Oranye Fikom Untar Oranye Fikom Untar Author
Title: Siti Nurrofiqoh : Perjuangan Sang Ibu Ketua Serikat Buruh Bangkit
Author: Oranye Fikom Untar
Rating 5 of 5 Des:
Siapa sangka, di balik tubuhnya yang terbilang kecil, tersimpan keberanian besar untuk terus memperjuangkan hak-hak buruh. Siti Nurrofiqoh, ...
Siapa sangka, di balik tubuhnya yang terbilang kecil, tersimpan keberanian besar untuk terus memperjuangkan hak-hak buruh. Siti Nurrofiqoh, wanita kelahiran Magelang, Jawa Tengah, 10 Juli 1973 ini sampai harus keluar masuk pabrik karena pergerakan yang ia lakukan untuk memperjuangkan keadilan dan kebenaran. Sepuluh kali ia diterima di sebuah perusahaan, sepuluh kali ia melakukan pergerakan, dan sepuluh kali pula ia dikeluarkan dari perusahaan tersebut. Meski tidak lagi menjadi buruh pabrik, namun ia membuktikan pengabdiannya melalui pembentukan Serikat Buruh Bangkit (SBB) yang ia dirikan sejak Mei 2006 lalu. Hingga sekarang Fiqoh, begitu panggilannya, masih menjabat sebagai ketua umum SBB yang berpusat di Tangerang.

Dalam perjuangnnya ini, selain sering keluar masuk perusahaan, ia tak jarang bergonta-ganti keanggotaan serikat karena visi dan misi yang tidak sesuai dengan hati nurani dirinya. Lebih dari 8 serikat buruh pernah ia rasakan, dan menurutnya tidak ada satupun benar-benar memperjuangkan hak buruh sebagaimana mestinya. Berangkat dari kekecewaan dan kelelahan terhadap serikat-serikat buruh itulah, kemudian ia membentuk sendiri suatu serikat buruh yang ia namakan Serikat Buruh Bangkit (SBB) pada Mei 2006 di Tangerang. Serikat Buruh yang ia dirikan ini menangani masalah perburuhan untuk lingkup Jakarta-Tangerang.

Di bawah kepemimpinan Siti Nurrofiqoh, Serikat Buruh Bangkit melakukan berbagai usaha untuk memperjuangkan nasib dan hak-hak kaum buruh. Salah satunya adalah dengan pembinaan dan pendidikan. Melalui pendidikan diharapkan dapat membentuk mental dan keberanian dalam diri para buruh serta kecakapan di berbagai bidang agar mereka pada akhirnya bisa mengadvokasi diri mereka sendiri. Selain itu, SBB memiliki divisi pengembangan yang berguna dalam memperbaharui pengetahuan agar massa buruh tidak lagi jadi massa terpimpin, tapi bergerak karena pikirannya sendiri. Langkah investigasipun dikembangkan guna menyiapkan dan mengumpulkan data-data yang kuat untuk memantapkan langkah advokasi ke depannya.
Menjadi pejuang buruh, terlebih sebagai ketua umum suatu serikat buruh, tidaklah mudah. Banyak ancaman yang ditujukan padanya. Fiqoh menceritakan dalam melakukan demonstrasi di Depnaker untuk memperjuangkan hak-hak PHK, ia pernah dilempari petasan dan botol bekas minuman saat ke WC. Selain itu iapun pernah ditetapkan sebagai tersangka karena perjuangannya itu, hampir dikeroyok, bahkan hingga ancaman pembunuhan. Namun Hal-hal seperti itu tidak membuat Fiqoh menjadi gentar untuk terus memperjuangkan nasib teman-teman buruhnya. Bersembunyi dari ancaman berbagai pihak dan diusir dari Depnaker adalah hal yang biasa baginya. Prinsipnya hidupnya sangat sederhana, jika ada ketidakadilan terjadi, dan selama kita masih bisa melakukan sesuatu, berbuatlah sesuai dengan kemampuan untuk membantu mereka.

Siti Nurrofiqoh adalah sosok yang sangat dikagumi oleh rekan-rekannya di SBB. Seperti yang diutarakan oleh Maryani, Bendahara SBB yang sudah bergabung sejak SBB berdiri. ”Fiqoh itu orangnya demokrat, tidak pernah membatasi anggotanya untuk belajar. Saya masuk ke Bangkit karena melihat serikat ini benar-benar memperjuangkan hak buruh, tidak seperti serikat lain yang dulu saya ikuti.” tuturnya menjelaskan sosok Fiqoh.

Di bawah pimpinan seorang Siti Nurrofiqoh, biarpun kondisi kepengurusan terbatas tetapi diakui rekan-rekannya tidak ada kesulitan yang berarti, karena semuanya dilakukan demi kepentingan bersama. Sosoknya yang selalu mengayomi dan tidak setengah-setengah dalam berbagi ilmu menjadikan anggota-anggota di dalamnya pun menjadi loyal terhadap organisasi. Terlebih lagi perjuangan-perjuangan yang terus dilakukan telah membuahkan hasil. Setiap masalah sudah bisa diatasi. Pelanggaran-pelanggaran yang terjadi sudah bisa dipertanggungjawabkan sesuai dengan undang-undang. Tentang lembur, hak cuti, dan dispensasi lainnya sudah bisa diperjuangkan walau tak jarang pemilik perusahaan tidak suka dengan SBB. ”Buatku digeret-geret polisi, ditangkap polisi pernah. Hal-hal premanisme juga pernah. Tapi ya gak masalah. Entah sampai kapan, karena soal hari ini aku selamat atau tidak tergantung dari Tuhan,” ucap Fiqoh.

Oleh : Florensia Ranny - 915080077

About Author

Advertisement

Posting Komentar

 
Top