85 tahun lalu, Sumpah Pemuda dikumandangkan. Tonggak yang mengikat pemuda-pemudi Indonesia. Pemuda-pemudi yang pada saat itu terbelah dalam solidaritas suku atau etnis tertentu. Sumpah Pemuda menjadi titik balik perjuangan Indonesia melawan penjajah sebagai satu kesatuan bangsa, bangsa Indonesia. Nah, bagaimana kita memaknai Sumpah Pemuda dalam kehidupan kita sehari-hari? Mari kita lihat beberapa pendapat orang-orang yang kami temui.
“Yang jelas berbahasa Indonesia yang baik,
kemudian berpikir bahwa kita juga dari
Sabang sampai Merauke semuanya bersama dan yang terakhir seharusnya tidak
membeda-bedakan antara suku.”
Ninawati, pengajar mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD).
“Dalam kehidupan sehari-hari saya maknai
kita semua harus punya ikrar dan salah satunya yang kita kenal adalah Sumpah Pemuda. Jadi kita harus punya sebuah ketetapan hati . Untuk pemuda hubungannya
untuk kebangsaan, jadi kalau kita sudah tidak punya bangsa yang satu , tidak
punya bahasa yang satu , dan negara yang satu saya pikir kita sudah tidak ada
artinya”
Ferry, pengajar mata kuliah Brand and Postitioning.
“Menggunakan bahasa persatuan atau bahasa
Indonesia dengan baik dan benar dalam berkegiatan, dan juga selalu melakukan
hal-hal berguna sekaligus menaikkan martabat bangsa kita.”
Jasey Jackson,
mahasiswa Fakultas Teknik Arsitektur Universitas Tarumanagara.
“Menurut saya, dengan meningkatkan semangat
juang terutama bagi para kaum muda dari penjajahan moral yang belakangan ini
semakin marak terjadi di Indonesia. Meningkatkan semangat perjuangan terutama
dalam hal pendidikan.”
Jessika Karoline, mahasiswi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara.
“Dengan menjadikan Sumpah Pemuda itu
sebagai pedoman untuk terus turut memajukan bangsa. Karena pemuda-pemudi
seperti kita ini yang menjadi penerus bangsa.”
Julius Aditya, mahasiswa
Fakultas Teknik Elektro Universitas Tarumanagara.
“Sumpah Pemuda adalah salah satu tonggak
sejarah yang penting bagi bangsa Indonesia. Seperti yang telah kita ketahui ada
tiga butir penting Sumpah Pemuda, yaitu bertanah air satu, berbangsa satu dan
berbahasa satu. Tiga faktor ini penting bagi Negara kita.”
Hardytio, mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara
(val)
Posting Komentar