Oranye Fikom Untar Oranye Fikom Untar Author
Title: Selamatkan Aku
Author: Oranye Fikom Untar
Rating 5 of 5 Des:
Tiada haru menanggung pilu melihat ia terdiam sendu Kemanakah penerus budayaku? Menghilang digerus waktu dengan caci yang memburu Su...

Tiada haru menanggung pilu melihat ia terdiam sendu
Kemanakah penerus budayaku?
Menghilang digerus waktu dengan caci yang memburu
Sungguh merindu mereka yang satu
 
Hei kau, si licik kaum-kaum borjuis, enyahlah atau kubuat kau menangis
Jangan bermimpi aku kan jadi pengemis
Takkan ada lagi tangan-tangan kecil akan mengubris
Polah menantang maut dengan wajah bengis
 
Gema suara yang kini terdengar hanya milik mereka
Mereka yang hilang ditelan angkara murka
Tidak hanya munafik menguasai ia , namun juga dunia
Atau senyum dibalik angkuhnya nirwana
 
Bangkit, bangkit dan bangkit!
Ini pilihan yang mudah tetapi juga sulit
Mereka harus kobarkan semangat walau terkadang pahit
Ia harus tetap tegak berdiri walau suasana menghimpit
 
Wahai Ibu kota kesayangan kita, Jakarta
Pemudi pemuda akan terus berada di sana
Di sisi suka maupun duka serta gundah gulana
Akan terselamatkan ia yang kusebut budaya
 
Pembakar semangat akan terus melangkah maju
Malu harus mengeluh melulu
Membangkitkan kembali kearifan yang dulu
Yang terampas karena tiada rasa pedulimu
 
Semangat tidaklah cukup untuk membuat semua kembali
Membuat semua utuh perlu nyali
Jangan gentar dengan cobaan yang menyapa hari demi hari
Taklukan mereka bagai hujan mendatangkan pelangi
 
Bila semua telah siaga, cahaya kemenangan akan menyapa
Tak peduli sedang berada dimana ia
Merayakan kebangkitan rekan-rekan kearifanmu, Jakarta
Ibu kota yang dipuja juga dihina



*) Puisi ini adalah karya Putu Elmira, mahasiswi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara yang diikutsertakan dalam lomba PEKSIMIDA di Jakarta, dan berhasil meraih juara 3.

About Author

Advertisement

Posting Komentar

 
Top