Pada sesi ketiga Debat Capres 2014, setiap kandidat diberi
kesempatan menanggapi pertanyaan yang disampaikan oleh moderator. Pertanyaan
pertama menyoroti masalah kemiskinan dan pengangguran padahal anggaran yang
digelontorkan untuk menanggulanginya terbilang besar. Selain itu, setiap
kandidat diminta untuk memaparkan langkah ke depan yang akan dilakukan jika
terpilih dalam hal ketenagakerjaan dan pengupahan.
Jokowi menilai masyarakat terutama dari kalangan bawah
membutuhkan program khusus. Capres nomor urut dua ini memperkenalkan program
Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia Pintar. Selain itu, capres kelahiran
Surakarta itu menekankan pada pembangunan sistem.
“menganggarkan larinya bisa kemana-mana, tetapi kalau
sistemnya yang dibangun itu akan memberikan bahwa anggaran itu sampai kepada
masyarakat,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Jokowi menekankan pentingnya pemerataan
investasi dan pembangunan infrastruktur. Mengenai pengupahan menurutnya, sikapnya
sewaktu dia menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta sudah jelas. Dia mengklaim
bahwa dia adalah satu-satunya yang menaikan upah hingga 44% pada saat itu.
Berbeda dari itu, capres nomor urut satu, Prabowo Subianto
menekankan pembangunan pada sektor pertanian. Menurutnya, pertanian dapat
menyerap tenaga kerja yang banyak serta memberikan hasil dalam waktu yang
singkat. Capres kelahiran Jakarta itu mencontohkan bahwa setiap hektar
pertanian dapat menyerap enam tenaga kerja dari hulu ke hilir. Lebih lanjut,
dia menjanjikan dua juta hektar lahan sawah baru dan dua juta hektar untuk
bioetanol yang dibangun dari hutan yang rusak. Melalui program ini, mantan
panglima kostrad itu mengklaim dapat meningkatkan upah sekaligus mengurangi
pengangguran.
“. . . Indonesia harus meningkatkan produktivitasnya. Kita
tidak bisa hanya kerja sedikit-sedikit, kita harus berpikir besar dengan
strategi yang besar untuk kita mencapai hasil-hasil yang besar” ujarnya.(willy)
Posting Komentar