Pages

Jumat, 30 Mei 2014

Mahasiswa Fikom Wajib Baca!

Fikom Untar akan menyambut Pemilu Raya untuk memilih ketua BEM dan DPM Fikom Untar periode 2014/2015  pada 9-10 juni 2014 mendatang.  Sosialisasi para calon ketua lembaga ke mahasiswa/i Fikom Untar sudah mulai digencarkan. Salah satunya melalui acara debat antar calon yang dilaksanakan pada hari Senin (19/5) di lantai 12 gedung utama kampus I Universitas Tarumanagara.

Frans Yuditya selaku Ketua Pelaksana menjelaskan bahwa tujuan diselenggarakan acara ini adalah untuk memperkenalkan para calon ketua BEM dan DPM Fikom Untar serta visi dan misi yang mereka usung kepada mahasiswa/i Fikom Untar.

“Harapan saya supaya calon-calon ketua dari DPM dan BEM ini mendapat banyak masukan dari mahasiswa apa saja yang akan dilakukan di periode berikutnya serta mampu mendengarkan aspirasi dan inspirasi dari mahasiswa Fikom untuk kemajuan fakultas dan lembaga Fikom,” pungkas mahasiswa public relations angkatan 2011 itu.

Nah, buat para pembaca yang sudah penasaran mengetahui siapa calon ketua BEM dan DPM Fikom Untar selanjutnya, mari disimak beserta visi dan misi mereka di bawah ini.

Calon Ketua DPM Fikom Untar periode 2014/2015


1. Doohan (public relations angkatan 2012)

Visi: Mensejahterakan mahasiswa/i Fikom Untar yang didasari oleh fungsi dan kegunaan DPM.

Misi: Menjembatani suara mahasiswa/i Fikom Untar kepada Dekan dan Pudek.







2. Adrianus Deny (periklanan angkatan 2012)

Visi: Menjaga kestabilan dan kesolidan Fikom Untar.

Misi: Mengajak mahasiswa/i lebih aktif berpartisipasi dalam kegiatan yang diadakan Fikom Untar terutama oleh lembaga mahasiswa.








3. Chris Topher (jurnalistik angkatan 2012)

Visi: Menjadikan DPM Fikom Untar sebagai lembaga yang mengakar, aspiratif, dan transparan dalam semangat kekeluargaan.

Misi: Menjaga dan memperkuat fungsi koordinasi dan pengawasan kepada lembaga kemahasiswaan Fikom Untar serta menjaga keharmonisan seluruh IKBM Fikom Untar dan menjadikan DPM sebagai lembaga yang menghasilkan jiwa-jiwa pemimpin.





Calon Ketua BEM Fikom Untar periode 2014/2015

1. Nirma Yunita (jurnalistik angkatan 2012)

Visi: Meningkatkan eksistensi BEM Fikom Untar baik internal maupun eksternal.

Misi: Menjalankan program kerja secara totalitas dan bertanggung jawab. Memiliki tim kerja yang solid dan bertanggung jawab.







2. Indra Angga Wijaya (public relations angkatan 2012)

Visi: Menciptakan lembaga yang profesional, progresif, dan proactive.


Misi: Membuat program kerja yang mengharumkan nama Untar, Fikom Untar, serta BEM Fikom Untar. Mewujudkan wadah dalam bidang akademik dan non-akademik, serta hubungan kekeluargaan kokoh dengan pihak internal dan eksternal. (FRB)

Sabtu, 24 Mei 2014

Komunikasi dan Kepemimpinan

Rabu (14/5) Fikom Untar mengadakan kuliah umum yang menghadirkan H. Asnawi Bahar, S.E.,M.Si. yang menjabat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Pusat ASITA (Association of the Indonesia Tours and Travel Agencies).

Asnawi menjelaskan kepada para peserta mengenai cara berorganisasi yang baik di dalam dunia kerja. “Kunci dalam organisasi yaitu bagaimana kita menempatkan posisi sebaik mungkin, menempatkan diri yang tepat dan berbicara diwaktu yang tepat,” jelasnya.

Asnawi mencontohkan seseorang yang aktif berorganisasi sejak sekolah dan di kampus akan mendapat nilai lebih saat melamar pekerjaan. Namun Asnawi juga mengakui bahwa sekarang ini Indonesia masih menggunakan konsep status oriented belum achievement oriented. Tidak herana bila di dunia kerja seorang yang berasal dari kalangan terpandang lebih diutamakan daripada mereka yang berasal dari kalangan biasa meskipun memiliki prestasi lebih.


Asnawi juga menekankan bagaimana menjadi seorang pemimpin yang terampil, cakap dan berpengaruh. Sekarang sistem kepemimpinan sudah berubah, tidak seperti dulu yang bisa main perintah. Menurutnya, dibutuhkan komunikasi yang baik untuk menjadi pemimpin yang baik. (MRM)

LK BEM Fikom 2014: Bukan Film!

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fikom Untar kembali mengadakan Latihan Kepemimpinan (LK) dengan mengangkat tema “5CM”. Acara ini diadakan di Villa DD pada tanggal 3-5 Mei 2014. Ketua Pelaksana (Kapel) acara ini, Nirma Yunita mengungkapkan bahwa tema ini memang terinspirasi oleh film yang berjudul 5 Cm. Menurutnya, film tersebut mengajarkan nilai-nilai kerja sama, komitmen, dan kebersamaan.

“Hal itu sesuai dengan kepanjangan 5CM sendiri yaitu care, commitment, competent, competitive, credibel, dan motivation,” ujar mahasiswi Fikom Untar angakatan 2012 ini.

Acara yang diikuti oleh 15 mahasiswa/i Fikom Untar ini diawali dengan tantangan yang mengubah pola pikir peserta. Bagaimana tidak? untuk mencapai tempat LK saja, para peserta yang telah dibagi dalam 3 kelompok itu harus berjuang dengan modal Rp 100.000,- per kelompok yang telah disediakan oleh panitia.

Acara ini bertujuan untuk membangun kemandirian peserta ini diisi oleh berbagai permainan indoor dan outdoor. Permainan ini dirancang sedemikian rupa untuk membangun kerja sama tim dan kekompakan serta nilai-nilai kepemimpinan para peserta. Salah satu permainan yang cukup mengelitik adalah permainan meniup bulu kemoceng agar tidak jatuh ke lantai. Selain itu, para peserta juga diberi materi yang berjudul Manajemen Konflik oleh Elwi Gito yang pernah menjabat sebagai ketua BEM Fikom Untar (2012-2013).


“Rintangan itu pasti ada. Namum semua berjalan dengan baik, dan harapan untuk para peserta LK BEM ini adalah jadilah pemimpin, walau tidak memimpin di suatu organisasi tapi jadilah pemimpin diri kita sendiri. Kemudian apa yang di dapatkan pada saat LK dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari terutama didalam organisasi masing-masing,” tutup Nirma.(TSY)

Rabu, 21 Mei 2014

Bedah Iklan di Fikom Untar!

"Masalah haus atau dehidrasi seringkali dianggap sepele, padahal penelitian menunjukkan bahwa dehidrasi menyebabkan radikal bebas," ungkap Sonny Gumilang yang menjadi pembicara dalam acara Bedah Iklan Nu Green Tea yang diadakan oleh Creadzy. Acara ini diadakan di ruang 1106 gedung utama kampus I Universitas Tarumanagara pada hari Rabu (21/5) pukul 10.30. Dalam seminar ini Sonny yang juga mengajar di Fikom Untar ini membahas mengenai latar belakang pembuatan iklan Nu Green Tea serta berbagai teknik periklanan yang digunakan.

Sonny yang juga merupakan praktisi periklanan dari Neo Advertising ini mengungkapkan bahwa fondasi awal iklan berasal dari jurnal ilmiah mengenai manfaat green tea dan akibat dehidrasi. Dari sinilah ide untuk jargon "haus bandel" tercetus sebagai tagline dari produk minuman tersebut.

Sonny juga menunjukkan beberapa contoh iklan yang digunakan untuk kampanye produk tersebut. Beberapa di antaranya iklan di televisi komersil, print-ad, fanpage facebook, serta video di situs youtube. Penggunaan media sosial bukan tanpa alasan. "Target pasar kami adalah para pengguna teknologi digital sehingga fokus pada media sosial agar dapat menjangkau target pasar," ungkap Sonny.

Acara ini disambut antusias oleh para peserta yang didominasi oleh mahasiswa dari jurusan periklanan. hal ini terbukti dari banjirnya pertanyaan kepada pembicara. Misalnya salah satu peserta, Sherly dari angkatan 2011 menanyakan pentingnya penggunaan endorser dalam pembuatan iklan. Menurut Sonny, penggunaan endorser oleh sebuah produk harus dipertimbangkan dengan hati-hati. Dia mencontohkan beberapa produk yang citranya jatuh setelah endorser yang digunakan tersandung kasus.

Menurut Tania Hendrica, ketua pelaksana, acara ini diselenggarakan untuk memperkenalkan dunia periklanan kepada mahasiswa. Pemilihan Sonny sendiri dikarenakan pembawaan Sonny yang mampu memancing interaksi dari peserta. Selain itu, Sonny merupakan praktisi periklanan yang telah diakui di dunia periklanan. 

Salah satu peserta, Marini mengungkapkan bahwa acara ini sangat menarik karena sangat menginspirasi dirinya. Hal ini diamini oleh Franciska. Cika, sapaan akrab Franciska mengungkapkan ilmu yang dibagi oleh Sonny dapat memberikan gambaran mengenai pekerjaan di dunia periklanan yang nanti akan dihadapinya.(WIL)

Jumat, 16 Mei 2014

Catatan dari Makassar: Media Sosial dan Gaya Hidup (2)

Sesi foto bersama
Hari kedua DJTL diadakan di Gedung Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia (BaKTI) yang bertempat di Jalan H.A. Mappanyukki No.32, Makassar. Segera setelah memasuki gedung ini, para peserta langsung diperlihatkan koleksi foto dan buku yang sarat nilai kawasan timur Indonesia.

Tak lama menunggu, para peserta langsung diajak ke salah satu ruangan di gedung ini untuk menerima materi pertama. Temanya "media sosial dan lifestyle". Wicaksono, seorang mantan wartawan Tempo diberi mandat untuk memberikan materi ini.

Dalam sesi yang berlangsung sekitar 2 jam, Wicaksono berbicara banyak mengenai dampak media sosial terhadap pola konsumsi media. Dia mencontohkan waktu orang yang semakin sedikit dalam konsumsi media konvensional tetapi melonjak ketika berkaitan dengan media baru (new media). “Dalam statistik, rata-rata orang mengkonsumsi media cetak selalam 30 menit per hari. Sedangkan konsumsi media online (daring) rata-rata 3 jam per hari,” ujarnya.

Dalam kesempatan ini, Wicaksono yang juga mantan pengiat Persma Balairung di Universitas Gajah Mada ini menyarankan bagi rekan-rekan Persma (Pers Mahasiswa) untuk beralih ke media baru. “Tren telah menunjukkan perubahan pola konsumsi media,” ujarnya.

Di sisi lain, Juminah, salah satu peserta DJTL dari UIN Alauddin menyorot perubahan relasi interpersonal akibat penggunaan media sosial yang berlebihan. Dia mencontohkan bagaimana teman-teman di kampusnya yang terlihat asyik dengan dunia sendiri dan tidak peduli pada kondisi lingkungan di sekitarnya. Hal ini juga diamini oleh Wicaksono dengan pepatah “media sosial mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat.”

Sesi ini diakhiri dengan penyerahan songket khas Sulawesi Selatan secara simbolik oleh salah satu peserta DJTL dan foto bersama. Taufiq, peserta DJTL dari UIN Imam Bonjol Padang mengatakan bahwa materi ini menarik untuk dibahas. “Media massa harus bisa menandingi media sosial dalam pemberitaannya,” tutup pria yang juga menjabat sebagai koordinator liputan di suarakampus.com ini.(WIL)

Selasa, 13 Mei 2014

Catatan dari Makassar: Menelisik Budaya Sulawesi Selatan (1)

Oranye kali ini berkesempatan mengikuti Diklat Jurnalistik Tingkat Lanjut (DJTL) yang diselenggarakan oleh Lembaga Penerbitan dan Penyiaran Mahasiswa (LPPM) Universitas Negeri Makassar, Profesi setelah perwakilannya dinyatakan lolos seleksi. DJTL ini diadakan sejak Rabu (7/5) hingga Sabtu (10/5). Para peserta yang merupakan perwakilan dari berbagai Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) di seluruh Indonesia digembleng dengan berbagai materi serta diskusi sesuai dengan tema DJTL ini, yaitu “Ancaman Media Sosial Terhadap Verifikasi Media Massa.”

Hari pertama DJTL dibuka dengan acara penyambutan peserta. Bernuansakan suasana luar ruang dengan ditemani pencahayaan obor, para peserta disuguhi tarian khas dari Sulawesi Selatan yaitu Tari Paddupa. Selain itu, penari juga mengenakan pakaian khas Sulawesi Selatan, yaitu Baju Bodo. Tari Paddupa memang merupakan tarian yang sering dimainkan dalam acara pembukaan untuk penyambutan tamu.

“Tari Paddupa itu tari penyambutan tamu raja pada zaman Raja Gowa. Sampai sekarang, Tari Paddupa disuguhkan dalam setiap acara pembukaan untuk penyambutan tamu," ungkap Yeni, koordinator acara DJTL.

Pada hari kedua, para peserta langsung diberi materi seputar media sosial dan verifikasi dari dua narasumber yaitu, Wicaksono dan Heri Susanto. Keduanya merupakan mantan wartawan dari Tempo. Ketika siang menjelang, para peserta disuguhi makan siang dengan menu khas Kota Makassar, yaitu coto.


Coto merupakan makanan berkuah penuh rempah-rempah dengan isi daging sapi serta ketupat. Tidak ada alasan khusus panitia menyajikan coto. Tetapi Lastri, koordinator konsumsi DJTL mengakui bahwa coto memang merupakan makanan khas Kota Makassar. “Coto sudah ada sejak zaman Kerajaan Somba Opu. Coto terkenal dengan rempah-rempahnya yang komplit,” ungkapnya.

Beragam budaya dari seluruh pelosok Indonesia mulai dari tarian, baju, ritual hingga kuliner menjadikan Indonesia sebagai negara yang menarik dan tak habis-habis untuk dieksplorasi. Jadi kenapa harus jalan-jalan ke luar negeri?(WIL)  

Deddy : Do What You Like, Don’t Do What You Know

Siapa yang tidak kenal dengan Deddy Corbuzier? Ya, dia adalah seorang pesulap yang juga eksis membawakan program televisi Hitam Putih. Nah, pada Rabu lalu (8/5), Universitas Tarumanagara kedatangan pesulap kondang tersebut yang terkenal dengan dandanan yang serba hitamnya. Deddy diberi mandat untuk membawakan seminar dengan tema “Kreatif, Inovatif, & Kompetitif” untuk memotivasi para peserta yang berjumlah ribuan orang. Acara yang diadakan di Auditorium lantai 3 Gedung Utama Universitas Tarumanagara ini berhasil diselenggarakan berkat kerja sama EO Ketynco dan Tarumanagara Knowledge Center (TKC). Seminar ini turut dihadiri oleh rektor, pengurus yayasan, dekan, dan dosen Untar.

Dalam seminar tersebut, Deddy mengatakan bahwa ada yang salah dengan sistem pendidikan di Indonesia. Menurutnya, institusi pendidikan menuntut anak didiknya untuk serba-bisa di segala bidang. Menurutnya, setiap individu memiliki kesukaan dan keahlian masing – masing.

Deddy sangat tertarik saat ada salah satu peserta bernama Stella, mahasiswi FSRD Untar yang mengatakan bahwa dirinya ingin menjadi komikus namun tidak mendapat dukungan baik dari orangtua maupun dosen. Kemudian Deddy mulai menceritakan kisah nyata orang – orang sukses disekitarnya untuk memotivasi peserta.

Do what you like, don’t do what you know,” kata Deddy kepada seluruh peserta. Deddy menambahkan bahwa orang tidak akan merasa sedang bekerja saat ia melakukan yang ia sukai.

Menurut Timothy, ketua pelaksana seminar, memilih Deddy sebagai pembicara bukan tanpa alasan. Deddy dianggap sebagai role model bagi mahasiswa dalam kesuksesannya menjadi pesulap, pembawa acara, dan penulis.

“Dengan diadakan acara ini saya berharap setiap mahasiswa sadar bahwa keadaan mereka sangat berarti. Saya juga berharap mahasiswa dapat berpikir kreatif secara inovatif untuk siap berkompetisi secara positif tanpa ada keterbatasan yang menghalangi kreatifitas mereka,” tutup Timothy.(FIC)

Kamis, 01 Mei 2014

DPM Training Eksternal: L.E.A.D Your Life

Kepemimpinan bukan bawaan lahir, tetapi dapat dilatih. Itulah yang diyakini oleh Vania Levi, ketua pelaksana DPM training eksternal 2014 yang diadakan di Vila Nurlela, Bogor. Acara yang dilaksanakan oleh Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara (DPM Fikom Untar) ini diadakan selama tiga hari yaitu dari tanggal 25-27 April 2014.  Bertemakan L.E.A.D Your Life: Learn Establish and Draw Your Life, training eksternal ini memusatkan untuk menumbuhkan rasa kepemimpinan di dalam diri mahasiswa.


“Training eksternal ini untuk menumbuhkan rasa kepemimpinan, menumbuhkan rasa kekeluargaan, mengajarkan kedispilinan, dan memperluas pandangan peserta mengenai pentingnya berpartisipasi dalam organisasi,” ungkap Vania.

Acara ini diawali dengan tantangan untuk mencari jalan terdekat menuju vila. Para peserta banyak yang kesulitan menyelesaikan tantangan itu. Hasilnya, waktu tercepat yang dicapai adalah satu jam. Setelah itu, latihan kepemimpinan ini diisi dengan berbagai permainan dan sesi yang menarik.

Salah satu sesi yang menarik antusiasme peserta adalah sesi tentang motivasi menjadi pemimpin. Dalam sesi ini, pembicara yang merupakan ketua DPM Fikom Untar terdahulu, Hendra memaparkan tentang manfaat menjadi anggota DPM dan motivasi untuk menjadi anggota dari suatu organisasi.

Tidak hanya itu, berbagai permainan yang digagas juga memancing para peserta memeras otak. Dan tentu penggunaan telepon genggam tidak diperbolehkan selama training eksternal berlangsung. Hal ini bertujuan agar para peserta dapat fokus ke training dan lebih kompak.

Vania berharap para peserta terus berusaha mencari sosok pemimpin dalam diri mereka. Dia menambahkan bahwa pembelajaran tidak hanya didapat dari training yang sudah dilewati, namun juga dari berbagai hal di luar sana.

“Semoga semua yang didapatkan dari training kemarin tidak dilupakan sama peserta, lalu bisa dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari. (Semoga) peserta jadi semakin baik lagi sesudah pulang dari training dan semoga sehabis acara para peserta LK ini bisa semakin solid,” tutup Vania.(WLB)