Pages

Selasa, 23 Oktober 2012

Malam Keakraban Fikom Untar 2012: “Bukan Maen!”

~Foto Bersama Peserta Makrab 2012~
“Malam keakraban ini utamanya menciptakan momen untuk membangun hubungan emosional.”
-Elwi Gito  (Ketua BEM Fikom UNTAR)-

Setelah resmi menjadi  bagian dari keluarga besar Fikom Untar, mahasiswa baru angkatan  2012  dituntut untuk beradaptasi dengan lingkungan kampus. Mereka  dihadapkan pada kondisi yang jauh berbeda dari masa SMA. Oleh karena itu,  pada tanggal 19-21 Oktober lalu, Fikom Untar mengadakan Malam Keakraban (Makrab) untuk membantu mahasiswa baru bersosialisasi dengan lingkungan barunya, baik dengan teman seangkatan, senior dan juga dosen.

Acara yang dipanitiai lintas organisasi BEM, DPM, I-Focus, Creadzy; Oranye ini mengangkat tema “Membangun Karakteristik Mahasiswa dalam Menumbuhkan Budaya Akademik dan Menanamkan Rasa Tanggung Jawab Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara”. Acara yang diikuti oleh 63 peserta ini bertempat di Villa Teen Ranch Indonesia, Cipanas, Puncak.

Hari Pertama
Peserta Berkumpul jam 11.30 WIB di kampus sebelum berangkat ke tempat tujuan. Menggunakan dua bus, perjalanan menghabiskan waktu sekitar 4 jam. Sesampainya di villa, peserta melakukan sesi foto bersama dan dilanjutkan pembukaan oleh Pudek Fikom Untar, Drs. Widayatmoko, M.M atau yang akrab disapa Pak Wid.

Dalam pidatonya, Pudek menyampaikan bahwa makrab ini adalah langkah awal bagi mahasiswa baru untuk menjalin hubungan baik antar angkatan, senior maupun dosen, sehingga mereka terbiasa untuk menjalin hubungan yang lebih luas lagi dan berguna ditengah masyarakat.

Selanjutnya, acara  dibebaskan dan peserta berkumpul lagi pukul 19.00 untuk makan malam. Seusai makan malam,  peserta dibekali materi  berjudul “Brain Power”. Pembicara sesi tersebut adalah Risman Purba. Dalam materi, peserta diberi motivasi bagaimana cara mengelola pikiran. Hal tersebut penting karena apa yang seseorang pikirkan, itulah gambaran dirinya. Berat ringan kehidupan bukan terletak pada tantangan, tetapi pada pikiran. Peserta terlihat antusias pada sesi ini. “Saya jadi termotivasi dan membuat sendiri dejavudejavu yang positif.” ujar Peylika, salah satu peserta.

Selanjutnya panitia memberi kejutan kepada salah satu peserta makrab. Ternyata, salah satu mahasiswa baru dari kelas D bernama Livia tengah berulang tahun. Panitia memanggilnya ke depan sambil diiringi lagu Jamrud-selamat ulang tahun dan diikuti semua peserta.

Acara dilanjutkan dengan penandatanganan kontrak sosial yang berisi peraturan-peraturan selama tiga hari mengikuti makrab dan pembagian kelompok  untuk permainan.

Hari pertama ditutup oleh ketua pelaksana Wilson Nugraha dengan melakukan briefing tentang hal-hal yang perlu dipersiapkan untuk permainan esok hari.

Hari Ke-2
Flashmob GangNam Style by Kelompok V
Hari kedua diawali dengan sharing mengenai perkuliahan yang dipandu oleh Dodi Salman, salah satu dosen Fikom. Menurutnya, tulisan yang bagus menjadi modal bagi mahasiswa meraih kesuksesan. Setelah itu barulah kemampuan analisis yang berdasarkan tiga aspek yakni mempunyai banyak referensi,  memahami masalah aktual dan penggunaaan logika.

Berbagai permainan luar ruang  mempunyai kesan tersendiri  di benak peserta. Permainan yang dilakukan antara lain catch the chic, lempar telur, cross the rope, tepung tampah, throw the bomb dll.  “Lempar telur, permainannya asik! Seru! Dikerjain! “ ucap Doohan, salah satu peserta ketika ditanya mengenai permainan  paling menarik.

Petang tiba menggantikan siang. Begitupun game outdoor usai dan dilanjutkan dengan talent show. Setiap kelompok harus menunjukkan kebolehan mereka untuk dinilai  dewan juri.  Acara kemudian dilanjutkan dengan acara api unggun. Semua peserta dan panitia berbaur untuk bernyanyi bersama sambil menikmati hangatnya api di malamnya Bogor yang dingin. Para peserta saling bertukar kontak. Foto bersama menjadi hal yang tidak terlewatkan.

Hari Ke-3
Dekan & Mahasiswi Peserta Makrab 2012
Acara dimulai dengan sarapan pada pukul tujuh, lalu dilanjutkan dengan penutupan oleh Dekan Fikom Untar, Drs.Eko Harry Susanto,M.Si. Dalam pidatonya, Dekan menyampaikan bahwa acara ini adalah bentuk kultural kekeluargaan; hubungan emosional keluarga besar Fikom Untar. Ia juga menyampaikan bahwa untuk waktu ke depan, acara seperti ini harus dilembagakan karena sangat baik dan mendidik. “Saya berharap peserta dapat menjadi aktivis-aktivis Falkutas Ilmu Komunikasi dan di masyarakat.” ujar Dekan. Setelah penutupan peserta dipersilahkan untuk mengemas barang-barangnya untuk selanjutnya kembali ke Jakarta.

***
Meski hanya tiga hari, acara ini memiliki kesan yang membekas bagi Vania Levi, salah satu peserta. Gadis ini mengungkapkan kepuasannya, “Enjoy sama acaranya, sama panitianya juga. Seru, ga membosankan. Saya betah di sana. Kalo bisa makrab ditambah lagi harinya.“ ujarnya. Hal serupa juga diutarakan Peylika, “Makrab seru! Bisa tambah teman. Saya mendapatkan arti kebersamaan, bertanggung jawab, menentukan pilihan dan bersosialisasi di sini."

Wilson Nugraha sebagai Ketua Pelaksana juga tidak bisa menyembunyikan kepuasannya atas acara ini, “Acaranya berhasil karena peserta fun. Meskipun jumlah peserta hanya setengah dari total jumlah angkatan, tetapi antusiasme mereka tinggi & mau membaur satu sama lain.” ungkapnya.

“Jadilah mahasiswa yang luar biasa. Berbuatlah yang terbaik menurut diri sendiri. Buat nama Fikom menjadi lebih baik lagi” – Amos Moses (Ketua DPM Fikom Untar)

(REZ, EWK)

Rabu, 17 Oktober 2012

Stop Kekerasan Terhadap Wartawan!


Kekerasan terhadap wartawan kembali terjadi. Kali ini pelakunya ialah oknum TNI AU, Letkol Robert Simanjuntak terhadap sejumlah wartawan ketika meliput jatuhnya pesawat tempur TNI di Pekanbaru, Riau, Selasa siang (16/10). Sejumlah aliansi jurnalis pun mengecam dan meminta pertanggungjawaban atas kekerasan yang dilakukan. Data Aliansi Jurnalis Independen (AJI) mencatat sejak Januari hingga Mei 2012 telah terjadi sedikitnya 20 kasus kekerasan terhadap jurnalis. Penyebabnya ialah pemerintah dan penegak hukum telah melakukan praktik impunitas yang membuat para pelaku tidak tersentuh hukum.

Jika kasus kekerasan ini terus diabaikan, para jurnalis akan berada di bawah ancaman kekerasan  dan menghambatnya untuk memberikan informasi yang utuh kepada masyarakat. Hal tersebut berarti merupakan ancaman bagi hak konstitusional warga negara untuk memperoleh informasi. AJI Indonesia menuntut para pelaku itu diadili dengan Undang-undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, demi mendorong kesadaran setiap warga negara bahwa jurnalis adalah profesi yang dilindungi oleh hukum.

Sementara itu, dalam keterangannya pada Kantor Berita Antara, Sekretaris Jenderal Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Hendry Ch. Bangun mengemukakan bahwa saat ini komunitas pers akan menyerahkan rancangan naskah Pedoman Penanganan Kasus Kekerasan Terhadap Wartawan kepada Ketua Dewan Pers, Bagir Manan. Pedoman itu berisi ungkapan bahwa praktik jurnalisme di lapangan masih menghadapi aksi kekerasan dari aparat keamanan. (Bima)

Bhineka Tunggal Ika di Fikom Untar


Indonesia merupakan salah satu negara dengan suku bangsa dan etnis paling beragam di dunia. Dari Sabang sampai Merauke, terdapat ratusan suku bangsa dan etnik serta bahasa yang berbeda-beda satu sama lainnya. Perbedaan tersebut disatukan dalam satu dasar negara yakni Pancasila yang tercermin dalam semboyan Bhineka Tunggal Ika di kaki Garuda Pancasila.

Keberagaman suku bangsa ini terlihat di Universitas Tarumanagara khususnya Fakultas Ilmu Komunikasi. Hal itu terlihat dari beragamnya asal daerah mahasiswa/i Fikom Untar. Tidak hanya dari daerah sekitar Jakarta saja, para mahasiswa Fikom juga datang dari berbagai daerah di Indonesia. Perbedaan ini menimbulkan satu pertanyaan, bagaimana cara kita menyikapi perbedaan tersebut?

Justru karena perbedaan tersebut harusnya kita bisa lebih saling menghargai dan menjadikan perbedaan sebagai kekuatan bangsa Indonesia, Semuanya kembali lagi kepada diri kita sendiri, apakah tingkah laku kita sudah mengacu pada semboyan (Bhineka Tunggal Ika) tersebut?” terang Andy Corry, salah seorang Dosen Pengajar di Fakultas Ilmu Komunikasi universitas Tarumanagara.
Andy Corry

Lebih lanjut, Dosen yang juga mengasuh Mata Kuliah Filsafat Komunikasi dan Komunikasi Antar Pribadi ini mengatakan bahwa mahasiswa dewasa ini dituntut untuk berpikir kritis sehingga isu-isu yang belum pasti kebenarannya tidak menjadi provokasi.

Florencia, salah satu Mahasiswi Fikom Untar yang berasal dari Nusa Tenggara Timur tepatnya Pulau  Flores menyatakan bahwa, toleransi antar mahasiswa baik yang pendatang maupun yang berasal dari Jakarta merupakan kunci dapat terjalinnya hubungan yang harmonis. Dia mengaku tidak kesulitan untuk bersosialisasi dengan mahasiswa Fikom Untar. Lebih lanjut lagi, Mahasiswi angkatan 2011 ini mengatakan tidak pernah merasa didiskreditkan oleh teman seangkatan, senior maupun dari dosen pengajar karena asalnya yang berbeda.

Beradaptasi dengan Lingkungan Baru
Mahasiswi yang akrab disapa Cha-cha ini menyarankan mahasiswa/i baru yang berasal dari luar Jakarta untuk mempelajari budaya Jakarta namun tidak meninggalkan jati dirinya. Senada dengan Cha-cha, Mahasiswa Fikom Untar lainnya, Andrew Aditya Chandra menambahkan mahasiswa/i baru sebaiknya bergaul dengan berbagai macam orang agar mampu menghadapi dunia global. Andi Corry menutup dengan pepatah “Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung” yang berarti dimanapun kita berada kita harus bisa beradaptasi dengan lingkungan sekitar.

Saatnya Bhineka Tunggal Ika diamalkan dalam tindakan nyata. Perbedaan seharusnya disikapi dengan bijak sebagai salah satu kekuatan bangsa. Bukan dipahami secara sempit dengan mengkotak-kotakan seseorang berdasarkan suku, agama dan ras. “ Tidak ada satu budaya yang lebih superior atau inferior” tutup Cha-cha. (Willy/Jeje)

Kakek Bodoh Memindahkan Gunung


Alkisah, di sebuah desa terpencil, tinggallah seorang kakek bersama dengan keluarga besarnya. Desa tempat mereka tinggal itu terletak di antara dua gunung besar. Bila keluarga sang kakek itu hendak pergi ke desa lain, mereka harus berjalan kaki berhari-hari lamanya memutari gunung. Tentu itu sangat melelahkan dan menyita banyak waktu.

Suatu saat, sang kakek tua dengan pemikirannya yang lugu dan sederhana mengemukakan tekadnya. Ia mengajak segenap keluarganya untuk bahu-membahu memindahkan gunung. Pada hari yang telah ditentukan, keluarga sang kakek pun mulai menggali tanah lereng gunung. Hari demi hari dipenuhi dengan bekerja menggali-menggali dan menggali lereng gunung. Melihat kesibukan tersebut, beberapa hari kemudian para tetangga berdatangan. Salah seorang pemuda begitu penasaran dan bertanya pada si kakek.

"Kakek dan seluruh keluarga besar setiap hari terlihat begitu sibuk! Dari pagi sampai sore, menggali lereng gunung. Sebenarnya, apa maksud dan tujuan kakek?" Si kakek menghentikan kerjanya. "Kami menggali untuk memindahkan gunung ini, Nak," jawabnya mantap. "Hah, memindahkan gunung?? Mana mungkin, Kek?!" tanya si pemuda tidak percaya. "Gunung sebesar itu kok mau dipindahkan," lanjutnya. "Kakek kan sudah tua. Saya yakin, sebelum gunung bisa dipindahkan, kakek pasti sudah meninggal lebih dulu. Dengan begitu, bukankah kakek mengerjakan sesuatu yang sia-sia belaka?"

`Si kakek menjawab dengan lantang, "Kakek memang sudah tua. Tapi bila kakek meninggal, ada anak-anakyang meneruskan, ada cucu-cucu yang akan menggantikan, begitu seterusnya... Selama kami punya tekad, mau bekerja keras, penuh kesungguhan hati, dan konsisten, kakek yakin suatu hari kelak, gunung ini pasti bisa dipindahkan. Dan jalan kehidupan kita semua akan lebih mudah!" Tekad si kakek dan keluarganya yang begitu kuat, menggoyahkan hati masyarakat sekitar situ. Maka, mereka pun berbondong-bondong bergantian, dengan peralatan yang seadanya, bahu membahu mulai ikut bersama-sama bekerja menggali lereng gunung itu.

Singkat cerita, hati para dewa di khayangan pun akhirnya tergerak ketika melihat tekad si kakek dan semangat warga desa. Kemudian, mereka sepakat membantu sang kakek untuk memindahkan gunung itu. Dan haaap, tangan para dewa sibuk melambai bekerja sama.Dalam sekejap, terjadilah keajaiban! Gunung pun berpindah tempat dan jalan terbentang luas menuju kemana pun masyarakat desa itu hendak pergi. (Tania)

Minggu, 14 Oktober 2012

Mati Ide


Ketika dunia tak bergerak
sebagaimana mustinya

Ketika akal bersejajaran
dengan fakta

Ketika indra membangun benteng,
membentuk perisai,
menamengi pasukan kosakata

Ketika diksi dan relativitas
berlarian dalam serangkai
bidang simetri tak hingga

Ketika pijakan tak lagi menyokong,
runtuh tembok realita
bertemu cerita

Ketika semua yang lama
terasa baru

Sejajar dan searah
tak membentuk titik temu
tuk berpotongan
bersilangan

Opini berubah berita
bikin realita
tak lagi jadi
perhatian kita

Dan roda kehidupan
tak mengenal
kata tunggu

Memeras tinta
melukis kata
menjadi derita
ketika kita

MATI IDE

Dennis Reinhard, Raja ketiga Starteen 2012


Selepas menjalani karantina di ajang Starteen 2012 pada 20 hingga 26 September lalu, Dennis Reinhard telah kembali aktif berkuliah. Dengan perolehan juara 3, ia mengaku puas.

“Banyak hal yang saya pelajari di sana (karantina Starteen), terutama soal backstage. Saya belajar bahwa bersikap baik pada semua orang itu penting. We have to be nice to people.” ujarnya.

Saat ditanya juri mengapa ia ingin terkenal, Dennis justru menjawab bahwa ia tidak ingin terkenal. Menjadi terkenal bukanlah tujuan utama Dennis berpartisipasi dalam ajang bergengsi tersebut.

“Tujuan utama saya bukan untuk menjadi terkenal. Saya hanya mencintai pekerjaan ini, profesi sebagai News Anchor.” jawabnya.

Dennis tidak memungkiri bahwa menjadi terkenal itu ada baiknya. Menurutnya, menjadi terkenal akan memudahkannya berlajar dari kisah orang lain. Orang akan lebih terbuka jika tahu siapa dirinya.

Menduduki posisi ketiga, Dennis memperoleh uang tunai, gadget, dan Pre-management kontrak dari HighEnd Teen selama 6 bulan. (Sil)

Rabu, 10 Oktober 2012

Memperjuangkan Integritas Lewat Karya Film


Sebagai wujud partisipasi membangun integritas pelajar tanah air, Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara mengadakan seminar sekaligus workshop "Memotret Isu Integritas Lewat Pelayanan Publik", Selasa (9/10) lalu. Acara yang diusung mengemban tema khusus “Peran Guru dalam Mendorong Kreatifitas Murid melalui Film”.

Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Drs. Eko Harry Susanto, M.Si. menyatakan bahwa nilai-nilai integritas saat ini begitu tipis. Kejujuran menjadi salah satu hal terpenting bagi para pelajar saat ini.

Adanya acara semacam ini diharapkan mampu menjadi pedoman para pengajar mengaplikasikan nilai-nilai tersebut. Sambutan juga disampaikan oleh perwakilan Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) Hj. Rita Marlina, M.Si. Sebelum materi disampaikan, Adhe Nur dan Jessica Bernadetta sebagai perwakilan mahasiswa Fikom pun turut menyumbangkan lagu "Himne Guru".



Peserta yang hadir di seminar dan workshop ini berjumalh sekitar 150 orang. Mereka berasal dari kalangan guru se-Jabodetabek juga mahasiswa dan mahasiswi Fikom UNTAR. Para guru terlihat begitu menyimak setiap materi yang disampaikan.

Foto: I-Focus
Salah satu narasumber yang hadir adalah Lexy Junior Rambadeta, sutradara film dokumenter dan video jurnalistik yang bertema nilai-nilai integritas.
Sosok kelahiran Yogyakarta ini mengungkapkan Jabodetabek merupakan surga bagi berbagai cerita sebagai bahan pembuatan film.“Untuk berintegritas kita harus berjuang melawan diri sendiri dan ber-etika serta kejujuran menjadi faktor utama”, ungkapnya.


Berbagai macam hal teknis yang berkaitan dengan pembuatan karya film juga turut disampaikan oleh Syafitryah dan Eryccson Panjaitan dari School of Broadcast Media. Keterampilan teknis menjadi penting sebagai dasar bahan ajar untuk para siswa menghasilkan karya yang menarik.

Acar ditutup oleh penampilan duet Adhe Nur dan Andreas Sinaga dari Fikom Untar dan tarian "Saraswati" oleh Sinata Sanggar Saraswati. (Riza)

Senin, 08 Oktober 2012

Kesaktian Pancasila ala Ketua BEM dan DPM Fikom


Untuk benar-benar memahami Hari Kesaktian Pancasila yang jatuh tanggal 1 Oktober lalu, Oranye mewawancarai ketua BEM dan DPM Fikom, Elwi Gito dan Amos Moses.

Elwi berpendapat bahwa Pancasila sekarang sudah tidak lagi menjadi pedoman bagi bangsa Indonesia. Berbagai kegagalan Pemerintah dalam melindungi hak-hak yang seharusnya dimiliki rakyat telah jelas terlihat. Contohnya ialah kebebasan untuk berkeyakinan dan beragama seperti disebutkan dalam sila pertama yaitu Ketuhanan yang Maha Esa. Kelompok minoritas seringkali tidak mendapat tempat untuk beribadah dan masih banyak rakyat menderita karena kebijakan yang muncul sehingga demonstrasi terjadi dimana-mana.

Sependapat dengan Elwi, Amos menambahkan bahwa kita sebagai generasi muda sudah seharusnya menjadikan Pancasila sebagai dasar dan mempertahankannya lewat cara memahamiisi dan menghayati nasionalisme. Selain itu, nasionalisme juga dapat ditumbuhkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan dan melestarikan budaya bangsa.

Minggu, 07 Oktober 2012

Profil Mahasiswa: Brun Kartino Sudjanto


Nama Lengkap : Brun Kartino Sudjanto
Kuliah : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara
Tempat, tanggal lahir : Jakarta,3 November 1991
Hobby : Nonton fim, Futsal
Buku favorit : il Principe – niccolo machiavelli
Film favorit : Angels and Demons
Musik favorit : Pop


 Sosok yang pantas dikagumi dan dicontohi prestasi belajarnya. Brun Kartino Sudjanto adalah salah satu siswa Fakultas Ilmu komunikasi Universitas Tarumanagara angkatan 2009 yang memiliki peringkat IPK tinggi yakni 3,90.

Brun memilih peminatan advertising (periklanan), dan mata kuliah kegemarannya adalah Advertising copywriting, karena pada mata kuliah itu pertama kalinya ia membuat iklan dan mendapat tips mengenai pembuatan iklan yang benar.

Kegiatan Brun saat ini adalah menyelesaikan kuliah semester 7 sekaligus merampungkan skripsi dan magangnya di DG Traffic, sebuah perusahaan Advertising di daerah Thamrin

Sebagai mahasiswa dengan peringkat IPK tinggi, Brun mengakui tidak memiliki rahasia belajar. Saya sama seperti mahasiswa lainnya, belajar sehari menjelang ujian. Hehehe. ”ujarnya. Namun apabila ia menyukai matakuliah tertentu, sepulang dari jam kuliah biasanya ia akan mengulang kembali materi matakuliah yang baru dipelajarinya. Brun akan membaca kembali materi yang diajarkan maupun mencari informasi lebih lengkap di internet.

Brun termasuk pribadi disiplin dan  tidak pernah absen matakuliah kecuali sakit (harus ditiru J). Brun memiliki passion di bidang bisnis. Laki-laki berusia 19 tahun ini memiliki cita-cita menjadi entrepeneur yang bergerak di bidang apparel (pakaian) olahraga seperti merek Adidas. Namun, karena tidak memiliki latar belakang dari bidang tersebut, Brun memutuskan untuk mempelajari  iklan dimana terdapat teknik pemasaran dan sebagainya. Ia berniat menggunakan ilmu yang dipelajarinya selama kuliah untuk memasarkan usahanya kelak.

Di tengah kesibukannya dalam kuliah, magang, dan skripsi, Brun juga masih menyempatkan diri membantu perusahaan orangtuanya yang bergerak di bidang advokat dan berencana mengambil S2 di bidang hukum.

Brun tidak pernah merasa waktu jalan-jalannya terganggu karena masih memiliki waktu luang saat weekend, pergi dengan teman atau keluarga. Menonton film adalah kegiatan weekend favoritnya.  Dirinya sendiri mengaku bahwa ia bukan tipe yang menyukai jalan-jalan.

Saran dari Brun bagi teman-teman mahasiswa“Ingat bahwa nilai bukan segalanya. Apabila kita berorientasi pada nilai, kita bisa saja menyontek. Namun yang terpenting adalah penguasaaan kita terhadap materi yang diberikan. Selain itu harus ada keseimbangan antara waktu belajar dan refreshing.“  Brun juga menambahkan agar tidak terlalu serius menjalani kuliah, akan tetapi fokus dan mengingat tujuan serta arah kuliah kita.

Saran untuk Fikom Untar dari Brun yaitu agar menambah sarana dan prasarana, terutama laboratorium. Perbanyak praktek dan kurangi penggunaan teori. (Anissa/Wendy)


Pelantikan BEM dan DPM Fikom: Bekerja Bersama untuk Fikom Jaya!


            Pelantikan kepengurusan  Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) dan Organisasi Minat Bakat Fakultas Ilmu Komunikasi periode 2012-2013 berlangsung tanggal 4 Oktober 2012 lalu. Acara ini dihadiri oleh ketua dan anggota dari masing-masing organisasi. Turut hadir pula Dr. Eko Harry Susanto,M.Si selaku Dekan dan Drs. Widayatmoko,M.M selaku Pudek, serta Suherman K., Drs., MM selaku pembina mahasiswa.

            Acara dimulai dengan kata sambutan Pudek yang berharap kepengurusan organisasi dapat menjalankan agenda mereka dengan tertib secara administratif. Lebih lanjut lagi, Pudek juga berharap kepengurusan organisasi kemahasiswaan dapat bekerjasama baik dengan pimpinan, karyawan, dosen dan mahasiswa. “Tentu dengan kerjasama itu akan tercipta sinergi, sehingga akan mempermudah tujuan kita dapat tercapai.” ujarnya. Beliau juga menyatakan siap membantu jika kepengurusan mendapatkan kesulitan.

            Acara kemudian dilanjutkan dengan perkenalan pengurus organisasi. Amos Moses sebagai ketua DPM mendapat giliran pertama memperkenalan para anggotanya. Tampak sekitar 15 anggota DPM yang hadir pada saat itu. Acara yang dimulai dari jam 1 siang itu diteruskan dengan perkenalan anggota BEM dan Organisasi Minat Bakat. Organisasi Minat Bakat yang hadir antara lain organisasi jurnalistik Oranye, organisasi periklanan Creadzy, dan organisasi fotografi I-focus.

             Dekan Fikom pun turut menyampaikan sambutannya. “Tentunya harapan saya dengan didukung oleh Pak Wit (Widayatmoko), Pak Herman dan seluruh jajaran Fikom termasuk dari sekretariat, semua yang ada Fikom Untar ini dapat berjalan dengan baik.”

            Suherman K., Drs., MM sebagai pembina mahasiswa menyatakan bahwa kepengurusan yang terbentuk merupakan “kabinet gemuk”. Beliau mengharapkan dengan kepengurusan ini pekerjaan atau rencana BEM dengan DPM dapat berjalan dengan baik. ” Semoga dapat bekerja untuk membangun citra fakultas.” ungkapnya.

            Acara pelantikan dilakukan dengan simbolis oleh Drs. Widayatmoko,M.M dengan penyerahan bendera kepemimpinan kepada ketua DPM dilanjutkan dengan Ketua BEM bersama Ketua Organisasi Minat dan Bakat. (Willy)

Rabu, 03 Oktober 2012

Hari Batik Nasional 2012: Batik dan Generasi Muda


Selasa, 2 Oktober 2012 kita memperingati Hari Batik Nasional.  Momen tersebut patut dibanggakan karena rakyat Indonesia memiliki ciri khas budaya yang unik dan istimewa berupa batik. Pada kesempatan ini, Oranye mewawancarai Dimas (kiri) dan Heri (kanan) sebagai perwakilan mahasiswa Untar yang pada hari itu mengenakan baju batik.

Dimas mengenakan batik karena menurutnya kita perlu memiliki kesadaran bahwa batik adalah suatu ke-khasan budaya Indonesia. Sedangkan Heri yang berpendapat di hari Batik Nasional, kita patut mengenakan Batik untuk membangggakan produk Indonesia.

Sebenarnya baju batik tidak terlalu eksis di kalangan generasi muda dan beberapa golongan masyarakat. Salah satu faktor penyebabnya ialah kurangnya kesadaran akan budaya Indonesia. Namun menurut Dimas dan Heri, kasus klaim Malaysia atas batik beberapa waktu lalu mendorong masyarakat Indonesia untuk menyadari betapa berharganya ciri khas kebudayaan Indonesia.

Dimas dan Heri mengaku bahwa sampai saat ini mereka sangat mencintai batik. Bahkan Dimas berpesan supaya generasi muda jangan malu-malu untuk memakai baju batik. Heri pun turut mengingatkan bahwa orang-orang luar saja suka dengan batik jadi kita harus terus mendukung produk-produk batik di Indonesia. ( Revi Cofans Rantung/Wendy)

Selasa, 02 Oktober 2012

Rakerma BEM dan DPM Fikom 2012: Semangat Kebersamaan dan Profesionalitas


“Terlepas dari segala perdebatan di ruang sidang, saya terkesan pada profesionalitas kedua pihak,” demikian kesan dan pesan Agtha Novicania (mahasiswi Fikom angkatan 2012) selaku Pimpinan Sidang Rapat Kerja Mahasiswa (Rakerma) BEM dan DPM Fikom Untar 2012.

Rakerma 2012 diselenggarakan di ruang 1106 A-B Fikom Untar pada 27-28 September 2012. Dikepalai oleh Adhe Nur (angkatan 2009), tema rakerma kali ini ialah "Keberagaman bersama DPM & BEM dalam Membangun FIKOM UNTAR yang Lebih Baik".

Turut hadir pada hari pertama, Dr. Eko Harry Susanto, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi dan Suherman K., Drs., MM. selaku pembina mahasiswa. Ada pula alumni sekaligus mantan ketua DPM Fikom, Hendra atau akrab dipanggil Ko Bajaj pada hari kedua.

Acara dimulai pukul 10 pagi. Dalam kata sambutannya, dekan menuturkan bahwa komunikasi adalah membangun Brand  & Image. Setiap acara harus diselenggarakan dengan excellent.” Beliau juga berharap Rakerma bisa menjaga Brand & Image yang baik bagi Fikom Untar sebagai upaya persaingan antarfakultas maupun universitas.

Pembina mahasiswa menambahkan pula, rakerma diharapkan menjadi pedoman membangun reputasi yang kreatif dan berbobot.

Berbeda dengan tahun sebelumnya, acara rakerma kali ini lebih banyak membahas AD/ART (Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga). “Tahun lalu kami lebih banyak berdebat mengenai budgeting,” ujar Kiwantoro (angkatan 2010). Perdebatan terpanjang terjadi di hari kedua dalam pembahasan ART Bab IV pasal 11k yang memakan waktu sekitar 3,5 jam.

Secara keseluruhan, rakerma tahun ini terbilang cukup sukses dan lebih baik dibanding tahun sebelumnya. “Rakerma tahun lalu lebih sengit. Kedua kubu benar – benar menunjukkan permusuhan. Tahun ini lebih baik karena kedua pihak justru menyatukan kepentingan demi kemajuan fakultas,” tambah Kiwan.

Terlepas dari kesan serius dan sengit, terselip pula kejadian lucu yang menimbulkan gelak tawa peserta. Di akhir sidang, seluruh peserta sempat digemparkan dengan adanya usulan Bab 13 mengenai Hak – hak Khusus Ketua Organisasi di bawah IKBM yang dibacakan Heribertus, ketua Minat & Bakat I-Focus. Bab tersebut kira-kira berisi:
1. Ketua masing – masing organisasi  mendapat gaji 1 periode dari UMR Ibukota.
2. Mendapat tunjangan kesehatan, air, listrik, telepon, pendidikan dan BBM sebesar 10% dari Bipekspur yang ada dan diangsur sebanyak 24x.
3. Mendapat uang pensiun sebesar 20%.
4. Semua ayat – ayat di atas tidak perlu diubah dan dapat dianggap tidak pernah ada sama sekali.

Hahaha...ada–ada saja kelakuan iseng mahasiswa Fikom. (Sil)

Senin, 01 Oktober 2012

Kunjungan Fikom Untar ke @america


Ingin berkunjung ke Amerika tapi khawatir biaya dan rumitnya pembuatan visa? Kini, Anda bisa merasakan suasana di Amerika secara langsung di Pusat Kebudayaan Amerika @america di Pasific Place, Jakarta. Pada tanggal 25 September lalu mahasiswa Fikom Untar angkatan 2012 mengunjungi tempat tersebut.

  Pada saat kunjungan, bukan hanya Universitas Tarumanagara saja yang hadir, namun juga ada rekan-rekan yang berasal dari Universitas Paramadina. Pembahasan materi dilakukan interaktif antara kedua Universitas serta pembawa acara terkenal, Tina Talisa. Pada kesempatan itu, dilakukan juga live web-chat dengan Profesor Burdett Loomis, profesor Ilmu Politik dari Universitas Kansas  dengan topik “Rule of Media in U.S Election”. Dalam presentasinya, Profesor Loomis menyatakan bahwa dalam aspek psikologis, media memainkan peran dalam memengaruhi perilaku masyarakat, meskipun  terdapat banyak faktor lain yang termasuk di dalamnya. Hal tersebut dapat terlihat dari cara berkampanye Mitt Romney dan Obama yang tengah kembali mengajukan diri sebagai pemimpin Amerika periode mendatang. Setiap penampilan dan pidato masing-masing tokoh tersebut berpengaruh besar pada penilaian masyarakat, namun demikian media tetap menjadi hal yang penting dan sangat diperlukan.
               
 Kemudian, Tina Talisa menceritakan pengalamannya ketika meliput pemilihan presiden AS secara langsung di tahun 2008. Perbedaan besar antara pemilu di Amerika dan Indonesia, menurut Tina, adalah antusiasme masyarakat dalam mendukung calon idola mereka. Para pendukung tersebut tidak segan berpenampilan seheboh-hebohnya. Ada pula yang sengaja datang dari negara bagian yang berbeda untuk memberikan dukungan hangat. Para pendukung juga mengikuti perkembangan informasi dari hari ke hari dengan cermat. Pada saat pemilu, mereka mengambil cuti dan turut serta memberikan suara.  Nampaknya,  rakyat Indonesia perlu belajar banyak dari sisi antusiasme serta keingintahuan rakyat Amerika dalam mengikuti informasi terbaru. (Dina)

Diskusi Buku Princess Deokhye: Kisah Duka Lara Sang Putri


Akhir era Joseon, Jepang menginvansi Kerajaan Korea. Tidak hanya menganeksasi negara, Jepang juga menginvansi kebudayaan Korea, mulai dari bahasa, pakaian hingga pendidikan.

Kelurarga kerajaan terancam. Raja Gojong bahkan terpaksa mengirim putra – putranya ke Jepang. Adalah Putri Deokhye (덕혜옹주), putri kesayangan Raja Gojong dan selirnya, dipertahankan raja untuk tidak dibawa ke Jepang, apalagi melakukan pernikahan politik dengan orang Jepang.

Takdir berkata lain. Tanpa sebab yang jelas, diduga diracuni, Raja Gojong meninggal. Tahun 1925, Dokuhime (panggilan orang Jepang terhadap Deokhye) dibawa ke Jepang dengan alasan untuk melanjutkan pendidikan. Dari sinilah, garis kehidupan mengarahkan Deokhye kepada kisah tragis. 

Nasib Deokhye yang dilupakan bangsanya dan diasingkan dari keluarga serta kerabat menjadikan kisah ini layak diangkat. Hal inilah yang mendasari OPMI (Obrolan Pembaca Media Indonesia) menyelenggarakan diskusi buku Princess Deokhye, karya Kwon Bee-young. Acara diskusi ini diselenggarakan di KCC (Korean Culture Center), Equity Tower, SCBD, Jakarta pada sabtu (29/9) lalu.

Dalam diskusi hadir Dhewiberta Harjono (editor buku), Rencidiptya (penerjemah), dan Shin Sung Chul (Representatif KCC) sebagai narasumber. Sedangkan yang bertindak sebagai moderator adalah jurnalis Media Indonesia, Jerome E. Wirawan.

Pembaca yang hadir menanggapi bahwa secara keseluruhan cerita cukup baik. Sayangnya, terdapat bagian yang agak membosankan yakni di awal cerita. Namun, bagaimanapun juga, emosi yang ingin disampaikan penulis tersalurkan benar dan masih mengena di hati pembacanya.

Novel asal Korea ini diadaptasi dari kisah nyata Putri Deokhye yang terekam dalam dokumen sejarah Jepang dengan dibumbui sedikit alur dan karakter fiksi. Buku ini diterbitkan sejak 2010, bertepatan dengan 1 abad aneksasi kerajaan Korea oleh Jepang dan diterjemahkan ke bahasa Indonesia sejak 2011. Di Korea sendiri, novel ini terbilang sukses dengan penjualan sekitar 1 milyar kopi.

Menyusul kesuksesan novelnya, sutradara Heo Jin Ho ( yang menyutradarai serial Happiness dan April Snow) dikabarkan sedang memproduksi versi film Princess Deokhye ini. Tokoh utama yang berperan sebagai Deokhye kemungkinan akan dipercayakan pada aktris Moon Geun Young ( pernah berperan dalam serial Cinderella Sister dan Mary stay Out Night). ~Sil.