Pages

Selasa, 02 Desember 2014

Pesta Gol ke Gawang Laos, Timnas tetap tersingkir

Indonesia menutup pertandingan terakhir di grup A dalam ajang Piala AFF 2014 Suzuki Cup dengan kemenangan 5-1 atas Laos. Namun demikian, kemenangan tersebut tak cukup untuk membawa Indonesia lolos dari fase grup karena di saat yang bersamaan tuan rumah Vietnam menang 3-1 atas Filipina. Hasil ini membuat Vietnam lolos sebagai juara grup dengan poin 7. Filipina sebagai runner up grup dengan poin 6. Indonesia menduduki posisi ketiga dengan perolehan 4 poin. Sementara Laos 0.

Pada pertandingan yang berlangsung di Stadion Hang Day, Hanoi, Jumat (28/11/2014), Indonesia tampil sedikit berbeda dibanding laga melawan Filipina. Jika saat melawan Filipina Indonesia menerapkan umpan panjang, namun kali ini umpan-umpan pendek nan atraktif yang diperlihatkan pasukan garuda. Serangan yang dibangun dari lini per lini membuat pergerakan bola menjadi sangat cepat dan dinamis. 

Tampil dengan sejumlah pemain mudanya, Indonesia terlihat mendominasi laga dengan penguasaan bola mencapai 60:40. Evan Dimas yang dimainkan penuh sepanjang pertandingan terlihat sangat leluasa memanjakan para striker dengan umpan one two dan umpan terobosannya. Sampai pada menit ke 8 Evan Dimas berhasil menyarangkan 1 gol ke gawang Laos yang dikawal oleh Seng Ahtit. Evan juga menjadi aktor terjadinya gol ke 2 Indonesia yang dicetak oleh Ramdhani Lestaluhu. Umpan pendek dengan Christian Gonzales membuat bola menjadi liar dan jatuh di kaki Ramdhani yang dengan sigap menyambar bola. Sejak saat itu Indonesia terus menerus membombardir pertahanan Laos sampai akhirnya terciptalah gol ke 3 atas nama Zulham Zamrun. Satu gol bunuh diri pemain Laos dan pesta gol timnas ditutup oleh Ramdhani yang memanfaatkan umpan cutback hasil penetrasi Evan Dimas.

“Anak-anak sudah berusaha yang terbaik namun ya apa daya ini sudah hasilnya. Persiapan kita minim sehingga inilah konsekuensinya”, ujar sang pelatih, Alfred Riedl. Hasil ini membuat Indonesia secara beruntun gagal lolos dari fase grup Piala AFF dalam 2 edisi pergelarannya yaitu di tahun 2012 dan tahun ini 2014.

Penulis : Adam Eduardo
Editor   : Silviana Dharma

Rabu, 26 November 2014

Seutas Tali, Tarik Bersama


Bangku penonton nampak sepi dan hanya diisi para peserta.

Suasana siang hari di Gelanggang Olah Raga Untar 1 tampak sepi. Tidak terlihat adanya spanduk atau atribut lainnya yang menyatakan adanya perhelatan acara. Hanya baju lembaga merah maroon bergaris jingga milik BEM FIKom Untar tampak mondar-mandir. Acara anual Piala Dekan dan Pudek 2014 tengah berlangsung. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, acara bertema olahraga ini sepi pengunjung. 

Udara yang panas membuat para mahasiswa kian tidak betah untuk berlama-lama duduk di dalam. Apalagi setelah pertandingan final voli, terlihat orang-orang mulai meninggalkan GOR.

Dari wajah para panitia terlukiskan raut kecewa karena acara semakin sepi. Namun tepat pukul 13.00 WIB GOR mulai terlihat ramai kembali. Ternyata para penonton yang juga peserta lomba hanya keluar sebentar untuk meghirup udara segar.

TALI SOLIDARITAS
Panitia pun kembali bersiap. Seutas tali nan panjang dan tebal dibentangkan di lantai GOR, digerumuti para peserta. Kedua kubu mulai terbentuk, berbaris spiral layaknya pilinan tali. Sementara panitia menjelaskan aturan main, tali setebal genggaman tangan orang dewasa itu diangkat kedua kubu. Menunggu aba-aba, para peserta bersitegang ditengahi seorang panitia yang bertindak sebagai wasit. Sampai peluit ditiup dan ya, pertandingan tarik tambak dimulai.

Tarik-menarik terjadi antara kubu 2011 lawan 2013. Menang mudah, 2011 keluar sebagai juara. 

Peserta 2013 yang sebagian besar adalah panitia acara sendiri, sayangnya terlihat kurang bersemangat. Di samping pemain yang ikut kebanyakan mahasiswi.

Babak kedua tarik tambang mempertemukan kubu alumni dan 2012. Didorong semangat yang besar dari teman-teman seangkatan, 2012 terlihat bersemangat dan sumringah. Tanpa ‘ba-bi-bu’ lagi, tali tambang diangkat. Kedua kubu pasang ancang-ancang. Seketika peluit berbunyi, otot-otot langsung kontraksi. Alumni tak mau kalah. Namun apa daya, pertandingan berakhir dengan kemenangan berpihak pada 2012.

Pertandingan semakin memanas. Tangan-tangan peserta masih memerah, namun babak final menanti di depan mata. Langsung saja, pemenang babak satu dan dua diadu. Pendukung 2012 kembali memberikan semangat kepada teman-temannya yang bertanding. Dari wajah mereka terpancar rasa percaya diri bahwa mereka akan menang. Dan memang benar. Akhirnya merekalah yang menang. Sorak gembira dari angkatan 2012 berbarengan dengan bunyi peluit panjang wasit, pertanda lomba telah usai.

Peserta tarik tambang berfoto bersama.
Lomba usai dan anak angkatan 2012 dinobatkan sebagai juara bertahan Tarik Tambang. Berkesempatan menang lagi ternyata tak lantas membuat mereka terlena puas. Terdengar komentar salah satu anak angkatan 2012 yang menyatakan, “seruan tahun kemarin ya!”

Pertandingan ini tidak memakan waktu lama. Namun menang dan kalah tetap dapat terlihat. Dalam hitungan detik bisa saja kalian dinyatakan sebagai pihak yang menang dan kalah. Akan tetapi, dari semua itu yang terpenting adalah partisipasi dalam meramaikan acara Piala Dekan dan Pudek 2014.

“Walaupun banyak kekurangan dalam menyelenggarakan lomba tarik tambang ini, dimana tidak ada partisipasi dari mahasiswa angkatan 2014. Sampai saya sendiri yang harus menyuruh atau sedikit memaksa orang untuk ikut dalam lomba tarik tambang, namun secara keseluruhan acara ini cukup menghibur,” ujar Steffi Torentika selaku panitia penyelenggara acara.

Tarik Tambang adalah jenis olahraga fisik yang memanfaatkan pilinan tali tebal dan panjang. Seutas tali sederhana, namun menyimpan semangat dan solidaritas kelompok. Mari tarik, tarik, tarik! Tarik bersama!

Penulis             : Silviani Shi
Editor              : Silviana Dharma

Media Alternatif Wajah Baru Oranye "OZONE"

Lembaga Bakat Minat (LBM) jurnalistik FIKom Untar kembali menunjukkan eksistensinya dengan membuat beberapa program kerja baru. Salah satunya ialah majalah dinding (mading) yang kami beri nama “OZONE”. Kepanjangan dari Oranye Zone atau wilayah Oranye, nama ini juga berasal dari kata ozone (O3) dalam bahasa Inggris yang berarti lapisan udara dari oksigen yang melingkupi atmosfer Bumi. Demikian juga Oranye melalui tampilan baru ini berharap mampu menjadi media komunikasi massa FIKom Untar yang dapat menyelubungi semua sudut pandang (cover all side) dalam setiap pemberitaannya. Singkatnya, ozone juga berarti kesegaran (fresh) dan udara murni (pure air). 

OZONE edisi November 2014
Pertama kali dibuat pada bulan Oktober lalu dengan tema perdananya yaitu “ Anak Kos”. Setiap bulannya OZONE siap menyajikan tema dan desain yang berbeda-beda guna menarik minat baca mahasiswa-mahasiswi, khususnya di FIKom Untar.

Redaksi pelaksana OZONE Maureen Maria mengungkapkan, “(alasan pembuatan OZONE ialah) agar eksistensi Oranye lebih terasa di tengah mahasiswa-mahasiswi FIKom Untar, dan (supaya) mahasiswa mempunyai sumber atau info bacaan yang lebih sering terbit, dari pada majalah yang hanya setahun sekali.”

Hal yang sama juga diungkapkan Ketua Umum Oranye Nirma Yunita, “(mading ini berfungsi untuk) memberikan alternatif kepada pembaca setia Oranye, karena jika menunggu majalah terbit kelamaan. Majalah terbitnya satu periode sekali.

OZONE akan terbit setiap awal bulan, dengan menyajikkan kesegaran dan kebaruan informasi untuk pembaca setianya. Selain juga untuk terus menjaga dan meningkatkan eksistensi Oranye sebagai satu-satunya LBM jurnalistik Untar yang berkualitas.

Edisi kedua yang hadir selama bulan November mengangkat tema "Fashion Meets Communication". OZONE bisa dinikmati di mading lantai 12 FIKom Untar, tepat di dinding luar ruang 1204, dekat lift 5 dan 6. Pada bulan yang sama, Oranye juga menerbitkan buletin perdananya dengan nama Jangkar (Jaringan Komunikasi Untar). 

Selamat membaca, FIKomers.  (red)

Penulis  : Tania Reliana
Editor    : Silviana Dharma