Tanggal 31 Oktober dikenal sebagai hari perayaan Halloween. Walau di Indonesia perayaannya tidak terlalu meriah, tapi sudah banyak orang mengenal hari tersebut. Halloween memiliki asal kata yaitu All Hallow’s Eve. Pada perayaan tersebut, anak-anak mengenakan kostum yang menyeramkan atau unik dan mengatakan “trick or treat”. Coba kita simak versi perayaan halloween di berbagai negara.
Inggris
Halloween beberapa waktu silam dikenal sebagai malam untuk membuat kerusakan. Pada malam itu, orang-orang akan melepas pintu dari engselnya. Halloween dijuluki sebagai Nutcracker Night atau Snap Apple Night. Keluarga akan duduk melingkari perapian besar memanggang kacang dan makan apel, bercerita serta bermain.
Di jaman yang lebih modern, anak-anak membuat "punkies" dari bit, yaitu semacam lobak yang besar. Lobak tersebut diyakini merupakan pos penjaga yang melindungi rumah dari roh-roh. Mereka mengukir bit tersebut, kemudian membawanya melalui jalan-jalan dan menyanyikan Lagu Malam Punkie. Anak-anak dengan kostum menyeramkan mendatangi tetangga. Mereka mengetuk pintu dan meminta permen.
Ada juga tradisi soul cake (kue jiwa), yakni anak-anak meminta uang dari pintu ke pintu untuk diberikan kepada orang miskin dan kue jiwa untuk diri mereka sendiri. Untuk setiap kue yang diterima, anak-anak akan berdoa bagi jiwa-jiwa orang mati.
Cina
Di Cina, festival Halloween dikenal sebagai Teng Chieh di mana persembahan makanan minuman disuguhkan di depan foto anggota keluarga yang sudah meninggal.Festival Halloween lain disebut Pesta Hantu Lapar. Jiwa orang mati berkeliaran di dunia mencari kasih sayang serta perhatian terutama mereka yang meninggal secara tidak wajar dan yang tidak dimakamkan dengan layak. Beberapa orang membakar uang mainan serta memberi persembahan makanan. Hal ini dilakukan agar roh merasa nyaman.
Spanyol
Di Spanyol juga ada kue khusus, tetapi dengan nama yang berbeda yang dikenal sebagai Bones of the Holy (Tulang Suci) yang dimakan pada hari Halloween.
Tanggal 1 November telah menjadi hari libur umum. Orang Katolik menghadiri ibadah gereja untuk menghormati orang kudus, serta yang telah meninggal untuk iman Katolik. Mereka mengunjungi makam kerabat, membawa karangan bunga atau menaburi air suci.
Jepang
Makanan serta minuman, diletakkan di depan foto orang yang sudah meninggal. Kemudian lentera di angkat dan kemudian dibiarkan mengapung di sungai. Maksudnya agar lentera menerangi jalan orang yang sudah meninggal kembali ke dunia. Hal ini dilakukan dalam festival Obon, festifal mengenang orang yang sudah meninggal. (Susian Ang Jaya-Oranye-Fikom Untar)
Posting Komentar