Oranye Fikom Untar Oranye Fikom Untar Author
Title: Seminar 'Feminisme dalam Kajian Komunikasi'
Author: Oranye Fikom Untar
Rating 5 of 5 Des:
Selasa (4/12) lalu, BEM Fikom Untar menyelenggarakan seminar 'Feminisme dalam Kajian Komunikasi' sekaligus bedah buku 'PORNO!&...

Selasa (4/12) lalu, BEM Fikom Untar menyelenggarakan seminar 'Feminisme dalam Kajian Komunikasi' sekaligus bedah buku 'PORNO!' di Auditorium Gedung M lantai 8, Universitas Tarumanagara. Hadir sebagai narasumber yaitu Uni Lubis (pimpinan redaksi ANTV), Ahmad 'Alex' Junaidi (penulis buku “PORNO!”, Kajian Sosiologi dan Feminisme dalam Media), Maman Suherman (presenter kompas TV dan penulis buku BOKIS), serta Christina Yulianti Purba dari Komnas Perempuan.

Dalam acara tersebut Uni Lubis menghimbau dengan tegas agar jangan menjadikan wanita sebagai objek pemanis semata. Beliau juga menjelaskan bagaimana pemahaman tentang gender di kalangan redaksi media-media tanah air masih sangat minim. Uni juga menyinggung soal tantangan kaum perempuan dalam dunia jurnalistik, antara lain  jurnalis perempuan idealnya bukan hanya mengandalkan penampilan luar saja tetapi juga bagaimana kecerdasan mereka saat meliput di lapangan.

Acara dilanjutkan dengan bedah buku 'PORNO!' yang ditulis Ahmad 'Alex' Junaidi. Buku  ini merupakan karya kedua Alex berdasarkan tesisnya saat menempuh pendidikan pascasarjana di  Program Studi Kajian Wanita, Universitas Indonesia. Penelitian yang menjadi isi buku diinspirasi peristiwa pencekalan goyangan Inul sekitar tahun 2001-2002, dimana seluruh media 'heboh' memberitakan kasus tersebut. Alex menjelaskan inti dari bukunya adalah bagaimana wacana seksualitas ditampilkan di media cetak. Menurut pria yang juga berprofesi sebagai dosen ini, salah satu alasan kasus Inul mencuat menjadi kasus pornografi adalah juga akibat dari pemberitaan media.

Yulianti Purba dari Komnas Perempuan pun turut berkisah, “Pernah seorang mahasiswa mengatakan kepada saya bahwa RUU Pornografi sebenarnya ditentang juga oleh laki-laki beradab, karena UU tersebut menempatkan seolah-olah lelaki adalah binatang yang siap menerkam perempuan!“ Lanjutnya lagi, “Tidak benar jika perempuan dipersalahkan karena pakaian yang dipakai karena itu adalah bagian dari kebebasan berekspresi. Wanita selalu disalahkan atas apa yang menimpa mereka, padahal wanita adalah korban. Menurut studi kasus, hukum kita tidak berpihak pada perempuan.”

Maman Suherman turut menilai bahwa 'PORNO!' begitu menarik karena mampu memaparkan berbagai aliran feminisme di dunia secara lengkap. Dalam menanggapi kasus diskriminasi kaum wanita, Maman melakukan sindiran pada salah satu mantan pejabat Ibukota yang menyatakan rok mini adalah penyebab pemerkosaan. "Kasus yang ada bahkan memperlihatkan korban pemerkosaan yang paling muda adalah bayi berusia 8  dan paling tua adalah wanita berjilbab yang berusia 80 tahun yang bukan seorang pengguna rok mini!“ ujarnya.

Flora Ariesta, salah satu peserta seminar berkata, “Acara ini menarik karena membahas tentang eksploitasi terhadap perempuan dan saya jadi tahu bagaimana media selama ini memberitakan kita sebagai perempuan.“ (Maria)

About Author

Advertisement

Posting Komentar

 
Top