pengunjung museum disuguhi pemandangan ladang teh yang sangat indah, sama dengan yang terlihat di jalan menuju museum tadi. Atau, kita bisa menikmatinya dari balkon terbuka di lantai 4.

Kemudian, barulah pengunjung bergerak menuju lantai 2. Di sana, kita bisa menemukan berjuta informasi berbagai jenis teh hijau. Mulai dari cara menanam dan membudidayakannya, juga berbagai manfaat yang bisa kita peroleh dari teh.

Puas mencari tahu tentang teh hijau, di lantai 1 kita dapat membeli berbagai teh untuk konsumsi juga kosmetik yang memiliki kandungan dan manfaat teh.

Selain itu, jangan lupa langsung cicipi berbagai makanan dan minuman di sebuah cafe kecil dekat pintu keluar. Salah satu panganan yang dijual adalah es krim rasa teh hijau yang rasanya mengoyang lidah. Harga es krim itu 4000 won atau senilai 32 ribu rupiah. Meski harganya sedikit mahal, kita tak akan menyesal setelah mencobanya.

Yang terakhir, jangan lupa berfoto-foto. Mengapa? Karena Pulau Jeju menyediakan panorama yang sangat indah. So, Jangan tunda-tunda lagi. Segera rencanakan liburan Anda selanjutnya ke Pulau Jeju, Korea Selatan! (Elizabeth. Dok.Pribadi)

Jelang UAS, Fikom Untar Sunyi


Kampus Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara terlihat sepi menjelang ujian akhir semester. Hal ini bisa dirasakan dalam beberapa hari terakhir, seperti di selasar lantai 11 dan 12. Biasanya, tempat ini ramai oleh mahasiswa dan mahasiswi yang duduk sambil bersenda gurau. Namun kini sepi tanpa ada kegiatan sama sekali.

Malah, banyak mahasiswa yang memadati tempat fotocopy untuk mempersiapkan diri menghadapi UAS Senin pekan depan. Berbagai macam usaha dilakukan mahasiswa agar mendapatkan bahan-bahan ujian yang sebelumnya diberikan dosen, mulai dari presentasi sampai buku sebagai refrensi tambahan.

Selain itu, mahasiswa juga disibukkan dengan tugas akhir, salah satunya tugas membuat video. Karya dan kreativitas mereka yang beragam tercemin dari ide-ide pembuatan. Konsep yang ada dibuat mendetail agar hasil video mendapatkan nilai terbaik. Mengerjakan tugas akhir yang memasuki deadline membuat mahasiswa bekerja sampai malam dan mengorbankan waktu senggangnya demi menyelesaikan tugasnya sesuai tenggat waktu yang telah ditentukan.

Tanpa minggu tenang menjelang UAS, mahasiswa Fikom menjalankan kewajibannya secara ceria dan enjoy. Tidak ada kesan terbebani sama sekali dari raut wajah mereka. UAS yang akan segera tiba beberapa hari lagi telah siap dilewati dengan penuh keyakinan, optimis dan semangat. Sukses bagi mahasiswa/i Fikom Untar! (Riza Firdaus)