Kenaikan harga daging
sapi serta bawang merah dan bawang putih menimbulkan polemik dalam negeri dan menambah panjang daftar pekerjaan rumah pemerintah. Pemerintah lagi-lagi tak belajar terhadap kasus yang sudah-sudah menimpa negeri ini, misalnya pada
kasus kenaikan kacang kedelai. Kenaikan waktu itu membuat harga bahan baku tempe dan tahu ini melambung tinggi karena sulitnya penyediaan.
Tak ayal, kuota impor pun terbatas karena didahului oleh negeri “tirai bambu”
China yang mengimpor kedelai puluhan ribu ton untuk penyediaan di
negaranya.
Seharusnya negeri kepulauan ini tak lagi hanya menunggu dan bergerak atas perintah. Melainkan, membiasakan untuk bekerja terorganisir ketika kesulitan mengimpor bahan-bahan.
Pemerintah sebaiknya melakukan inspeksi rutin ke pasar-pasar dan mengawasi
barang-barang yang kerapkali sulit didapat konsumen. Tak hanya itu, kesadaran masyarakat juga harusnya semakin
ditingkatkan bahwa tidak seharusnya kita mengandalkan produk impor selamanya, sehingga muncul persepsi kita adalah bangsa yang malas.
sumber: mizan.com |
Bukankah sebaiknya
pemerintah segera melakukan upaya penggunaan jasa
transportasi murah bekerja? Kerjasama bisa dilakukan dengan Dinas Perhubungan dan Transportasi
agar tak melulu kesulitan dalam melakukan pengiriman sapi. Kurangnya
koordinasi menjadikan tidak terlihatnya keselarasan dalam pemerintahan. Pada masyarakat, dampak kenaikkan harga pun tak lagi ditanggapi secara cepat. Itulah jadinya bila yang diperhatikan hanya kepentingan pribadi. Pemerintah berjalan sendiri, masyarakatnya PUN turut
bertindak hal yang sama. (Rza)
Posting Komentar