Pages

Senin, 29 April 2013

Cara Terbaik Merawat Wajah

     Kecantikan merupakan hal yang sangat berarti bagi kaum perempuan. Namun, tidak semua mengetahui bagaimana cara membersihkan wajah yang baik dan benar. Kini, Oranye akan menjawab pertanyaan sahabat Oranye mengenai cara merawat wajah.

1. Rutin Membersihkan Wajah
     Membersihkan wajah memang terdengar mudah untuk dilakukan. Namun, apabila sampai terlupa, akibat yang ditimbulkan bisa cukup fatal. Waktu paling tepat untuk membersihkan wajah adalah saat pagi hari sebelum aktivitas dan malam hari sebelum tidur. Tata rias yang lupa dibersihkan sangat rentan menimbulkan jerawat pada wajah.

2. Jangan Terlalu Sering Make-Up
     Terlalu sering atau terlalu banyak make-up juga tidak baik untuk kulit wajah, karena kebanyakan produk yang ada di pasaran mengandung banyak bahan kimia. Saat membeli produk kecantikan pun jangan lupa untuk memeriksa tanggal kadaluarsa dan nomer registrasi BPOM yang menandakan bahwa komestika tersebut aman.

3. Menggunakan Krim SPF
    Ada cara yang paling mudah untuk menentukan berapa lama kadar ketahanan SPF dalam krim yang akan kita gunakan. Hitunglah ketahanan kulit Anda terpapar matahari (dalam menit)  dikalikan dengan kadar SPF. Sebagai contoh, bila kulit Anda sudah memerah setelah 5 menit terpapar matahari dan Anda memilih krim dengan SPF 25, maka krim tersebut dpat melindungi kulit Anda selama 125 menit (hasil kali ketahanan kulit dengan kandungan SPF).

4. Perawatan lainnya
     Tidak perlu repot-repot untuk selalu pergi ke salon dan SPA untuk melakukan perawatan tubuh. Coba gunakan buah-buahan yang banyak kita jumpai seperti strawberry, lemon, pepaya dan tomat. Selain lebih alami, biaya perawatan pun dapat ditekan dengan maksimal.
                                                                                                                                          (Harlyan)

Yuk, Menjadi Entrepreneur Ramah Lingkungan!



Diadakan di kampus 2 Universitas Tarumanagara, Roadshow Greenpreneurship Challenge menghadirkan 3 orang pembicara yaitu Adithiyasanti Sofia (Putri Bahari Indonesia 2012), Agus Hermiyanto (Institute for Community Behavioral Change) dan Desty D. Sulstyowati, sebagai Top 3 Greenpreneurship Challenge 2012.
Foto: @Greenpchallenge
                Seminar oleh Youth Desk-Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO ini mengupas seputar dunia bisnis yang ramah lingkungan. Sofia menunjukkan dalam seminar ini bahwa motor penggerak perubahan saat ini adalah pemuda. Lebih lanjut lagi, pemuda dapat menjadi agen perubahan di bidang masing-masing.

                Selain Sofia, Agus Hermiyanto juga membagikan pengalamannya terutama dalam menjalankan bisnis Nata De Soya dan Nata De Cassava. Kedua produk tersebut dibuat dari sisa produksi kedelai dan singkong yang dibuat menjadi produk bernilai ekonomis. Agus mengutarakan, selain menguntungkan secara ekonomi, bisnis ini ramah lingkungan karena memanfaatkan sisa-sisa produksi. Selain Agus, salah seorang pemenang Greenpreneurship Challenge 2012 juga mengutarakan pengalamannya menjadi seorang insinyur pertanian hingga tercetus ide membuat camilan dari ubi ungu yang berpotensi sebagai makanan ringan khas Indonesia.
                Agus juga menuturkan bahwa saat ini kita sedang menghadapi masalah lingkungan yang disingkat dengan “APEL”  yaitu singkatan Air, Pangan, Energi dan Lingkungan.

                Leo, koordinator Youth Desk  mengutarakan bahwa Indonesia membutuhkan lebih banyak wirausaha. Lebih lanjut lagi dia mengungkapkan, tantangan saat ini adalah bisnis harus memperhatikan isu lingkungan. “Harapan saya, teman-teman mahasiswa dapat menerapkan pendidikan yang mereka dapatkan dari bangku kuliah ke bidang mereka masing-masing yang menjadi passion mereka.”tutupnya (Will)

Minggu, 28 April 2013

Syukuran Akreditasi Fikom Untar


     Mahasiswa lulusan Fikom Untar kini boleh bernafas lega. Pasalnya, Prodi (Program Studi) mereka telah lepas dari status izin operasional. Setelah hampir 7 tahun berdiri, Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara (Fikom Untar) akhirnya diakui BAN-PT (Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi) resmi menyandang gelar terakreditasi B. “Hasil yang terbilang lumayan untuk fakultas muda,” ujar Dekan Fikom Untar Dr. Eko Harry Susanto, M.Si.

Pemberian tumpeng kepada Rektor Untar
 
     Rabu (24/4) menjadi hari syukuran atas perolehan akreditasi tersebut. Berlokasi di lantai 11 Gedung Utama Untar, Fikom pun menjamu Rektor Untar Prof. Ir. Roesdiman Soegiarso, M.Sc., Ph.D.; Pengurus Yayasan; Warek III Kurnia Setiawan, S.Sn., M.Hum; para alumni seperti Herryanto, S.Ikom dan Verdi, S.Ikom dan seluruh staff, dosen serta mahasiswa/i Fikom Untar.

     Berdasarkan hasil akreditasi yang diperoleh, Fikom belum berpuas diri. Masih banyak kinerja yang perlu ditingkatkan. Dekan Fikom menegaskan bahwa yang paling penting adalah kualitas dan kuantitas dosen tetap. “Sulit mencari dosen yang berkualitas, terutama yang lulusan Ilmu Komunikasi. (Calon dosen) yang melamar banyak, tetapi kualitas kan harus terjamin.”
     Melalui acara syukuran ini, Dekan Fikom Untar ingin menunjukkan pula nilai keberagaman di Untar. Menurutnya, keberagaman itu penting. Walaupun Untar notabene-nya memiliki mayoritas Tionghoa, tetapi di sini semua warganya hidup berangkulan.

Musik Tradisional China mengiringi acara
     Diiringi musik tradisional China Gu Zheng yang dibawakan oleh Charles Darwin, S.Psi. Sebelum makan, misalnya, diawali dengan doa dalam 6 agama, yakni perwakilan Buddha oleh Sutta, Islam oleh Satrio, Hindu oleh Nyoman, Katolik oleh Vania, Kristen oleh Kiwantoro dan KongHucu oleh Stevianus.
Menanggapi akreditasi ini, Ketua BEM Fikom Elwi Gito menyatakan dalam kata sambutannya, “Melawan dan merebut itu mudah, yang susah itu bagaimana kita mempertahankannya.”

To accomplish great things we must not only act, but also dream; not only plan, but also believe.

~Anatole France~

(SIL)

Jumat, 26 April 2013

Petaka Sebuah Kata

     Ibu itu nampak panik, sementara para petugas membuka paksa gembok rumahnya dengan sebuah linggis. "Jangan, Pak! Tolong! Saya minta waktu!" pinta Ibu tersebut dalam tangis paniknya. Ketika para petugas pengadilan berhasil merusak gembok rumah, sang Ibu menangis lebih histeris sambil melangkah masuk ke dalam rumah.


     Itulah salah satu teaser (cuplikan berita) salah satu tayangan berita sore. Setelah teaser tersebut, munculah dua orang pembaca berita membuka tayangan. "Selama tiga puluh menit ke depan kami akan menyajikan berita penting dan menarik hanya untuk Anda," ujar salah satu pembawa acara. Saat program memasuki segmen pertama, muncullah kembali berita mengenai penyitaan rumah, seperti yang telah ditampilkan dalam teaser.

     Berita tersebut penuh air mata. Tergambar bagaimana sang Ibu dalam rasa panik dan kagetnya memohon para petugas pengadilan untuk berhenti memaksa masuk ke dalam rumah. Dalam tangisnya mungkin saja si Ibu membayangkan bagaimana nasibnya kelak bila rumahnya diambil. Kemanakah dia akan pergi? Akan bagaimanakah hidupnya selanjutnya? Namun tangis dan permohonan si Ibu tidak digubris oleh para petugas. Mereka tetap saja memaksa masuk ke dalam rumah.
Foto: antarafoto.com

     Setelah tayangan berita itu selesai, pikiran ini kembali melayang pada ucapan pembaca berita di awal tayangan, "Kami akan menyajikan berita yang penting dan menarik." Menarik? Merasa kata ini agak "mengganjal" di hati, saya pun segera membuka internet untuk melihat arti kata tersebut dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Dalam KBBI, kata "menarik" memiliki arti "menyenangkan (menggairahkan, menyukakan hati karena cantiknya, bagusnya, dsb); membangkitkan rasa kasih (suka, ingin, sayang, dsb), membangkitkan rasa untuk memperhatikan (mengindahkan dsb)". Melihat arti kata tersebut, saya makin merasa bahwa kata "menarik" yang diungkapkan pembawa acara tadi tidak tepat.

     Di luar program berita, saat ini juga cukup banyak acara yang menggunakan orang kecil dan tidak mampu sebagai objek utama acara. Si orang kecil digambarkan begitu sedih dalam beban ekonomi hariannya, dan si pembawa acara datang seakan-akan sebagai malaikat penolong, membawa sejumlah uang yang diklaim dapat membantu orang tersebut. Namun, untuk mendapatkan uang tersebut, si orang kecil itu harus berhasil melakukan tantangan yang diberikan pembawa acara. Jadilah si calon penerima uang berlari-lari kesana kemari menyelesaikan tantangan, demi mendapatkan lembaran rupiah di tangan kru tayangan. Di akhir acara, dengan napas terengah-engah, si orang kecil itu kembali "diaduk" emosinya dengan pemberian hadiah yang jumlahnya memang lumayan.

     Apakah penderitaan dan tangisan orang hal menarik? Apakah kesusahan sesama dapat menyenangkan hati dan membangkitkan rasa suka seperti arti yang ditemukan dalam KBBI? Selama ini memang ada stereotip bahwa berita buruk adalah berita bagus. Tangisan, ratapan, darah, makian, dan hal-hal erotik dianggap dapat mendongkrak rating suatu tayangan. Etiskah hal itu, membiarkan para konseptor dan pemilik media bergelimangan iklan dan pemasukan, yang notabene diperoleh dari eksploitasi penderitaan kaum tidak berdaya?

     Kembali lagi ke tayangan berita sore tersebut. Permasalannya memang terletak pada satu kata. Namun, satu kata tersebut berpotensi mengubah cara pandang khalayak melihat suatu peristiwa. Jangan sampai kelak masyarakat kita semakin jauh dari nuansa humanis, karena setiap hari menikmati media yang juga tidak humanis. Jangan sampai. (Eilina Mariamele)

Kamis, 18 April 2013

Voms Radio Mencatatkan Nama dalam Lomba di UPH


Voice of Metropolitan Student (Voms) radio merupakan radio Universitas Tarumanagara yang mengudara di frekuensi 1098 khz. Radio yang dikelola oleh mahasiswa Untar ini pada 27 maret lalu berhasil meraih juara pada ajang Communication Avenue 2013.


Communication Avenue Merupakan acara tahunan terbesar yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Pelita Harapan yang kali ini mengangkat tema “Turning Words Into Actions". Acara yang berlangsung pada tanggal 25-28 Maret ini memiliki rangkaian kegiatan berupa lomba newscasting, radio announcing, neon awards & call of pappers serta terdapat bazaar, parade dan berbagai acara outdoors lainnya.

Voms Radio mengirim Nathania Pravinta dari Fikom, Chilvani Godita dan Ivan untuk bersaing dalam kategori lomba Radio Announcing Competition bersama  21 Tim dari berbagai universitas lainnya. Dalam lomba yang mengangkat sub tema “Musik yang Membawa Perubahan”  ini masing-masing dari tim diberikan waktu 15 menit untuk on air, dari tiap tim dibagi menjadi 2 orang sebagai penyiar dan 1 orang yang bertindak sebagai operator. Akhirnya Voms berhasil mencatatkan namanya di juara 3 dan berhak membawa pulang piala serta sejumlah uang tunai.

Ini merupakan kali ketiga Voms radio meraih juara di urutan 3 besar dalam ajang yang sama. Sebagaimana kita ketahui Dekan Fikom Untar, Dr. Eko Harry Susanto, M.Si., juga merupakan penanggung jawab dari Voms radio.(rez)

Senin, 08 April 2013

Hari Spesial Dwitunggal Pucuk Pimpinan Fikom Untar



Seluruh televisi di sudut Fikom Untar serentak berubah dengan tayangan video dwitunggal pimpinan fikom untar, Dekan Dr. Eko Harry Susanto M.Si (pak Eko) & Pudek Drs. Widayatmoko, M.M (pak Wid) pada Kamis (4/4). Ternyata kedua pimpinan itu sedang merayakan syukuran hari ulang tahunnya yang hanya tepaut satu hari, pak Wid berulang tahun pada tanggal 3 April sedangkan pak Eko berulang tahun sehari setelahnya. 

Ibadah syukur ini juga dihadiri Rektor Universitas Tarumanagara  Prof. Ir. Roesdiman Soegiarso, M.Sc., Wakil Rektor Bidang Keuangan Dan Marketing Dr. Ir. Chairy, S.E., M.M.  serta segenap civitas akademika, karyawan & mahasiswa Fikom Untar. Acara tersebut bertempat selasaar gedung utama lantai 11.

Terdapat sedikit kejuatan ketika istri pak Eko yang tanpa sepengetahuannya juga hadir dalam acara tersebut, “Saya nggak tahu ya istri saya akan hadir hari ini, semua sisca yang telpon” ucapnya sambil tersenyum. 

Pak Eko juga tidak lupa mengucapkan syukur atas keluarnya akreditasi fikom, ia juga menyampaikan harapan untuk Fikom di massa mendatang, “Saya ucapkan terimakasih pada teman sejawat dan semua teman-teman yang telah mendukung, semoga semangat mendukung ilmu komunikasi dapat terus berjalan” ujarnya sambil disambut tepuk tangan. Kemudian acara dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng dan ramah tamah bersama dosen, karyawan, dan mahasiswa.

Fikom Untar mengalami perkembangan yang menjanjikan dibawah pimpinan dwitunggal ini, Agoes Dariyo, M.Si., Psi., Dosen jurusan Fakultas Psikologi sekaligus kerabat pak Eko pernah mengatakan, Pak Eko dan pak Wid adalah pucuk pimpinan yang patut dibanggakan, “Asal kamu tahu sekarang Fikom menjadi bahan evaluasi untuk bahan panutan fakultas lain di Untar” terangnya ketika ditemui dalam acara LKMM.

Dibawah pimpinannya juga, Fikom Untar meraih penghargaan sebagai 10 besar Perguruan tinggi swasta terbaik jurusan komunikasi menurut majalah Tempo pada tahun 2011 & Indonesia best graduate school of communication 2012 berdasarkan majalah Mix Marketing Communication.

Selamat ulang tahun pak Eko & pak Wid, If there’s something that you’re dreaming of then may it all come true, because you deserve it all..! (rez)


Selasa, 02 April 2013

VOMS dan Rute 2013




Rabu, 20 Maret 2013, Radio Universitas Tarumanagara, VOMS (Voice of Metropoitan Students), kembali menyelenggarakan Seminar  Rute 2013 dengan tema INCREDIBLE (Increase your Creativity and Develop Ability in Broadcasting Live Event). Untuk memeriahkan acara ini, VOMS turut mengundang salah satu dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Untar Donny D'Keizer, Banyu Nugraha, serta Jessica ‘Jeje’ (Prambors) sebagai pembicara.

Seminar yang dilaksanakan di Gedung M lantai 8  ini dihadiri oleh hampir tiga ratus lima puluh orang yang terdiri dari Mahasiswa Universitas Tarumanagara, Peserta Radio Announcer Competition dari beberapa Sekolah tingkat SMA, dan sejumlah mahasiswa dari universitas lain.

Seminar ini terasa lebih "keren" dan tidak terlalu monoton karena selain diisi oleh para pembicara berjiwa muda yang andal pada bidangnya, Voms juga mengundang Band Tangga sebagai bintang tamu.

Di sesi pertama, Donny D'Keizer berbagi pengalaman menarik seputar perjalanannya di dunia penyiaran. Kariernya tekah ia mulai sejak kelas 3 SMA di TVRI Yogyakarta,  hingga terpilih menjadi Produser Termuda Indonesia pada acara Cosco Men tahun 2011.

Broadcasting adalah istri pertama saya. Istri saya di Rumah adalah istri kedua saya, karena saya menganggap profesi saya sebagai hobi, dan saya sangat mencintai profesi saya. Cintai dulu Profesimu! Dengan begitu kamu tidak akan merasa capek, bahkan akan kangen terus.” ucap Donny.

Sesi dua dibawakan oleh dua penyiar terkenal, Banyu Nugraha dan Jeje "Prambors". Banyu menilai, meski tanpa bakat, seseorang dapat menjadi Penyiar dan Presenter, asalkan banyak berlatih. Menurutnya, selama ini orang-orang berpikir seorang penyiar dan presenter haruslah seseorang yang bawel. Padahal tidak, karena orang yang bawel belum tentu enak didengar. Yang terpenting adalah suara kita harus audible atau enak didengar. Mereka juga bercerita tentang apa yang menjadi kesulitan dan keuntungan dari seorang Penyiar, hingga bagaimana cara menjadi seorang penyiar yang unik dan cepat dikenal  oleh para pendengar.

“Mungkin  di sini sebagian besar orang, semuanya takut untuk bermimpi, takut pula kalau mimpinya ketinggian. Selama mimpi kalian masuk akal, kenapa nggak bermimpi? Kenapa nggak dikejar? Mimpilah setinggi-tingginya, tapi jangan terus-terusan bermimpi, berusahalah wujudkan mimpi itu!” ujar Jeje.

Dalam acara tersebut diumumkan pula pemenang Radio Announcer Competition. Juara pertama dimenangkan  oleh SMAN 3 Tangerang, Juara dua SMA Santa Ursula, dan Juara tiga oleh SMA Gandhi. (HO & VA)

Kajian Forum Ukhuwah Tarumanagara




Jumat 22 Maret, Forum Ukhuwah Tarumanagara (FUT) mengadakan kajian akbar dengan tema “Menggapai Keberkahan dalam Indahnya Silaturahmi”. Acara diadakan di Auditorium Gedung M lantai 8. Hadir dalam acara tersebut bintang tamu Ustadz Riza Muhammad dan Wakil Rektor Untar, Bapak Kurnia. Acara tersebut adalah acara pertama dari rangkaian program kerja FUT, serta kerjasama dengan divisi lainnya.

Sesuai dengan tema, acara tersebut diisi ceramah oleh Ust.Riza Muhammad dengan mengingatkan kepada seluruh peserta seminar agar lebih menjaga silaturahmi sesama umat Muslim. Tidak hanya itu, Uztadz juga mengajarkan agar kita lebih menghargai perbedaan yang ada, dengan toleransi kepada semua suku, agama dan ras, karena pada dasarnya Indonesia menganut “Bhineka Tunggal Ika”, berbeda-beda tetapi tetap satu. 

Menariknya, walaupun acara ini adalah program kerja pertama, tetapi banyak sekali peserta yang hadir baik dari dalam Universitas maupun tamu undangan, seperti Universitas Bina Nusantara, Universitas Trisakti, dan lainnya.

Ika, salah seorang peserta dari Untar berpendapat bahwa acara ini sangat bagus, menambah wawasan agama, dan mengingatkan para umat Muslim agar lebih menjaga silaturahmi dan mengontrol diri agar lebih menyayangi sesama. “Saya berharap agar suatu saat atau di waktu yang akan datang, jika FUT mengadakan acara kajian akbar lagi, agar lebih dipublikasikan karena mungkin akan banyak mahasiswa/i Muslim Untar yang ingin mengikuti acara tersebut.” ujar mahasiswi jurusan Fakultas Ekonomi ini. (Ina/Harlyan)

Senin, 01 April 2013

PLUS-nya Fikom Untar!


Rabu lalu (27/3), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)  Fikom Untar mengadakan talk show bertema PLUS+  yang membahas pluralisme di Indonesia. Acara diadakan di Auditorium gedung M lantai 8 dengan bintang tamu Pandji Pragiwaksono dan Ernest Prakasa. Acara dibuka dengan lawakan yang dibawakan oleh Ernest. Peserta yang memenuhi hampir seluruh bangku dibuat tertawa terbahak-bahak.

Dalam acara inti, Pandji  dengan tegas menyatakan “Sudah jelas arti Pluralisme, yaitu kemajemukan seperti yang telah ditulis di Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jadi, jika ditanya apa itu pluralisme, saya dan yang lain harusnya ga perlu sotoy (sok tahu) membuat definisi lain yang justru menimbulkan kesalahpahaman dan keributan".  Jawabannya itu disambut tepuk tangan dari peserta.

Ia juga menegaskan, “Kalau ada orang Indonesia yang tidak siap untuk perbedaan, maka dia bukan orang Indonesia. Kita harus bersatu bukan menjadi satu!"

Begitu pun Ernest. Ia mengakui, sebagai warga keturunan Tionghua ia sering mengalami diskriminasi ketika sekolah, seperti disebut "Cina!" atau sipit oleh teman-temannya. Ia juga bercerita bagaimana susahnya mengurus akte kelahiran anaknya, bahkan biaya yang dikenakan padanya juga lebih mahal.

Acara tersebut juga dimeriahkan oleh Bboy Citra Pesona dan ditutup dengan penampilan dari band Fikom Untar.