Tahun baru Imlek
merupakan perayaan yang hampir diikuti oleh seluruh masyarakat keturunan
Tionghoa di berbagai negara, tak terkecuali di Indonesia. Meskipun etnis Tionghoa
di Indonesia termasuk kelompok minoritas, namun tidak mempengaruhi semangat para
keturunan Tionghoa untuk menyambut perayaan tahun baru Imlek. Nah, berikut ini
ada beberapa tradisi yang biasa dilakukan oleh etnis Tionghoa dalam menyambut
tahun baru Imlek.
Sebagian besar
etnis Tionghoa percaya bahwa memakai baju merah pada saat tahun baru Imlek akan
mendatangkan keberuntungan. Selain baju, berbagai aksesoris seperti hiasan juga berwarna merah.
Kue lapis
merupakan kue yang wajib dihidangkan di meja ketika perayaan tahun baru imlek.
Menurut kepercayaan etnis Tionghoa, kue lapis akan mendatangkan rejeki yang
berlapis-lapis alias rejeki yang melimpah.
Banyak Jeruk
Jeruk juga wajib
dihidangkan pada saat tahun baru imlek. Jeruk memiliki warna oranye yang
dilambangkan sebagai emas, sehingga diharapkan dapat mendatangkan kekayaan.
Bersih-bersih!
Menyambut tahun
baru Imlek, ada kebiasaan untuk bersih-bersih rumah. Hal ini dikarenakan pada
saat hari Imlek tidak diperkenankan untuk menyapu atau membersihkan rumah.
Menyapu rumah pada saat tahun baru Imlek dianggap membuang rejeki sehingga
bersih-bersih rumah dilakukan sebelum tahun baru Imlek.
Malam tahun baru
Imlek sebagian besar etnis Tionghoa melakukan sembahyang kepada leluhur dan
kepada para dewa. Sembahyang biasa dilakukan di vihara atau di klenteng sebagai
wujud syukur dan pengharapan yang lebih baik di tahun depan.
Bagi-bagi angpao atau hong pao adalah hal yang paling ditunggu oleh anak-anak kecil atau orang yang belum menikah karena di dalam amplop merah itu terselip sejumlah uang yang diberikan oleh orang atau anggota keluarga yang sudah menikah.(anna)
Posting Komentar