Pada Senin (9/6), sebulan menuju Pilpres 2014, debat Capres-Cawapres
pertama digelar di Balai Sarbini. Tema dari debat ini adalah Pembangunan Demokrasi, Pemerintahan yang Bersih dan Kepastian
Hukum. Debat pertama ini dimoderatori oleh Zainal Arifin Mochtar, Direktur Pusat Kajian Anti Korupsi Universitas
Gadjah Mada (UGM). Pertanyaan yang diajukan kepada para
kandidat merupakan pertanyaan dari berbagai sumber seperti kementerian,
lembaga, LSM dan individu yang diformulasikan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Debat yang terdiri dari enam sesi ini dimulai dengan pemaparan visi dan
misi yang dianggap paling utama terkait dengan tema debat. Pasangan nomor urut
1, Prabowo-Hatta menyoroti agenda implementasi demokrasi, pendidikan politik, agenda
pemberantasan korupsi, pembangunan pemerintahan yang bersih, dan kesetaraan
hukum.
“Kami, Prabowo-Hatta berkomitmen akan bekerja sekeras tenaga untuk mencapai
pemerintahan yang bersih dari korupsi dan untuk menjamin kepastian hukum bagi
seluruh rakyat Indonesia dan dengan demikian melestarikan demokrasi yang pada
ujungnya akan membawa kesejahteraan kepada rakyat Indonesia,” ujar Ketua Dewan
Pembina Partai Gerindra tersebut.
“Pemerintahan Prabowo-Hatta akan memastikan bahwa hukum akan memperlakukan
setiap warga negara secara setara di depan hukum,” tambah Hatta Rajasa.
Pasangan kedua, Jokowi-JK menyoroti agenda demokrasi dengan dialog,
pembangunan sistem pemerintahan yang bersih, rekrutmen pejabat publik yang
berorientasi kemampuan, dan kepastian hukum.
“Demokrasi menurut kami adalah mendengar suara rakyat dan melaksanakannya. Oleh
sebab itu, kenapa setiap hari kami datang ke kampung - kampung, datang ke pasar
– pasar, datang ke bantaran sungai, datang ke petani, datang ke pelelangan ikan.
Karena kami ingin mendengar suara rakyat,” ungkap mantan walikota Surakarta tersebut.
“...Institusi hukum harus kita perkuat dengan baik. KPK sebagai unsur yang
kuat menjaga negara dari korupsi harus diperkuat, jangan penyidik hanya 60 dan
sebagainya,” tegas Jusuf Kalla.(maria/willy)
Posting Komentar