Oranye Fikom Untar Oranye Fikom Untar Author
Title: Politik, Komunikasi, dan Pembangunan
Author: Oranye Fikom Untar
Rating 5 of 5 Des:
Apa sebenarnya komunikasi politik? Unsur komunikasi adalah komunikator (sumber pesan), pesan, meda, komunikan (penerima pesan), dan efek. Un...
Apa sebenarnya komunikasi politik? Unsur komunikasi adalah komunikator (sumber pesan), pesan, meda, komunikan (penerima pesan), dan efek. Untuk mendefinisikan komunikasi politik sebenarnya cukup menambahkan konten politik dalam pesan dalam komunikasinya, sehingga munculah komunikator politik dan komunikan politik.

Komunikator dimengerti sebagai pihak yang memprakarsai tindakan komunikasi.  Dengan demikian, ada anggapan komunikator adalah sentra terwujudnya komunikasi. Munculah definisi bahwa komunikasi adalah proses penyampain pesan oleh komunikator kepada komunikan. Lalu, siapa komunikator politik? Penyampaian pesan dalam komunikasi politik bisa dilakukan oleh individu maupun kolektif. Pesan mungkin saja disampaikan oleh elite atau massa. Perbedaan keduanya ditentukan oleh  kedudukan (status) dan peran seseorang dalam kehidupan masyarakat. Kedudukan di sini menunjukkan tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial (biasa dibedakan antara ascribed status dan achieved status). Peran merupakan aspek dinamis status, ia menunjukkan apa yang dilakukan (sesuai hak & kewajiban) individu dalam masyarakat.

Siapa komunikan politik? Baik sumber maupun penerima pesan dalam komunikasi politik tidak selalu pejabat atau bagian dari struktur formal politik suatu negara. Demikian pula, peran yang dimainkan para pelaku politik dapat berubah (sesuai situasi) dari komunikator menjadi komunikan atau sebaliknya.
“Posisi komunikator dapat berganti menjadi komunikan politik!” tegas Eko H.S.
“Lihat saja, kasus century yang sempat hangat dibicarakan… Coba perhatikan, semakin tidak jelas siapa yang menjadi komunikator, siapa yang menjadi komunikan!”

Bagaimana membedakan komunikasi  politik dengan komunikasi lain yang berdasarkan pesannya? Secara sederhana, komunikasi politik penuh dengan nuansa pengaruh, kepentingan, dan kekuasaan. Politik umumnya merupakan arena kontestasi gagasan, di dalamnya orang berusaha untuk memperoleh kekuasaan demi mewujudkan tujuan tertentu (bisa personal, bisa juga untuk kemanfaatan bersama). Langkah untuk melontarkan suatu gagasan politik dan respons publik terhadapnya merupakan bagian dari komunikasi politik. Individu melakukan pengamatan, menginterpretasikan, menyusun makna, dan kemudian bertindak berdasarkan proses tersebut.
Biasanya, hal ini membelah publik ke dalam pihak yang pro dan kontra. Perbedaan pandangan dan kepentingan semacam ini berpotensi melahirkan konflik. Di sinilah politik yang beradab idealnya muncul sebagai proses untuk mencari jalan keluar (resolusi konflik).
Dalam konflik kepentingan, makna perselisihan diturunkan melalui komunikasi. Bagaimana seseorang mengatur perbuatannya dalam kondisi konflik adalah salah satu bentuk konsekuensi dari komunikasi politik.

Apa tujuan komunikasi politik. Menyebarkan pengaruh dan memperoleh dukungan sebanyak-banyaknya (mungkin) adalah tujuan dari komunikasi politik. Pengaruh dan dukungan ini lah dijadikan bahan baku untuk menciptakan serta mempertahankan kekuasaan. Lalu, komunikasi politik bagian ini bisa dilakukan dengan persuasi, represi, propaganda, dan retorika. Contohnya iklan politik dan kampanye, tentu sering kita temui terutama saat Pemilu.

Dalam kaitan pembangunan, kita melihat komunikasi politik tercipta berdasarkan pengaruh, kepentingan, dan kekuasaan. Rezim Soeharto menyuarakan pembangunan dilakukan Soeharto dengan berbagai latar kepentingan serta menunjang kekuasaannya. Lihat pula, meleburnya budaya popular dan budaya massa dengan kehidupan masyarakat saat ini, bukankah sarat dengan unsur pengaruh serta kepentingan? Bisa saja masuknya budaya luar melalui media dilatarbelakangi nuansa politik seperti yang disebut sebelumnya!

About Author

Advertisement

Posting Komentar

 
Top