Oranye Fikom Untar Oranye Fikom Untar Author
Title: May Day: Sejarah dan Makna
Author: Oranye Fikom Untar
Rating 5 of 5 Des:
Setiap tanggal 1 Mei, seluruh dunia memperingati Hari Buruh atau sering disebut May Day. Hari tersebut adalah hari untuk memperingati betap...
Setiap tanggal 1 Mei, seluruh dunia memperingati Hari Buruh atau sering disebut May Day. Hari tersebut adalah hari untuk memperingati betapa kerasnya perjuangan kaum buruh untuk mendapakan sistem kerja seperti saat ini. Sebelumnya, kaum buruh harus menghabiskan 18-20 jam sehari untuk bekerja. May day adalah saat dimana kelas buruh berkabung, sekaligus memberi pemaknaan bahwa kelas buruhlah yang tertindas dalam sistem kapitalisme. 

Selamat Hari Buruh !
Pada tanggal 1 Mei 1886, puluhan ribu buruh di Chicago, Amerika Serikat, turun ke jalan untuk menuntut sistem kerja yang lebih manusiawi, yaitu 8 jam sehari. Namun, kelas penguasa yang tak kunjung memberikan timbal balik seperti yang diharapkan membuat aksi ini harus berlangsung selama berhari-hari, membuat 70.000 pabrik tidak beraktivitas. Hal ini akhirnya membuat kelas penguasa, melalui negara, menembaki para demonstran buruh dan menewaskan sekian banyak nyawa. 

Karl Marx
Memang pada dasarnya, negara, menurut teori Marxisme , adalah alat penindas milik kelas penguasa dan kaum kapitalis. Penetapan tanggal 1 Mei sebagai hari Buruh dilaksanakan pada Juli 1889 saat pelaksanaan kongres Internasionale kedua. Tokoh penting yang berperan dalam peristiwa ini ialah Friedrich Engels (salah satu pilar utama Marxisme, dimana beliau dan Marx bersama-sama menulis Manifesto Komunis). 

Jadi sesungguhnya, ideologis Marxisme-lah yang menjadi dasar adanya hari Buruh ini. Dalam paham Marxisme, memang kelas buruh adalah satu-satunya kelas yang bisa menumbangkan kapitalisme. Alasannya, kelas buruhlah yang berhadapan langsung dengan para kapitalis. Untuk mencapai sebuah kondisi sosialis (tanpa kelas), perlu adanya tahap kediktatoran proletariat, dimana kelas buruh (Proletar) perlu memegang tampuk kepemimpinan agar adanya kesamarataan kelas. Kelas buruh menjadi tonggak pemberontakan karena sesungguhnya tanpa adanya kelas buruh, kaum kapitalis tidak bisa berbuat apa-apa. Buruhlah yang bekerja dan berlelah-lelah, namun para kapitalis yang dengan santainya menghitung uang hasil keringat para buruh di ruangan AC yang wangi dan nyaman. Ketika buru melawan secara masif, melakukan mogok kerja, tak ada yang bisa dilakukan oleh para kapitalis itu. 

"We won't pay for their crisis!"

Di Indonesia, hari buruh telah diperingati sejak tahun 1920. Bahkan, UU Kerja No. 12 Tahun 1948, pada pasal 15 ayat 2 menyatakan “Pada hari 1 Mei buruh dibebaskan dari kewajiban kerja.” Jadi, pada masa itu hari Buruh memang sudah diperingati secara sah dan legal dan mendapat pengakuan pemerintah. 

Namun, pada masa Orde baru, May Day dilarang dan dihapuskan karena dianggap berhaluan komunis. Seperti kita ketahui bersama, di Indonesia, komunisme dianggap sebagai biang keladi atas terjadinya peristiwa berdarah 30 September 1965. Peristiwa tersebut dapat kita jumpa dalam buku-buku pelajaran sejarah di sekolah, walaupun masih menjadi kontroversi. Hal itulah yang menjadi senjata pemerintah Orde Baru untuk menjatuhkan rezim Soekarno dengan orde lamanya. Setelah reformasi 1998, buruh diizinkan kembali untuk memperingati MayDay. 

Maka, dilihat dari sejarah dan seluk-beluknya, MayDay harus dibedakan dari hari-hari lain yang diperingati dengan hedon, kegembiraan, dll. MayDay seharusnya diperingati dengan semangat juang yang tinggi, semangat juang yang solid, serta kesadaran bagi para buruh bahwa mereka tidak sendiri, namun masih ada jutaan buruh di seluruh dunia yang diinjak-injak oleh kapitalis. Mari kita maknai MayDay secara pantas seperti tujuan awalnya yakni perjuangan hak kaum buruh seluruh dunia. (Jesse)


Sumber Gambar :

About Author

Advertisement

Posting Komentar

 
Top