Pages

Sabtu, 23 Maret 2013

Editorial : Upaya Penanganan Sapi Tanpa Keselarasan


     Kenaikan harga daging sapi serta bawang merah dan bawang putih menimbulkan polemik dalam negeri  dan menambah panjang daftar pekerjaan rumah pemerintah. Pemerintah lagi-lagi tak belajar terhadap kasus yang sudah-sudah menimpa negeri ini, misalnya pada kasus kenaikan kacang kedelai. Kenaikan waktu itu membuat harga bahan baku tempe dan tahu ini melambung tinggi karena sulitnya penyediaan. Tak ayal, kuota impor pun terbatas karena didahului oleh negeri “tirai bambu” China yang mengimpor kedelai puluhan ribu ton untuk penyediaan di negaranya.

     Seharusnya negeri kepulauan ini tak lagi hanya menunggu dan bergerak atas perintah. Melainkan, membiasakan untuk bekerja terorganisir ketika kesulitan mengimpor bahan-bahan. Pemerintah sebaiknya melakukan inspeksi rutin ke pasar-pasar dan mengawasi barang-barang yang kerapkali sulit didapat konsumen. Tak hanya itu, kesadaran masyarakat juga harusnya semakin ditingkatkan bahwa tidak seharusnya kita mengandalkan produk impor selamanya, sehingga muncul persepsi kita adalah bangsa yang malas.

sumber: mizan.com
     Padahal, bisa saja beberapa wilayah Indonesia diberdayakan dalam proses peningkatan pembudidayaan sapi. Badan Pusat Statistik (BPS) mengatakan pada detikcom, populasi terbesar sapi dimiliki oleh hampir sebagian di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah masing-masing berkisar pada 296,4 ribu ekor dan 149,9 ribu per ekor. Sisanya diikuti oleh NTT dan NTB pada pendataan tahun 2011/2012. Pemerintah tak merangkul secara baik pemasokan terhadap daging, dan nampaknya tidak ada keseriusan penyelesaian masalahan ini. Transportasi yang kini masih menjadi kendala, karena biaya transportasi impor dari Australia lebih murah dibandingkan dari NTT dan NTB.

     Bukankah sebaiknya pemerintah segera melakukan upaya penggunaan jasa transportasi murah bekerja? Kerjasama bisa dilakukan dengan Dinas Perhubungan dan Transportasi agar tak melulu kesulitan dalam melakukan pengiriman sapi. Kurangnya koordinasi menjadikan tidak terlihatnya keselarasan dalam pemerintahan. Pada masyarakat, dampak kenaikkan harga pun tak lagi ditanggapi secara cepat. Itulah jadinya bila yang diperhatikan hanya kepentingan pribadi. Pemerintah berjalan sendiri,  masyarakatnya PUN turut bertindak hal yang sama. (Rza)

Rabu, 20 Maret 2013

Surat Keputusan BAN-PT Tentang Akreditasi Fikom


Setelah 7 tahun dengan status ijin oprasional, akhirnya 19 Maret kemarin berdasarkan Surat keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT), Nomor: 091/SK/BAN-PT/Ak-XV/S/II/2013 tentang nilai dan peringkat akreditasi program studi pada program sarjana, menetapkan Fakultas Ilmu Komunikasi Tarumanagara mendapat akreditasi “B” dengan poin 334.

Akreditasi BAN-PT mengacu pada delapan standar nasional yang harus dipenuhi, mulai dari standar proses,  pengelolaan, sarana dan prasarana, pendidik dan tenaga kependidikan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan.

Hasil akreditasi yang diperoleh tidak bisa dibilang mengecewakan. Menginjak usia yang ke-7, Fikom Untar bisa dibilang masih sangat muda tetapi dapat meraih hasil sedemikian rupa. Progress Fikom Untar juga terus menanjak naik, tercatat Fikom Untar sebagai 10 besar Perguruan tinggi swasta terbaik jurusan komunikasi menurut majalah Tempo pada tahun 2011 & Indonesia best graduate school of communication 2012 berdasarkan majalah Mix Marketing Communication. Kedepannya semoga Fikom Untar dapat lebih baik lagi.(rez)

Senin, 18 Maret 2013

Angkatan 2010 Merebut Piala Bergilir Fikom


Piala Dekan & Pudek 2013 resmi ditutup pada Kamis (14/3). Event rutin yang diadakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa FIkom Untar ini menobatkan angkatan 2010 sebagai juara umum & berhak untuk membawa piala bergilir.

Angkatan 2010 merebut 4 gelar dari total 7 cabang yang dipertandingkan, yakni bulu tangkis, futsal, catur & debat. Diikuti tim alumni yang merebut 2 gelar dari cabang basket putra & volli, serta angkatan 2011 pada cabang basket putri.

Antusias peserta tercermin dengan banyaknya mahasiswa yang rela meluangkan waktu untuk datang ke Piala dekan & Pudek 2013. Kegiatan ini semakin semarak dengan games berhadiah yang disediakan panitia disela-sela acara.

Ketua pelaksana, Febert Tehael mengaku puas dengan jalannya acara, dia juga terkesan dengan banyaknya alumni yang berpartisipasi dalam rangkaian kegiatan, “cukup puas, harapannya piala dekan kedepannya makin banyak cabang yang dilombakan” tutupnya.

Fikom sendiri memiliki mahasiswa-mahasiswa yang berprestasi dalam bidang olahraga. Tercatat Claudio Marsello, mahasiswa fikom yang pernah menyabet emas dalam cabang senam nomor aerobik perorangan putra, PON XVII Riau pada tahun 2012 lalu.(rez)

Minggu, 17 Maret 2013

Silvi Peserta Terbaik LKMM ke-37

Silviana Dharma, perwakilan  dari Dewan Perwakilan Mahasiswa Fikom terpilih sebagai salah satu dari dua peserta terbaik dalam Latihan Kepemimpinan manajemen mahasiswa (LKMM) ke-37. Silvi bersama Angellina dari Fakultas Hukum menyisikan 47 peserta lainnya.

LKMM merupakan acara tahunan yang diselenggarakan Untar dengan tujuan menggali potensi para organisatoris kampus dalam hal kepemimpinan berorganisasi. Kegiatan yang mengusung tema “Menjadi Pemimpin yang Melayani Masyarakat di Era Milenium Tiga” ini berlokasikan di Santa Monica Resort 1, Pancawati, Ciawi, Bogor, 14-16 Maret 2013.

Dalam pembacaan pengumuman, Wakil Rektor III bidang kemahasiswaan, Kurnia Setiawan, S.Sn.,M.Hum, mengatakan bahwa penilaian ditimbang berdasarkan berbagai aspek mulai dari keaktifan, kedisiplinan, proposal serta LPJ yang dibuat, masukan fasilitator, dan lain-lain.

Ketua Panitia, Agus Dariyo, M.Si.,Psi., juga mengatakan Silvi memang sudah menarik perhatiannya dari hari pertama acara. Bagaimana cara Silvi merangkai argumentasi membuatnya terkesima “Sebenarnya saya berharap kamu (Silvi) yang mengangkat tangan saat diajukan siapa yang mau ikut Training of Trainers (Acara lanjutan yang hanya dapat diikuti lulusan LKMM). Loh.. tetapi kamu nggak mau, ya sudah.” ujarnya.

Silvi yang juga masih tercatat sebagai salah satu redaksi Oranye, mengaku kaget & tidak menyangka dirinya adalah salah satu yang terpilih “Overall gue senang karna bisa jadi kebanggan. Nggak cuma buat diri sendiri, tetapi juga buat Fikom” ucapnya. (Rez)

Electric Fan Kebersamaan

Melalui banyak hal manusia belajar. Melalui lingkungan, media, hingga permainan. Dan setiap pelajaran akan menetap dalam ingatan manusia ketika terdapat suatu kesan di dalamnya.
LKMM Untar ke-37 kini telah usai. Selama 3 hari 2 malam, para peserta dari berbagai fakultas di Untar saling terhubung. Para peserta saling bersaing, namun juga berbagi dan berjuang bersama-sama.
Salah satu permainan yang meninggalkan kesan mendalam bagi para peserta ialah electric fan. Kelompok dikurung dalam batas tali setinggi kurang lebih 1 meter yang dianggap bertegangan listrik tinggi. Satu-satunya jalan keluar adalah melompati tali pembatas itu tanpa menyentuhnya. Aturannya, setiap anggota harus bergandengan tangan sampai seluruh anggota keluar dari kungkungan tersebut.
Beragam cara dilakukan peserta. Dalam kondisi terguyur hujan, satu dan atau dua orang menjadi batu pijakan bagi teman-temannya. Mereka harus merelakan punggung atau paha atau pundaknya agar temannya bisa melompat keluar pagar pembatas. Satu per satu mulai keluar. Namun perjalanan tidak semulus itu. Ketika salah seorang anggota menyentuh tali pembatas, seluruh tim harus mengulang dari awal. Berkali-kali mereka harus mengulang. Lagi dan lagi, padahal hanya tinggal satu atau dua orang lagi. Entah dari mana asalnya semangat mereka. “Tidak apa-apa,” teriak mereka. “Bisa! Bisa! Bisa! Kita bisa!”
Bobot tubuh yang besar tidak mengecilkan hati mereka. Strategi demi strategi mereka coba. Mereka yang di luar pun tidak lantas lepas tangan, mereka menopang, menengadahkan tangan-tangan untuk membantu teman mereka keluar. Sorakan terus berkumandang ketika semakin banyak anggota yang selamat. Tinggal satu anggota lagi. Semua tenang dan siap. Harap-harap cemas, namun meyakinkan bahwa mereka bisa. Kelompok 4 misalnya, Banyo (Fakultas Teknik) segera menungging di bawah tali, sebagian tubuhnya di dalam dengan kepalanya menghadap ke depan, menjadi pijakan bagi temannya Bill (Fakultas Ekonomi) yang masih tertinggal sendiri di dalam. Sementara teman-teman yang lain memegangi tangan Bill. Bill pun mulai melangkahi tali dan teman-temannya meraih kaki Bill tuk dijejakan pada pijakan yang tepat tanpa menyentuh pagar listrik. Syukurlah, mereka pun berhasil.
Rela berkorban, saling percaya, optimistis, pantang menyerah dan kerjasama tim menjadi pelajaran berharga yang dapat dipetik peserta dalam permainan ini. Dalam kehidupan organisasi pun demikian, diharapkan ketika datang masalah dan rintangan menghadang, organisasi tidak menjadi lemah dan terpenjara. Organisasi harus yakin dan berjuang tanpa kenal lelah demi tercapainya solusi bersama.
Jalan keluar selalu ada jika kita terus berusaha meraihnya. Rintangan yang paling mustahil sekali pun dapat dilompati ketika hati-hati terpadu menjadi satu kesatuan yang saling meneguhkan.
Satu kata dari Danny (Fakultas Teknik Informasi) mengenai pelajaran yang ia dapatkan dari permainan ini, “intens.”
Banyo menambahkan “ jadi, kalau mau suatu organisasi itu berjalan lancar dan berkembang, maka setiap individu (harus) ditanamkan sifat rela berkorban. ”
“Before you are a leader, success is all about growing yourself. When you become a leader, success is all about growing others. “
Jack Welch
(SIL)

Ambivalensi Konflik

Konflik tidak hanya memiliki dampak negatif terhadap organisasi, tetapi juga dampak positif (Ambivalen). Jika konflik dikelola dengan baik, maka akan bermanfaat menumbuhkembangkan organisasi.

Begitulah kira-kira pemaparan materi  dari Bonar Hutapea, M.Si. disela kegiatan Latihan Kepemimpinan Manajemen Mahasiswa (LKMM) ke-37 dengan tema “Menjadi Pemimpin yang Melayani Masyarakat di Era Milenium Tiga”. Pelatihan yang diselenggarakan Untar ini berlokasikan di Santa Monica Resort 1, Pancawati, Ciawi, Bogor, 14-16 Maret 2013.

Lebih jauh Bonar menjelaskan bahwa ada 5 sumber penyebab konflik. Dimulai dari yang paling mudah untuk diselesaikan yaitu fakta, metode, peran, tujuan & nilai. Kita tidak bisa menerapkan standar yang sama dalam menyelesaikan konflik.

“kita tidak bisa menghindar dari konflik. Tujuan kalian disini supaya kalian dapat muncul sebagai leader & dapat me-manajemen konflik.” imbuhnya.

Selain itu, dipaparkan juga 5 cara mengatasi konflik, yakni competing, collaboration, compromising, avoiding & accommodation. Masing-masing cara ini akan efektif jika diterapkan sesuai klasifikasi situasi & kondisi yang tengah terjadi

“Dari materi ini kita dapat belajar mendengar pendapat orang lain, juga menyadari setiap orang sah mengambil perspektif manapun. Kalian dapat menerapkan cara yang cocok untuk situasi yang terjadi” kata Bonar.

Hadir pula dalam kesempatan itu sebagai pengisi materi Agoes Dariyo, M.Si.,Psi., Bobby Stiven, S.H., LL.M., Suraidi, ST., MT., dan Eddy Dadang Suryadi, SE., MM.,

Ketua Panitia, Agus Dariyo, M.Si.,Psi., menyampaikan kegiatan ini ditujukan kepada organisatoris fakultas dan universitas untuk memberi wawasan dan bekal hingga nantinya mereka terjun ke berbagai bidang, “Potensi mereka sudah ada, pelatihan ini sifatnya hanya memoles.” ucap Agus. (rez)

LKMM UNTAR Era Milenium Tiga



Kamis hingga Sabtu, 14-16 Maret 2013, Universitas Tarumanagara mengadakan kegiatan LKMM (Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa) ke-37 dengan tema “Menjadi Pemimpin yang Melayani Masyarakat di Era Milenium Tiga”. Diketuai oleh Agoes Dariyo, M.Si.,Psi., pelatihan ini mengambil tempat di Santa Monica Resort 1, Pancawati, Ciawi, Bogor. Kegiatan ini diikuti 49 peserta dari berbagai fakultas dan Unit Kegiatan Mahasiswa di Untar. Fikom Untar sendiri tidak ketinggalan untuk mengirim mahasiswanya yang berasal dari lembaga BEM dan DPM fakultas, masing-masing 2 orang.


LKMM merupakan acara tahunan yang diselenggarakan Untar yang bertujuan menggali potensi para aktivis kampus dalam hal kepemimpinan berorganisasi. Agoes Dariyo, M.Si., Psi., Bonar Hutapea, S.Psi., M.Si., Bobby Stiven, S.H., LL.M., Suraidi, ST., MT., dan Eddy Dadang Suryadi, SE., MM., hadir sebagai pemandu dengan didampingi 4 fasilitator, yakni Arwin, Weasley, Rico, dan Citra.

Hari pertama, kegiatan diisi penuh dengan pembekalan Materi. Pemaparan materi yang pertama diberikan Bonar Hutapea, M.Si tentang manajemen konflik. Beliau menjelaskan bahwa didalam organisasi ada 5 metode untuk menyelesaikan konflik, masing-masing metode akan berjalan efektif jika diterapkan sesuai dengan situasi yang terjadi.

Malamnya, kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh Bobby Stiven, SH., LL.M. Dalam pemaparannya, peserta mempelajari bahwa sebelum menjadi pemimpin yang membimbing orang banyak, kita harus menjadi pemimpin diri sendiri dalam proses meraih harapan. Beliau juga menambahkan bahwa dalam memimpin organisasi terdapat beberapa gaya kepemimpinan. Pemilihan gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap keberhasilan pencapaian tujuan dari suatu organisasi. Hari pertama ditutup dengan materi refleksi malam oleh Agoes Dariyo, M.Si., Psi.

Hari kedua, susunan kegiatan lebih bervariasi. Tidak hanya materi, peserta juga ditantang untuk menjajal games outdoor. Permainan tidak hanya dirancang untuk bersenang-senang, tetapi juga ada makna yang terkandung tentang kebersamaan dan kerjasama.

Peserta  pun kembali dibekali dengan pengetahuan teknis tentang administrasi, keuangan dan kesekretariatan kampus. Peserta juga ditantang untuk membuat satu proposal dan laporan pertanggungjawaban kegiatan.

Hari terakhir, peserta diajak untuk tracking membelah daerah perbukitan. Jalan yang terjal tidak membuat antusiasme peserta berkurang, mereka saling bahu-membahu hingga akhir perjalanan. Setelah itu peserta melakukan sarapan untuk selanjutnya melakukan pendadaran, yakni membedah proposal dan laporan pertanggungjawaban yang dibimbing pemandu.

Rangkaian kegiatan diakhiri dengan acara penutupan.  Dalam penutupan diumumkan Silviana Dharma perwakilan dari DPM Fikom yang juga menjabat sebagai salah satu redaksi Oranye dan Angelina dari Fakultas Hukum terpilih menjadi peserta terbaik LKMM ke-37. 

“Setelah bertahun-tahun ini adalah LKMM dengan jumlah peserta terbanyak, sampai kami harus memesan penambahan kamar. Saya berharap ini menjadi titik kita menjadi lebih baik ke depannya,” tutup Wakil Rektor III bidang kemahasiswaan, Kurnia Setiawan, S.Sn.,M.Hum.


“To command is to serve, nothing more and nothing less.”
Andre Malraux
(Sil, Rez)

Fikom Untar Raih Medali Emas dalam Asia English Olympic 2013



          Berawal dari keinginan untuk menambah pengalaman, Dennis Reinhard Mongdong atau yang biasa disapa Dennis berhasil memboyong medali emas dalam Asia English Olympic 2013 kategori Newscasting. Mahasiswa kelahiran 4 Oktober 1992 ini berhasil menyisihkan tiga pesaingnya yang berasal dari 3 universitas lain dalam final yang diadakan di Hall Gereja Maria Bunda Karmel, Jakarta Barat.

            Kompetisi yang berlangsung dari tanggal 17-21 Februari 2013 ini diikuti oleh peserta dari seantero Asia. Persaingan yang ketat itu tidak mengendorkan semangat Dennis, tetapi dijadikan sebagai tantangan yang harus dilalui.  Menurutnya, salah satu kunci kemenangannya adalah tidak gugup, sosialisasi dengan peserta lain dan latihan terus menerus.

            Salah satu pengalaman berkesan bagi pria lulusan SMA Rex Mundi Manado ini adalah kesempatan mewawancarai Dalton Tanonaka yang ditayangkan dalam program TalkIndo MetroTV pada tanggal 10 Maret pukul 08.00 pagi.

            Menurut Dennis, untuk berprestasi dalam suatu hal, seseorang harus menemukan minatnya terlebih dahulu. Minat itulah yang harus ditekuni dan dilatih terus menerus. Dia juga menekankan pentingnya networking untuk menambah teman. “ Jangan takut untuk mengikuti lomba karena dengan itu kita bisa belajar dan menambah jam terbang kita” tutupnya. (wil)

Jumat, 15 Maret 2013

ORANYE DAN CREADZY MENGUDARA, SIAPA TAKUT !!

Minat Bakat Oranye dan Creadzy FIKom Untar diundang untuk menjadi bintang tamu  dalam   program Campus Life di Radio Voice Of Tarumanagara (Voms) Rabu (13/3).
Talkshow yang dipandu oleh Sarah dan Henny Purnama Sari  banyak  mengupas tentang  minat bakat yang ada dibawah naungan BEM Fakultas Ilmu Komunikasi tersebut, baik mengenai sejarah organisasi, kegiatan yang rutin dilakukan sampai karya- karya yang tidak bisa dipandang sebelah mata.
Oranye yang diwakili oleh Tika dengan suka hati menceritakan pengalaman-pengalamannya selama di Oranye yang tentunya tak akan terlupakan, Begitupula Creadzy yang diwakili oleh Ferry juga menuturkan hasil karya - karya yang tak diragukan lagi. (Tik)

Kunjungan SMA Karangturi Semarang, Calon UNTARIAN


Pelajar SMA Karang Turi Semarang mendatangi Universitas Tarumanagara dalam rangka kunjungan kampus pada Kamis pagi (14/3).

Acara pertama yang bertempat di ruang auditorium gedung utama dibuka dengan perkenalan fakultas dan 8 program studi yang ditawarkan di Universitas Tarumanagara.
Kunjungan yang dihadiri oleh 180 siswa kelas sebelas tersebut dimaksudkan untuk membantu siswa- siswi dalam memilih program dan fakultas yang diminati.“Kunjungan ini sangat membantu, kita jadi punya gambaran mengenai universitas yang akan kita pilih “ungkap Andre salah satu siswa Karang Turi.

Bapak Daniel Tamburian, salah satu dosen  Fakultas Ilmu Komunikasi menjelaskan mengenai FIKom seperti jurnalistik, periklanan, dan Public Relation. “ FIKom seru, jadi pengen masuk fikom” ujar ana siswi Karang Turi.sembari senyum tipis.Beliau hanya menyayangkan kendala teknis pada acara tersebut “persiapan acaranya harus lebih matang, acaranya bagus apalagi kalau lebih kreatif” ujarnya. 

Pada akhir acara siswa-siswi SMA Karanturi dibagi dalam beberapa kelompok. Kelompok pertama mendapat kesempatan untuk mengunjungi gedung FIKom Untar yang berada di lantai 11-12 gedung utama. Sambutan hangat di berikan oleh perwakilan dari Dewan Perwakilan Mahasiswa FIKom Untar. Mereka di ajak untuk berkeliling dan mengenal lebih dekat dengan lingkungan kampus FIKom Untar serta seluruh fasilitas yang disediakan. (Tik)