….
Sungguh Indah Tanah Air Beta
Tiada Bandingnya Di Dunia
Karya Indah Tuhan Maha Kuasa
Bagi Bangsa Yang Memujinya
...
(Indonesia Pusaka karangan Ismail Marzuki)
Potongan lirik lagu Indonesia Pusaka karangan Ismail Marzuki
di atas berusaha menyadarkan kita akan kekayaan dan keindahan alam Indonesia.
Tapi akankah tetap seperti itu? Nyatanya, kerusakan lingkungan di Indonesia
telah mencapai titik kritis. Pada tahun 2013 lalu, Kementerian Kehutanan
Indonesia merilis data kerugian negara akibat pembalakan liar mencapai 1,17 triliun
rupiah. Selain itu, sekitar 27,1 hektar hutan di Indonesia berada dalam status
rawan dari ancaman deforestasi dan degradasi lingkungan.
Keprihatinan terhadap maraknya
pembalakan liar menjadi topik utama Talkshow
Reward and Punishment Ilegal Logging
(21/2) yang diadakan di Universitas Tarumanagara. Pembalakan
liar ditenggarai sebagai penyebab utama perubahan iklim yang melanda berbagai
belahan dunia.
Indonesia memegang peranan penting sebagai paru-paru dunia. Indonesia menyandang
peringkat ketiga setelah Brazil dan Kongo sebagai negara dengan luas hutan terluas.
Ironisnya, Indonesia juga menyandang “gelar” sebagai
negara perusak hutan tercepat di dunia.
Chief
of Party SIAP II, Fatin Hanif dalam kesempatan ini mengatakan
bahwa kejahatan hutan merupakan kejahatan terorganisir.
“Orang yang menebang kayu
di hutan ketika membawanya ke (Pulau) Jawa
atau pulau lain bahkan negara lain tidak mungkin sendiri, pasti terdapat sistem
yang menyokongnya.” Jelasnya.
Lanjutnya, terdapat 4 faktor yang menyebabkan begitu ramainya
pembalakan liar yang terjadi di Indonesia. Keempat faktor itu antara lain
permintaan kayu yang tinggi, hutan dicaplok untuk dijadikan lahan sawit,
penegakan hukum yang lemah, dan “perselingkuhan”
antara pejabat dan pengusaha.
Turut
hadir pula juru bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Johan Budi. Johan memaparkan bahwa KPK
telah menyelesaikan 6 kasus tentang kehutanan dengan kerugian negara mencapai
puluhan triliun. Johan
Budi menekankan bahwa KPK akan menindak hanya para penegak hukum dan para penyelenggara
negara.
John Kerry: Indonesia rentan
Keprihatinan yang sama
ditunjukkan oleh Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry saat
berkunjung ke Pusat Kebudayaan Amerika di
Jakarta. Dalam kesempatan ini, John Kerry mengatakan
bahwa Indonesia yang
merupakan negara kepulauan terbesar di dunia merupakan daerah yang rentan akan
dampak perubahan iklim, khususnya kenaikan permukaan air laut sebagai dampak
perubahan iklim tersebut.
"Berdasarkan hasil riset, dalam kurun waktu 10 tahun belakangan ini,
permukaan air laut telah menunjukan kenaikan yang signifikan," ujar Kerry
yang juga mengaskan bahwa penanganan perubahan iklim ini tidak dapat
diperdebatkan lagi, dan harus segera ditangani.
"Tidak ada jumlah yang terlalu mahal untuk mencari cara menangani dampak
perubahan iklim ini daripada tidak melakukannya sama sekali, untuk kelangsungan
dunia," tambah Kerry.(tik)
Posting Komentar