Komuniti adalah kelompok masyarakat yang terdiri dari individu-individu yang berbeda tetapi saling berkomunikasi karena satu tujuan dan memiliki tata norma yang telah disepakati. Siber menghubungkan antara otak manusia dengan komputer. Siber saat ini sering dikaitkan dengan internet. Komuniti siber sendiri adalah kelompok masyarakat yang ada di dunia internet. Komuniti siber menjadi populer saat ini.
Kita hidup dalam masyarakat yang dinamis. Sistem dan pola masyarakat kerap berubah-ubah. Perubahan ini menuju ke arah kompleksitas. Kompleksitas membuat anggota masyarakat harus mengikuti perkembangan dan pergerakan dalam berbagai kemungkinan keadaan. Bisa jadi, ke arah masyarakat yang lebih tertata. Namun, tidak menutup kemungkinan untuk membuat masyarakat terjebak ke ambak kehancuran.
Seluruh kemungkinan bisa berkembang kapan saja karena masyarakat dalam pranata sosial yang diserbu penawaran berbagai teknologi, pendidikan, komunikasi, dan lain sebagainya pada akhirnya membentuk keanekaragaman yang lebih banyak lagi. Keanekaragaman adalah sejumlah keadaan yang mungkin terlahir dari berkembangnya sistem yang dinamis dan berinteraksi dengan sistem lain.
Peradaban sejarah manusia telah masuk ke era globalisasi informasi dan komunikasi. Manusia dihadapkan dengan sistem yang terus membingungkan, yakni kecanggihan komputer dan internet. Pikiran manusia, perasaan, dan aktivitasnya telah dikaitkan dengan komputer dan internet. Ini mengakibatkan pola kehidupan masyarakat telah berangsur-angsur bergerak menuju pola hidup yang baru. Saat ini kita kenal dengan masyarakat teknologi informasi dan komunikasi. Di dalamnya termasuk komuniti siber(cyber community).
Di dalam situs jejaringan sosial yang saat ini sedang naik daun, Facebook, ada terjadi pembentukan cyber community. Kita sering jumpai grup, kelompok fans, dan sejenisnya di Facebook yang terus mencari anggotanya. Ketika kita bergabung di dalamnya, kita bisa masuk dan ikut dalam discussion board.
Sebelum Facebook populer, popularitas email groups(mailing list) lebih dulu banyak membentuk kelompok-kelompok tertentu dalam dunia maya. Dalam survey yang dilakukan oleh GVU (http://www.gvu.gatech.edu/user_surveys/) terlihat bahwa 84% responden memilih e-mail sebagai aplikasi penting Internet di atas Web. Berinteraksi, bersilaturahmi antar anggota masyarakat merupakan hal yang sangat manusiawi dan sangat dimudahkan dengan menggunakan fasilitas Internet surat email.
Layanan email sejauh ini gratis. Dengan begitu, pembangunan komuniti siber berbasis email dan web menjadi menarik untuk membangun masyarakat madani berbasis pengetahuaan.
“Netiket (etika di Internet) berupa kesepakatan etiket (hukum tidak tertulis) yang perlu di hormati oleh setiap individu yang berinteraksi di Internet. Jika ada individu yang melanggar norma, maka anggota komunitas yang lain biasanya akan mengingatkan individu tersebut untuk tidak mengulangi di lain waktu. Netiket ini yang kemudian menjadi koridor pengikat antar pengguna Internet dalam berinteraksi.” (http://opensource.telkomspeedy.com/wiki/index.php/Filosofy:_Konsep_Dasar_Pembangunan_Komunitas_Cyber.)
Artinya, komuniti siber memiliki norma yang telah disepakati bersama oleh anggotanya. Sanksinya biasanya dikucilkan dan dikeluarkar dari kelompok tersebut. Keadaan ini banyak kita temukan di berbagai forum email groups dan web, termasuk dalam grup Facebook. Anggota masyarakat ingin berdiskusi dan mengemukakan opini, tak perlu bertatap muka dan menghiraukan batas waktu, ruang serta jarak. Semuanya bisa dilakukan dalam seketika dengan saling terkoneksi dalam internet.
Melihat peminta berbagai mailing list yang menjadi tempat berdiskusi anggota kelompok, perubahan masyarakat bergerak ke arah yang terkungkung tak beretika lagi. Dilematis memang. Dengan segala kelebihan era globalisasi teknologi informasi dan komunikasi, anggota masyarakat yang tergabung dalam komuniti siber terkungkung oleh keabnormalan.
Sumber Referensi:
Posting Komentar