Pages

Minggu, 22 Juni 2014

Membedah Visi Misi: Politik Internasional dan Ketahanan Nasional

Debat kandidat calon presiden digelar pada malam ini di  Hotel Holiday Inn Kemayoran, Jakarta Pusat pada hari Minggu (22/6). Debat yang mengusung tema “Politik Internasional dan Ketahanan Nasional” ini dimoderatori oleh Hikmahanto Juwana, dosen ilmu Fakultas Hukum Universitas Indonesia.

Pada sesi pertama, setiap kandidat diberi kesempatan menyampaikan visi dan misi berkaitan dengan tema selama 4 menit. Prabowo Subianto diberi kesempatan pertama. Capres nomor urut satu itu menekankan pada pentingnya kesejahteraan rakyat. Prabowo yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra ini menyampaikan program untuk mengamankan kekuatan dan kekayaan nasional. Menurutnya, kekayaan dalam negeri banyak yang mengalir ke luar negeri. Kesimpulan dari capres kelahiran 17 Oktober 1951 itu adalah pada kesejahteraan rakyat untuk menjadi negara yang disegani.

 “Tidak mungkin kita menjadi negara yang terhormat jika rakyat kita miskin,” pungkas Prabowo.

Berbeda dari itu, Capres nomor urut dua, Joko Widodo, menekankan pada 4 (empat) program yang akan dilakukannya. Pertama, perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) termasuk Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Kedua, perlindungan Sumber Daya Alam (SDA) maritim dan perdagangan. Lebih lanjut, capres yang akrab disapa Jokowi ini mengungkapkan akan fokus pada produktivitas dan daya saing. Terakhir, capres kelahiran Surakarta ini menekankan pada keamanan regional kawasan dan menjaga ketertiban dunia.

Selain itu, dalam kesempatan ini, Jokowi mengungkapkan dukungan kepada negara Palestina untuk menjadi negara yang merdeka dan berdaulat serta menjadi anggota penuh Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB).

Pada sesi kedua, Jokowi diminta menajamkan visi dan misinya. Moderator menanggapi program Jokowi untuk menjaga kekayaan maritim dan modernisasi Alutsista. Menurut Jokowi, 300 Triliyun kekayaan maritim ini dicuri. Mantan walikota Surakarta ini menawarkan program pesawat tanpa awak (drone) untuk mengawasi kekayaan maritim Indonesia. Waktu 2 menit yang diberikan tidak dimanfaatkan dengan baik karena Jokowi tidak terlalu menjelaskan modernisasi Alutsista yang mungkin akan menimbulkan pertentangan dari negara tetangga.

“Kita harus memperjelas batas laut,” tambah Jokowi.


Kepada Prabowo, moderator menanggapi mengenai kekayaan negara menurut Prabowo. Selain itu, moderator meminta capres dengan nomor urut satu itu untuk menjelaskan mengenai ungkapan “politik luar negeri adalah cermin dalam negeri”. Prabowo menekankan bahwa kekayaan nasional adalah seluruh kekayaan yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia. Lebih lanjut, Prabowo menjelaskan bahwa untuk meningkatkan nilai tawar di kancah internasional adalah dengan menyejahterakan dalam negeri.(willy)  

Rabu, 18 Juni 2014

Serah Terima Jabatan

Fikom Untar mengadakan serah terima jabatan (sertijab) dalam rangka meresmikan Ketua BEM dan DPM Fikom Untar yang terpilih periode 2014/2015. Sertijab diadakan di selasar lantai 11 gedung utama kampus 1 Untar.


Acara dibuka dengan sambutan dari Dr. Eko Harry Susanto, M.Si. selaku Dekan Fikom. Dalam sambutannya, Eko mengapresiasi iklim demokrasi dan kinerja periode sebelumnya. Selain itu, Eko juga berharap periode selanjutnya dapat lebih baik.

Acara dilanjutkan dengan sambutan dari Pudek Fikom Untar, Drs. Widayatmoko, M.M. dan penyerahan jabatan secara simbolis jabatan kepada ketua periode 2014/2015. Topher, Ketua DPM Fikom Untar 2014/2015 berharap ke depannya mahasiswa Fikom Untar dapat berpartisipasi aktif dalam semua kegiatan. Hal senada juga diungkapkan Indra, Ketua BEM periode 2014/2015. Indra mengatakan keinginannya agar semua mahasiswa Fikom dapat aktif terhadap acara yang diselenggarakan.

Acara diakhiri dengan sesi foto bersama antara para dosen dan mahasiswa yang hadir.(willy)

Senin, 16 Juni 2014

Sesi Ketiga: Kemiskinan dan Pengangguran, Jokowi: Pembangunan Sistem, Prabowo: Sektor Pertanian

Pada sesi ketiga Debat Capres 2014, setiap kandidat diberi kesempatan menanggapi pertanyaan yang disampaikan oleh moderator. Pertanyaan pertama menyoroti masalah kemiskinan dan pengangguran padahal anggaran yang digelontorkan untuk menanggulanginya terbilang besar. Selain itu, setiap kandidat diminta untuk memaparkan langkah ke depan yang akan dilakukan jika terpilih dalam hal ketenagakerjaan dan pengupahan.

Jokowi menilai masyarakat terutama dari kalangan bawah membutuhkan program khusus. Capres nomor urut dua ini memperkenalkan program Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia Pintar. Selain itu, capres kelahiran Surakarta itu menekankan pada pembangunan sistem.

“menganggarkan larinya bisa kemana-mana, tetapi kalau sistemnya yang dibangun itu akan memberikan bahwa anggaran itu sampai kepada masyarakat,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Jokowi menekankan pentingnya pemerataan investasi dan pembangunan infrastruktur. Mengenai pengupahan menurutnya, sikapnya sewaktu dia menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta sudah jelas. Dia mengklaim bahwa dia adalah satu-satunya yang menaikan upah hingga 44% pada saat itu.

Berbeda dari itu, capres nomor urut satu, Prabowo Subianto menekankan pembangunan pada sektor pertanian. Menurutnya, pertanian dapat menyerap tenaga kerja yang banyak serta memberikan hasil dalam waktu yang singkat. Capres kelahiran Jakarta itu mencontohkan bahwa setiap hektar pertanian dapat menyerap enam tenaga kerja dari hulu ke hilir. Lebih lanjut, dia menjanjikan dua juta hektar lahan sawah baru dan dua juta hektar untuk bioetanol yang dibangun dari hutan yang rusak. Melalui program ini, mantan panglima kostrad itu mengklaim dapat meningkatkan upah sekaligus mengurangi pengangguran.


“. . . Indonesia harus meningkatkan produktivitasnya. Kita tidak bisa hanya kerja sedikit-sedikit, kita harus berpikir besar dengan strategi yang besar untuk kita mencapai hasil-hasil yang besar” ujarnya.(willy)

Minggu, 15 Juni 2014

Sesi Kedua Debat Capres: Penajaman Visi Misi


Prabowo Subianto dalam kesempatan di sesi kedua menekankan dasar konsep ekonomi kerakyatan yakni Pasal 33 UUD 1945. Menurutnya, ekonomi dilandasi oleh azas kekeluargaan serta seluruh sumber daya yang menguasai hajat hidup orang banyak harus dimiliki oleh negara. Lanjutnya, ini berbeda dengan sistem ekonomi barat yang menjadikan posisi pemerintah hanya sebagai "wasit".


Capres dengan nomor urut 1 itu juga menekankan pentingnya investasi asing. Meskipun begitu, penguatan koperasi dan UKM harus dioptimalkan. Menurutnya, program yang dilaksanakan oleh SBY seperti KUR, PNPM, dan Dana Bergulir harus dimaksimalkan.

Berbeda dari itu, Capres nomor urut 2, Jokowi atau Joko Widodo menekankan pentingnya mengurus rakyat kecil seperti pedagan pasar dan PKL. Menurutnya, melalui merekalah produk petani dan nelayan dapat terdistribusikan. Lanjutnya, hal ini menjadi nilai tambah bagi masyarakat, karena produk mereka dapat tersalurkan langsung.

Selain itu, Jokowi juga menekankan pentingnya pembangunan sistem demi efisiensi anggaran. Menurutnya sistem dapat memaksimalkan penyerapan anggaran. Sistem yang dimaksud itu antara lain e-budgeting, e-purchasing, dan e-auditing.(willy)


Debat Kedua, Jokowi: SDM, Prabowo: Infrastruktur (2)


Debat antar kandidat Capres 2014 kembali digelar pada hari Minggu (15/6). Berbeda pada debat sebelumnya, debat ini hanya menampilkan capres tanpa cawapres. Debat ini akan dimoderatori oleh Ahmad Erani Yustika, Direktur Eksekutif INDEF (Institute for Development of Economics and Finance) dan mengambil tema "Pembangunan dan Kesejahteraan Sosial".  Tema ini menjadi menarik karena secara garis besar kedua kandidat mencanangkan konsep yang relatif sama, yaitu ekonomi kerakyatan. Sehingga melalui debat inilah visi dan misi masing-masing kandidat dapat dikupas.


Di sesi pertama, kedua kandidat diberi kesempatan menyampaikan visi dan misi mereka dalam bidang perekonomian dalam waktu 4 menit 30 detik. Capres nomor urut 2, Joko Widodo diberi kesempatan pertama. Dalam kesempatan ini Jokowi menekankan pentingnya pembangunan sumber daya manusia. Selain itu, mantan walikota Surakarta itu juga memperkenalkan program Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) jika dia terpilih. Selain itu, Jokowi juga menekankan pentingnya penguatan koperasi dan UMKM.

"Ekonomi ditujukan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat, itulah ekonomi Berdikari," ujarnya.

Di sisi lain, Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto menekankan pada pentingnya menutup kebocoran uang negara untuk dialokasikan ke pembangunan infrastruktur. Prabowo juga menjanjikan berbagai pembangunan infrastruktur di antaranya, pembangunan jalan raya, jalur kereta, lahan sawah dan bioetanol, dan pelabuhan. Selain itu, Prabowo juga menjanjikan akan mengalokasikan dana 1 milyar rupiah per kelurahan atau desa per tahun.

"Ekonomi untuk rakyat, bukan rakyat untuk ekonomi," ungkapnya.(willy)

Kamis, 12 Juni 2014

Debat Capres-Cawapres 2014, Prabowo: Pemerintahan Bebas Korupsi, Jokowi: Demokrasi dengan Dialog (1)

Pada Senin (9/6), sebulan menuju Pilpres 2014, debat Capres-Cawapres pertama digelar di Balai Sarbini. Tema dari debat ini adalah Pembangunan Demokrasi, Pemerintahan yang Bersih dan Kepastian Hukum. Debat pertama ini dimoderatori oleh Zainal Arifin Mochtar, Direktur Pusat Kajian Anti Korupsi Universitas Gadjah Mada (UGM). Pertanyaan yang diajukan kepada para kandidat merupakan pertanyaan dari berbagai sumber seperti kementerian, lembaga, LSM dan individu yang diformulasikan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Debat yang terdiri dari enam sesi ini dimulai dengan pemaparan visi dan misi yang dianggap paling utama terkait dengan tema debat. Pasangan nomor urut 1, Prabowo-Hatta menyoroti agenda implementasi demokrasi, pendidikan politik, agenda pemberantasan korupsi, pembangunan pemerintahan yang bersih, dan kesetaraan hukum.

“Kami, Prabowo-Hatta berkomitmen akan bekerja sekeras tenaga untuk mencapai pemerintahan yang bersih dari korupsi dan untuk menjamin kepastian hukum bagi seluruh rakyat Indonesia dan dengan demikian melestarikan demokrasi yang pada ujungnya akan membawa kesejahteraan kepada rakyat Indonesia,” ujar Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra tersebut.

“Pemerintahan Prabowo-Hatta akan memastikan bahwa hukum akan memperlakukan setiap warga negara secara setara di depan hukum,” tambah Hatta Rajasa.

Pasangan kedua, Jokowi-JK menyoroti agenda demokrasi dengan dialog, pembangunan sistem pemerintahan yang bersih, rekrutmen pejabat publik yang berorientasi kemampuan, dan kepastian hukum.
“Demokrasi menurut kami adalah mendengar suara rakyat dan melaksanakannya. Oleh sebab itu, kenapa setiap hari kami datang ke kampung - kampung, datang ke pasar – pasar, datang ke bantaran sungai, datang ke petani, datang ke pelelangan ikan. Karena kami ingin mendengar suara rakyat,” ungkap mantan walikota Surakarta tersebut.

“...Institusi hukum harus kita perkuat dengan baik. KPK sebagai unsur yang kuat menjaga negara dari korupsi harus diperkuat, jangan penyidik hanya 60 dan sebagainya,” tegas Jusuf Kalla.(maria/willy)

Rabu, 11 Juni 2014

Sambutan untuk Ketua BEM Terpilih


Selain  Christopher sebagai Ketua DPM Fikom Untar 2014/2015, Pemilu Raya 2014 juga menobatkan Indra Angga Wijaya sebagai ketua BEM Fikom Untar dengan perolehan 112 suara. Suara ini mengungguli Nirma Yunita, calon ketua BEM nomor urut 1 yang memperoleh 75 suara. 


Satrio, Ketua BEM 2013/2014 berharap Indra dapat membawa Fikom Untar semakin maju. "Mudah-mudahan Indra bisa membawa inovasi-inovasi baru sehingga BEM (Fikom Untar) dapat menjadi semakin dikenal baik di internal maupun eksternal Untar," tutupnya.

Harapan lain datang dari rival Indra, Nirma. Dia berharap Indra dapat membawa Fikom Untar ke arah yang lebih baik. Selain itu, dia menekankan pentingnya bagi Indra mengedepankan prioritas organisasi di atas prioritas pribadi.

Lembaga minat bakat di Fikom Untar juga tidak mau ketinggalan memberi wejangan bagi ketua BEM terpilih. Tika, Ketua Oranye, berharap semua janji ketua BEM dapat dilakukan sesuai visi misi yang telah disampaikan. Di tempat lain, Ferry, Ketua Creadzy, berharap Indra dapat membawa BEM menjadi organisasi yang kompak termasuk dengan lembaga lain di Fikom Untar sehingga dapat mengisi dan bersinergi demi kemajuan Fikom Untar.

Harapan juga datang dari mahasiswa Fikom Untar. Mahasiswa Fikom angkatan 2013, Chriswira Chaylis berharap Indra dapat menghadirkan kegiatan yang bermutu, seru, dan bermakna di Fikom Untar. Andi, mahasiswa periklanan 2011 menyoroti kesan bahwa mahasiswa/i yang menjadi anggota BEM hanya mengejar eksistensi belaka. Dia berharap di bawah kepemimpinan Indra, kesan itu dapat dihilangkan dengan menjadikan setiap anggota BEM sebagai panutan bagi mahasiswa yang lebih muda terutama berkaitan dengan etika dan sopan santun.Vinlie, mahasiswi angkatan 2013 berharap Indra dapat menjalankan program kerja yang dijanjikan dengan baik dan menarik sehingga dapat menarik partisipasi dari seluruh mahasiswa/i Fikom Untar.(maureen/willy) 

Wejangan untuk Ketua Terpilih DPM Fikom Untar 2014/2015

Hasil rekapitulasi pada hari Selasa (10/6) menobatkan Christopher sebagai Ketua DPM Fikom Untar untuk periode 2014/2015. Mahasiswa jurnalistik ini mengucapkan terima kasih kepada seluruh mahasiswa yang sudah berpartisipasi dalam Pemilu Raya 2014. Lebih lanjut, dia berharap mahasiswa/i dapat menjaga suasana kekeluargaan yang sudah terbentuk di Fikom Untar.

"Terima kasih untuk teman-teman yang sudah memberikan kepercayaan kepada saya untuk menjadi ketua DPM selanjutnya," ungkapnya.

Ketua DPM Fikom Untar periode 2013/2014, Silviana Dharma berpesan agar ketua yang terpilih dapat mempertahankan keutuhan Fikom Untar yang telah terbangun. Selain itu, dia juga mempersilakan ketua selanjutnya untuk merubah sistem yang ada selama bertujuan untuk kemajuan Fikom Untar.

Di tempat lain, Ferry, Ketua Creadzy 2013/2014 berharap kepada ketua DPM terpilih dapat bekerja sama dengan semua mahasiswa dan lembaga-lembaga lain yang ada di Fikom Untar.

Beberapa mahasiswa/i Fikom Untar yang dihubungi Oranye juga menyampaikan harapan bagi Ketua DPM terpilih. Evelyn misalnya, mahasiswi Fikom Untar 2013 ini berharap Christopher dapat membawa DPM Fikom Untar menjadi lebih baik. Selain Revi dari angkatan 2013 juga berharap agar di bawah kepemimpinan Christoper, DPM Fikom Untar dapat lebih banyak tampil di hadapan mahasiswa/i sehingga lebih dikenal.

Tanggapan terakhir datang dari Steven, mahasiswa periklanan 2011. Dia berpesan agar ketua selanjutnya dapat belajar dari periode sebelumnya. Selain itu, dia juga berharap periode selanjutnya dapat menciptakan kekhasan dalam bekerja.(willy budianto/willy)

Selasa, 10 Juni 2014

Hasil Rekapitulasi Suara Pemilu Raya

Fikom Untar baru saja menyelesaikan rangkaian Pemilu Raya untuk memilih Ketua DPM dan BEM Fikom Untar periode 2014/2015. Pemilu yang dilakukan selama dua hari yakni pada hari Senin (9/6) dan Selasa (10/6) ini mampu menjaring lebih dari 180 mahasiswa untuk memberikan suaranya. Suara yang masuk kemudian direkapitulasi bersama dengan saksi. Berikut hasil Pemilu Raya Pemilihan Ketua BEM dan DPM Fikom Untar:


Perolehan suara kandidat ketua DPM:
1. Christopher: 93 suara
2. Doo Han 47 suara
3. Adrianus Deny: 48 suara

Perolehan suara kandidat ketua BEM:
1. Nirma Yunita: 75 suara
2. Indra Angga Wijaya: 112 suara

Berdasarkan hasil rekapitulasi maka dipastikan kursi kepemimpinan DPM dan BEM
Fikom Untar diserahkan kepada Christopher dan Indra Angga Wijaya.(WIL)

Senin, 09 Juni 2014

Ayo Memilih!


Fikom Untar mengadakan pemilu raya untuk menentukan calon ketua BEM dan DPM Fikom Untar periode 2014/2015. Pemilu raya yang diadakan pada hari Senin (9/6) ini disambut antusias. Hal ini terlihat dari jumlah mahasiswa Fikom Untar yang telah memilih yaitu lebih dari 120 pemilih meskipun jam pemilihan masih dibuka hingga pukul 15.00 WIB.


Para mahasiswa Fikom Untar yang belum memilih masih dapat memberikan suara pada hari Selasa (10/6).(WIL)

Sabtu, 07 Juni 2014

Yuk Awasi Pemilu Kita!

Fadli dari Perludem (kiri) bersama anggota iLab
MataMassa kembali menggelar gathering keyperson di Kantor Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta pada hari Sabtu (7/6). MataMassa sendiri merupakan aplikasi pemantau pemilu yang digagas oleh AJI Jakarta dan iLab. Melalui aplikasi MataMassa masyarakat dapat turut serta mengawasi jalannya kampanye menjelang pemilu serta melaporkan pelanggaran di lapangan. MataMassa yang mengusung slogan "Yuk Awasi Pemilu Kita!" ini dapat diakses oleh para pengguna smartphone berbasis Android dan iOS. (unduh disini Android dan iOS)

Oranye sendiri merupakan salah satu rekanan dari MataMassa bersama dengan organisasi massa serta pers kampus lain seperti Perludem, change.org, Didaktika, dan Ultimagz.

Gathering ini ditujukan untuk mempersiapkan para keyperson memasuki masa kampanye Pilpres yang telah dimulai pada tanggal 4 Juni ini. Selain itu, terdapat beberapa perbedaan pada masa kadaluarsa pelaporan antara Pileg dan Pilpres. Pada Pileg masa kadaluarsa suatu pelanggaran pemilu adalah 7 hari, sedangkan pada Pilpres masa kadaluarsa ini memendek menjadi 3 hari.

Menurut Fadli dari Perludem, menjelang Pilpres adalah beberapa bentuk pelanggaran yang harus diwaspadai. "Seperti pada Pileg lalu, politik uang harus diwaspadai menjelang Pilpres," ungkapnya. Selain itu pelanggaran lain yaitu penggunaan fasilitas negara untuk kampanye, kampanye hitam (black campaign), kampanye berbau SARA, dan penyalahgunaan jabatan struktural untuk memenangkan calon tertentu.

Perlu diketahui selain pelaporan melalui aplikasi, MataMassa juga membuka layanan pelaporan melalui email di lapor@matamassa.org atau melalui layanan pesan singkat ke nomor 081370202014.(WIL)